Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 05 Februari 2022

Menjadi Saudara Bagi Sesama


Hos. 11:1,3-4,8c-9
Mat. 10:7-15

Kalau kita sedikit meluangkan waktu dari rutinitas harian kita dan pergi ke tempat-tempat umum, lalu coba mengamati orang-orang di situ, tentu kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak tipe menusia dengan beragam pula perilaku yang ditampilkan. 

Di sana mungkin kita akan jumpai orang yang terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya, ada yang mungkin duduk santai sambil tertawa-ria bersama rekan-rekannya, ada yang mungkin memberi salam kepada kita, atau menoleh sebentar lalu pergi dan lain sebagainya. 

Di tengah situasi seperti itu dapat juga kita jumpai beberapa jenis orang yang mungkin butuh uluran tangan kasih kita. Mereka mungkin adalah orang-orang yang terpinggirkan, mungkin juga orang-orang miskin, atau mungkin juga orang-orang yang kehilangan kasih sayang. Kenyataan seperti ini, sesungguhnya mengambarkan potret kehidupan kita sebagai manusia. 


Terkadang dengan banyak kesibukan, kita bisa saja mengabaikan atau melupakan mereka yang ada di samping kita.

Sabda Tuhan mengajak kita untuk peduli pada sesama. 

Yesus mengajak kita untuk peka terhadap sesama sebab kita perlu sadar bahwa apa yang telah kita peroleh dengan cuma-cuma hendaknya kita berikan juga dengan cuma-cuma. Yesus ingin menasihati kita bahwa jika kita berada di dalam kesulitan saat kita pergi dalam nama Dia, kita tidak perlu cemas. 

Yesus mau kita tahu bahwa sebagai anak-anaknya, Ia menyertai kita dalam tugas kerasulan ini. Sesungguhnya dunia sekitar kita membutuhkan uluran tangan kasih dan yang perlu kita buat ialah berusaha keluar dari rumah kita masing-masing dan saling menyapa sebagai saudara.


Apa yang kita peroleh di dunia entah itu kekayaan, nama dan kuasa seringkali membawa kita pada sikap saling membandingkan satu sama lain. 

Yesus mengingatkan kita untuk mawas diri bahwa terkadang dengan posisi yang kita duduki bisa saja timbul kecemasan di dalam hidup kita. Yesus ingin agar dengan apa yang kita peroleh, kita syukuri sebagai rahmat yang memampukan kita untuk hidup sederhana dan saling mengasihi sebagai saudara. Sudah sejauh mana kita hidup sebagai saudara bagi mereka yang lain?


DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, berilah kami rahmat kebijaksaan dalam hidup harian kami sehingga apa yang kami perbuat berkenan bagi diri, sesama dan kepada-Mu. Amin.

Saat HUT Gereja St Paulus

Teladan St Paulus


1. Ajaran.
Setiap orang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah murid Kristus. Setiap murid Kristus harus menerima ajaran kebenaran yang diajarkan Sang Guru, dan wajib membagikan ajaran itu kepada orang lain. Karena itu kita dituntutuntuk mengerti Firman Tuhan sehingga kita cakap mengajarkan kebenaran kepada orang yang belum mengerti.untuk itu kita harus terleih dahulu mengerti mengenai Firman Tuhan, dengan jalan membaca Firman Tuhan secara rutin, bacalah buku-buku rohani, atau ikut dalam kelas-kelas pengajaran yang ada di gereja kita seperti Pa atau Famili Altar, dan lain sebagainya.

2. Cara Hidup.
Paulus hidup dengan menjaga citra dirinya sehingga tidak menjadi batu sandungan, dan ini diikuti oleh Timotius. Sekalipun Tiomtius muda tetapi cara hidupnya membuat ia dipercaya oleh domba gembalaanynya. Bagaimana cara hidup kita, apakah tutur kata kita sudah tetap terjaga dan membangun? Apakah cara berpakaian kita sopan dan rapi? Apakah cara pengelolaan keuangan kita sudah sehat dan atau kita punya banyak hutang yang tak bisa dibayar? Dunia memperhatikan cara hidup kita, karena tiu jadilah terang.

3. Pendirian
Pendirian Paulus sangatlah teguh, ia tetap melangkah memberitakan Injil Yesus Kristus meskipun banyak perkara yang berusaha menghambat langkahnya. Pendirian kita yang teguh juga akan membuat kita mempertahankan misi yang Tuhan percayakan kepada kita.

4. Iman
Iman Paulus tidak dapat digoyahkan oleh manusia atau keadaan apapun, karena dia mengenal Allah yang dipercayainya. Allah menjaga iman dan masa depan yang kita taruhkan di tanganNYA, oleh karena itu tambatkanlah iman percaya kita kepadaNya, bukan kepada yang lain, dukun, kedudukan, kekayaan, dan lain sebagainya.

5. Kesabaran
Kata yunani yang lazim dipakai di sini adalah makrothumia yang berarti sabar terhadap orang-orang. Seorang Kristen yang lebih dewasa harus sabar mendidik adik-adik rohaninya. Adakah kita sabar mendidik jiwa baru yang jatuh ke dalam dosa?


