Yakobus 3:1-12
Siapa tidak bersalah dalam perkataannya,
ia orang yang sempurna,
yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
(Yakobus 3:2)
Charles Spurgeon dan istrinya suatu saat menjual telur ayam peliharaan mereka. Mereka benar-benar menjualnya, tidak memberikan secara cuma-cuma, bahkan kepada saudara atau kerabat dekat. Beberapa orang menganggap mereka pelit.
Suami-istri itu membiarkan saja berita itu beredar tanpa berusaha membela diri. Akhirnya, terkuaklah apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata hasil penjualan telur itu digunakan Spurgeon dan istrinya untuk menyokong hidup dua janda lanjut usia. Mereka bersepakat untuk menolong tanpa diketahui orang lain.
Kita hidup di tengah dunia yang begitu mudah membicarakan masalah dan keburukan orang lain. Lihat saja tayangan televisi atau ambillah lembaran koran, kita akan mendapati banyak liputan gosip tak sedap.
Tanpa sadar kita jadi mulai terbiasa dan ikut terseret dalam arus kebiasaan itu. Betapa sering kita menilai seseorang sebatas apa yang kita lihat dan kita ketahui. Alih-alih mencari fakta yang sebenarnya, mendoakan, dan menjaga nama baik orang itu, kita cenderung mempergunjingkannya.
Kitab Suci mengajarkan pentingnya mengendalikan lidah.
Salah satu caranya dengan tidak menyebarluaskan atau membicarakan masalah seseorang pada orang lain yang tak perlu mengetahuinya.
Jika saudara kita berbuat salah, kita diminta untuk menegurnya dengan kasih, bukan mempergunjingkannya. Nah, sebagai anak Allah, kita sepatutnya belajar menggunakan lidah untuk mengasihi, bukan untuk menyakiti satu sama lain.
LIDAH YANG TAK TERKENDALI MENDATANGKAN KEMATIAN.
LIDAH YANG TERKENDALI MEMBUAHKAN KEHIDUPAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar