Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 29 Oktober 2022

Bijaksana

Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, `Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?` (Mat 22:18)

Yes 45:1.4-6; Mzm 96:1.3-5.7-10; 1Tes 1:1-5; Mat 22:15-21

Orang-orang Farisi mengetahui kalau Yesus adalah orang yang jujur dan tidak mencari muka. 

Mereka bersekongkol ingin menjebak Yesus. Pikiran mereka dipenuhi iri hati dan kebencian kepada Yesus. Pikiran negatif telah memenuhi diri mereka, bahkan telah mengambil suara hati mereka untuk memiliki niat jahat. 

Sebaliknya, Yesus menguasai hati-Nya dengan tenang dan damai, sehingga bertanya menyelidik, `Mengapa kamu mencobai Aku?` Keadaan ini tampak bahwa seringkali manusia ingin menjatuhkan sesamanya dengan segala cara, asalkan orang lain dapat dicelakakan demi tujuan tertentu.

Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa sikap batin adalah sesuatu yang sangat penting. 

Ketika menghadapi serangan berupa jebakan pertanyaan dari orang-orang Farisi, Yesus dapat berpikir dan bertindak dengan cermat. 

Dia tidak ingin menyakiti hati kedua pihak yang sedang berseteru, sehingga tidak sampai menimbulkan perseteruan yang hebat. Teladan Yesus ini mengajak kita untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang bijaksana.

Setiap prilaku dan ungkapan kita jangan sampai merugikan orang lain maupun diri kita sendiri. 

Bila kita dapat berpikir dengan bijaksana, maka jebakan dari orang yang berniat jahat pada diri kita pun dapat terhindarkan.

YESUS BERDOA


[...] pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul (Luk 6:12-13)
Ef 2:19-22; Mzm 19:2-5; Luk 6:12-19
---o---

Memilih dua belas rasul yang akan menjadi tonggak-tonggak utama bangunan Gereja-Nya adalah salah satu momen penting Yesus. Apa yang Dia lakukan sebelum itu? Pergi ke bukit dan berdoa semalam-malaman kepada Allah! Yesus, Putra Allah sendiri, masih merasa sangat perlu berdoa! Ia berdoa senantiasa, dan secara khusus sebelum saat-saat penting hidup-Nya.

Salah satu buah doa adalah kejernihan hati dan pikiran untuk mengenali kehendak Allah, termasuk dalam mengambil keputusan, menentukan pilihan, dan lain-lain. Sayang, banyak orang yang dengan berbagai dalih merasa tidak perlu berdoa. Semua keputusan diambil mengandalkan otaknya semata-mata.

Lalu, mengapa di antara dua belas rasul ada Yudas yang kemudian mengkhianati Yesus? Bukankah Yesus sudah berdoa sebelum memilih mereka? Kita salah kalau mengira bahwa setelah berdoa maka semuanya pasti tanpa hambatan. Salah satu sebabnya adalah jika sesuatu adalah kehendak dan karya Tuhan, apalagi karya yang besar, maka Si Jahat tidak tinggal diam. Oleh karena itu, kita perlu berdoa setiap saat, karena doa memberi kita kekuatan untuk menjalankan kehendak Tuhan dan menghadapi setiap hambatan.

Kekuatan DOA

`Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu` (Luk 11:9)

Gal 3:1-5; MT Luk 1:69-75; Luk 11:5-13


Tuhan Yesus memberi teladan dan mengajarkan kita bagaimana cara berdoa. Dia juga menunjukan kepada kita `kekuatan doa`.

Menarik untuk direnungkan bahwa Tuhan Yesus menerangkan, bagaimana seharusnya kita berdoa, dengan memberi perbandingan hubungan persahabatan. 

Tuhan selalu ada untuk kita, Dia dapat didekati kapan saja dan dimana saja.

Dewasa ini konsep tentang doa telah menjadi sesuatu yang bersifat monolog, dalam arti manusia menyampaikan permohonannya lalu meminta kepada Tuhan agar memberikan apa yang dibutuhkan. 

Manusia yang berbicara, sementara Tuhan yang mendengarkan. 

Dalam arti yang sebenarnya, doa tak lain adalah komunikasi antara manusia dengan Allah, dan sebaliknya. 

Maka, dalam doa kita perlu ada waktu untuk mendengarkan Tuhan yang berbicara kepada kita. Doa harus menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Dalam doa dibutuhkan sikap keterbukaan, ketekunan, tanpa kenal lelah atau putus asa dan berharap pada belaskasih Allah. 

St. Teresa dari Avila menggambarkan bahwa doa tak lain daripada percakapan penuh iman dan berulang-ulang dengan seorang Sahabat yang kita tahu mencintai kita.