Percaya
Aku
Utusan
Luruskan
Umat
Selamat
S




Bersaksi tentang Yesus

Pada masa kini kekuatan utama dalam menjual suatu produk adalah promosi. – mempropagandakan atau mem-perkenalkan produk yang mau dijual. di mana-mana kita dapat melihat papan-papan reklame. Belum lagi, teve, radio, surat kabar, majalah juga diisi dengan iklan-iklan yang memperkenalkan berbagai produk, dari sabun mandi, shampo, kecap, deterjen, sepeda motor dsb. Seringkali suatu produk yang kurang baik dapat laku terjual, bila dipromosikan dengan baik


Tetapi sarana promosi terbaik bukanlah melalui iklan di teve, radio atau papan reklame. Sarana promosi terbaik ternyata adalah melalui promosi dari mulut ke mulut. Perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali pilihan kita membeli suatu barang, ditentukan oleh promosi dari tetangga, teman se kantor, keluarga dsb. 

Ketika pertama kali masuk kota, saya diberi tahu, “di alun-alun ada sate kambing, es campur paling enak”; masuk kota yang berbeda sama, “belanja di situ – murah” “Lho, jangan beli merk itu, kurang bagus, aku biasa pakai ini dan itu." 

Kesaksian adalah promosi terbaik.


Sekarang, apa anda pernah bersaksi tentang Yesus Kristus kepada orang lain? 

Di gereja, dalam komunitas kaum muda misalnya atau di wilayah ada kesempatan untuk bersaksi. Tetapi biasanya kesempatan bersaksi jadi saat teduh – sirep, gak ada yang bersaksi. Atau kalau ada yang bersaksi ya orang-orang itu saja yang bersaksi. Mengapa bisa begitu? Karena kadangkala orang malu atau takut untuk bersaksi. 

Padahal bersaksi = panggilan hidup orang percaya.

Kita malu atau takut bersaksi, karena kita salah mengerti tentang bersaksi. Bagi banyak orang katolik: bersaksi adalah berkotbah tentang Yesus, mengutip ayat-ayat Alkitab, menceritakan pengalaman-pengalaman yang ajaib, mujizat pertolongan Tuhan. Karenanya kita takut bersaksi, kita bungkam, “aku gak pandai bicara”; tidak tahu banyak mengenai Alkitab, karena merasa tidak punya sesuatu yang ajaib untuk disaksikan.

Sedangkan untuk bersaksi tidak perlu hafal ayat-ayat Alkitab, bagikan hukum rohani atau mengalami hal-hal yang luar biasa terlebih dahulu. Karena bersaksi = mem-perkenalkan Tuhan Yesus.

Tuhan berfirman, kamu akan menjadi saksiKU – saksikan Yesus. 


Matias dipilih menggantikan kedudukan Yudas menjadi rasul supaya ia menjadi saksi dengan para rasul lainnya tentang Yesus yang bangkit. (Kis.Ras.1:22). Itulah bersaksi, sederhananya: beritahu orang lain tentang Yesus; bahwa ada seorang “Juruselamat yang hidup”.

Oleh karenanya, bersaksi tak perlu menunggu sampai mengalami hal-hal yang besar dan luar biasa. Kita bisa bersaksi tentang hal-hal yang sederhana yang kita alami. mis. coba anda renungkan pertanyaan saya ini “apakah anda yakin bahwa anda dipelihara oleh Tuhan? 

Dalam hal apa? Bagaimana caranya?”. mis. seorang ibu cari nafkah dengan jualan rujak tolak bantuan, beri pada yang lainnya yang lebih butuh. 

Alasan,”berkat Tuhan gak kurang-kurang”. Hidup ibu yang tenang = kesaksian bagi tetangga-tetangganya

Menggunakan Media Sosial sarana mewartakan Kasih Allah.

Perjumpaan Lewi dengan Yesus, mengubah seluruh jalan hidupnya. Panggilan Yesus membuatnya berani menginggalkan profesinya sebagai seorang pemungut cukai, dana menjalani hidup baru sebagai rasul Kristus dan penulis Injil.


Yesus datang bagi semua orang. Ia tidak pilih kasih, orang berhak memperoleh keselamatan daripaadaNya. Maka sebagai muridNya, kita dipanggil untuk meneladani sikap hidupNya.

Sadari bahwa kita adalah orang berdosa dan tidak layak untuk masuk ke dalam surga. Namun berkat pengurbanNya, relasi kita dengan Allah dipulihkan bahkan kita diangkat menjadi anak-anak Allah melalui sakramen Baptis,

Maka ungkapkan rasa syukur dan terima kasih dengan mewartakan kasih allah kepada siapa saja tanpa memandang perbedaan, termasuk juga kepada orang yang membenci dan memusuhi kita. jalankan tugas perutusan dengan tulus, sukapa cita dan penuh kasih.

Saat ini, mewartakan kasih Allah alangkah lebih mudah. Menggunakan sarana prasarana yang ada terutama sekarang era digital. Bagaimana kita menggunakan media sosial kita. Tidak hanya untuk berjualan atau "pamer" yang kita makan, apa yang terjadi pada kita.

Media sosial, kita gunakan untuk mewartakan kasih Allah yang begitu besar dan diluar batas pemikiran manusia. Banyak cara bisa gunakan misalnya status WA, bagaimana kasih Allah itu nyata kita alami dan kita bersaksi.