selamat pagi, salam damai dalam kasih Kristus, Berkah Dalem.
Sutresno Budoyo untuk beberapa menit kedepan akan saya temani untuk berbagi permenungan tentang perutusan kita sebagai murid Kristus dengan mendalami dan merenungkan tema "Allah Sumber Keadilan" bersama SAYA ROGATIANUS SLAMET WIDIANTONO, Penyuluh Agama Katolik BANTUL. Hal ini juga sejalan dengan Bulan Kitab Suci Nasional, September tahun 2024 ini.
Sebelumnya, mari kita tengok kebelakang awal bulan september ini.
Yah, awal bulan September ini, kita terlebih Bangsa atau Negara Indonesia tercinta ini kedatangan Bapa Sri Paus Fransiskus I dengan kunjungan apostoliknya dengan mengambil tema Faith, Fraternity, Compasion. Paus yang ketiga yang pernah singgah di Indonesia setelah sebelumnya pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II dan merayakan Ekaristi bersama di Lapangan Udara Adi Sucipto Yogyakarta.
Tentu banyak hal yang menarik yang terjadi dan amat mengesankan. Begitu pula peristiwa kehadiran Paus disetiap negera.
Nah ada satu hal yang akan saya akan sampaikan berkaitan dengan apa yang disampaikan Paus, terutama oleh Paus Yohanes Paulus II.
Para pendengar dan sahabat BATIK (BABAGAN NITI KABECIKAN) yang terkasih,
Paus Yohanes Paulus II pernah berkata “Jika kalian menginginkan kedamaian, perjuangkanlah keadilan, jika kamu menginginkan keadilan, belalah kehidupan, jika kamu menginginkan kehidupan, peganglah kebenaran.”
Perkataan Paus Yohanes Paulus II beberapa tahun silam ini kiranya tetap dan akan masih tetap relevan dengan dunia sekarang yang masih jauh sebuah dunia yang ideal, dunia yang berkeadilan dan berkedamaian.
Secara global, kita membaca dan menyaksikan dalam media massa sejumlah peperangan yang berkecamuk di tahun 2024 ini, seperti pertempuran Hamas (Palestina) melawan Israel, konflik antara para bajak laut dari Yaman dengan sejumlah kapal dagang di Laut Merah, pertempuran di Sudan dan Kongo yang tidak pernah berakhir, peperangan antara Rusia dan Ukraina, pertempuran antara pemerintah dan rakyat di Myanmar, dan masih banyak peperangan dalam skala kecil.
Apa penyebab dari semua peperangan itu? Mengapa terjadi?
Salah satu penyebab lahirnya peperangan ini adalah masalah ketidakdilan.
yah, ketidakadilan sering menjadi akar dari permasalahan konflik yang terjadi
Dalam skala nasional, tahun 2024 adalah tahun politik untuk Republik Indonesia. Sebab, pemilihan umum presiden dan legislatif tentu akan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat. Syukurlah bahwa sampai sekarang tidak terjadi konflik kekerasaan di antara para pendukung calon
pemimpin negara.
Dalam skala nasional, tahun 2024 adalah tahun politik untuk Republik Indonesia. Sebab, pemilihan umum presiden dan legislatif tentu akan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat. Syukurlah bahwa sampai sekarang tidak terjadi konflik kekerasaan di antara para pendukung calon
pemimpin negara.
Kita berharap, para pemimpin negara yang terpilih mampu menegakkan keadilan dan menjaga kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.
Segala macam problem di dunia ini, tidak terbatas pada perang dan konflik politis, pastinya membuat kita bertanya dan berpikir, “Sebenarnya ada apa dengan semuanya ini?”
Segala macam problem di dunia ini, tidak terbatas pada perang dan konflik politis, pastinya membuat kita bertanya dan berpikir, “Sebenarnya ada apa dengan semuanya ini?”
Sebagai umat beriman yang percaya kepada Allah, kita akan bertanya, “Mengapa Allah tidak campur tangan terhadap segala macam peristiwa ini supaya tercipta dunia yang damai?”
Tentu saja, kita tidak akan menemukan jawaban yang pasti. Mungkin hanya bisa menduga dan menafsirkan dari peristiwa tersebut. Namun, yang pasti, kita akan merefleksikan dan belajar dari berbagai peristiwa tersebut dan memetik buah refleksi dan pembelajaran itu untuk perkembangan dan kematangan rohani kita.
Para pendengar dan sahabat BATIK (BABAGAN NITI KABECIKAN) yang terkasih,
Sebagai orang Kristiani, Kitab Suci, yang diyakini sebagai Sabda Allah, adalah salah satu instrumen yang membantu kita untuk menjawab pertanyaan esensial tentang problematika dalam kehidupan manusia di dunia.
Para pendengar dan sahabat BATIK (BABAGAN NITI KABECIKAN) yang terkasih,
Sebagai orang Kristiani, Kitab Suci, yang diyakini sebagai Sabda Allah, adalah salah satu instrumen yang membantu kita untuk menjawab pertanyaan esensial tentang problematika dalam kehidupan manusia di dunia.
Untuk itu, Lembaga Biblika Indonesia dalam kerjasama dengan seluruh Komisi Kitab Suci di semua keuskupan di Indonesia, mengajak para umat Katolik untuk meluangkan waktu agar semakin mengenal Allah melalui Sabda-Nya dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) pada bulan September 2024. Dalam BKSN 2024, kita akan diajak untuk mengenal Allah dan kehendak-Nya dalam nubuat nabi Nahum dan Habakuk dalam kitab mereka.
Tema nasional BKSN 2024 ini adalah “Allah, Sumber Keadilan.”
Tema nasional BKSN 2024 ini adalah “Allah, Sumber Keadilan.”
Tema ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tema BKSN dua tahun sebelumnya, yaitu Allah, sumber harapan hidup baru (2022, belajar dari nabi Amos dan Hosea); Allah sumber Kasih dan Keselamatan (2023, belajar dari nabi Yunus dan Yoel).
Ayat emas dalam BKSN 2024 ini diambil dari petikan nubuat nabi Nahum: “TUHAN itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan (Nah. 1:7)”
Dengan mengangkat tema “Allah, Sumber Keadilan”, kita diajak untuk menyadari kehadiran Allah yang selalu bertindak adil dengan cara-Nya dalam kehidupan manusia dan segala peristiwa yang terjadi.
Dengan mengangkat tema “Allah, Sumber Keadilan”, kita diajak untuk menyadari kehadiran Allah yang selalu bertindak adil dengan cara-Nya dalam kehidupan manusia dan segala peristiwa yang terjadi.
Selain itu, kita juga diajak untuk melihat salah satu sifat Allah yaitu Maha-Adil bagi ciptaan-Nya.
Tema tentang keadilan ini juga merupakan salah satu tema yang diangkat oleh Nabi Nahum dan Nabi Habakuk pada zamannya. Kedua nabi ini hadir dalam kondisi masyarakat Israel yang sedang mengalami penderitaan dan menantikan keadilan Allah.
Dalam kitabnya, saat menggambarkan penghakiman Allah atas Niniwe, Nabi Nahum melihat penderitaan dalam bentuk malapetaka sebagai ajakan untuk mengembangkan sikap beriman ketika harus berhadapan dengan segala pembusukan dalam masyarakat.
Dalam kitabnya, saat menggambarkan penghakiman Allah atas Niniwe, Nabi Nahum melihat penderitaan dalam bentuk malapetaka sebagai ajakan untuk mengembangkan sikap beriman ketika harus berhadapan dengan segala pembusukan dalam masyarakat.
Salah satu topik yang diangkat dalam Kitab Nahum adalah kebesaran dan kedaulatan Yahweh, Allah Israel, sebagai pembela dan pembalas orang-orang yang lemah dan tertindas sebab Allah selalu bersikap lemah lembut dan baik terhadap mereka.
Sementara itu, dalam nubuatnya, Habakuk menyatakan bahwa Allah menegakkan keadilan jika orang beriman sanggup menunjukkan kredibilitas, keadilan, ketegasan, dan kesetiaan dalam menjalankan kehendak Allah.
Dengan mempelajari nubuat kedua nabi ini tentang keadilan Allah, kita diundang untuk membangun sikap iman yang tepat ketika berhadapan dengan kondisi negatif dalam masyarakat yang tidak berkeadilan.
Sikap iman ini pula kiranya dapat membantu umat beriman untuk memahami Allah sebagai sumber
keadilan, terutama di saat-saat mengalami penderitaan.
Para pendengar dan sahabat BATIK (BABAGAN NITI KABECIKAN) yang terkasih,
Dalam kitab suci, Allah menyatakan diri sebagai Allah yang adil. Keadilan Allah itu nyata dalam segala perbuatan hukum bahkan penghukumannya.
Namun ketika penulis Kitab Suci berbicara tentang keadilan, mereka sering menyandingkannya dengan kasih setia-Nya, sehingga dapat dilihat bagaimana keadaan Allah selalu berdampingan dengan kasih karunia dan rahmat-Nya yang kekal bagi manusia.
Keadilannya bukan didasarkan pada tekanan massa apalagi subjektivitas dan emosi sesaat. Dia berlaku adil kepada ciptaannya. Hukuman bagi manusia yang berdosa merupakan ekspresi keadilan Allah atas ciptaannya.
Namun kemudian sebagaimana dikemukakan Kitab Suci, Allah sendiri menyediakan satu jalan bagi keadilannya dibuatkan secara sempurna supaya Manusia yang berdosa dapat diselamatkan yaitu jalan kasih
Pertemuan antara kasih dan keadilan Allah yang paling nyata dijumpai dalam peristiwa salib
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi Jalan perdamaian karena iman dalam darahnya.
Hal ini dibuatnya untuk menunjukkan keadilannya karena ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabarannya.
Maksudnya ialah untuk menunjukkan keadilannya pada masa ini supaya nyata bahwa ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Itulah sebabnya keselamatan tersedia dan dapat diterima oleh mereka yang percaya kepada kalian Kristus di kayu salib.
Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar supaya ia membawa kita kepada Allah. Dengan demikian, bagi orang percaya, keadilan tidak boleh dilepaskan dari belas kasihan dan kasih.
Sebuah permenungan untuk kita sutresno budaya
Rasanya banyak dari kita yang pernah diperlakukan dengan tida adil. Niat baik kita dimanfaatkan, kite menerima perudungan, atau hak-hak kita diinjak-injak oleh pihak yang berkuasa.
Ada banyak kasus lain yang barangkali lebih sulit dan kompleks.
Kita berdoa meminta Tuhan menolong kita dalam situasi tidak adil tersebut. Kita terus memohon, tetapi terkadang tida ada jawaban.
Allah seolah lebih peduli kepada orang yang menyakiti kita ketimbang kita sebagai anak-anakNya. jika demikian apa yang mesti kita lakukan.
Tidak ada jawaban mudah untuk pertanyaan ini.
Kita semua merasa berhak diperlakukan dengan adil. Hanya saja, keadilan yang mutlak hanya ada pada Allah.
Tidak seorangpun yang memahami bagaimana keadilan Alllah beerja dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa.
Alih-alih berharap keadilan ditegakkan sepenuhnya, kita didorong allah untuk melakukan apa yag dapat kita lakukan. menunjukkan asih, belas asihan , dan esabaran kepada merea yang berbuat jahat atau memperlakukan ita dengan tida adil.
Dengan ini, kita meneladani Tuhan Yesus saat Dia disalibkan oleh mereka yang bahkan tidak mampu memperlihatkan kesalahan apapun yang membuatNya pantas dihukum mati. Kepada Bapa Yesus berdoa memohon pengampunan atas mereka. (Luk 23:34)
Itulah yang Allah inginkan saat kita mengalami ketidakadilan. membalas kejahatan dngan kejahatan tidak serta merta akan mewujudan keadilan. Hanya kasih yang mampu.
Ungkapan ini bisa menjadi peneguhan kita, Gelap takan mengusir gelap, hanya cahaya bisa melakuannya. Kebencian takan mengusir kebencian. hanya kasih
yang dapat melakukannya.
Dengan mewujudkan kasih, kita mewujudkan keadilan.