Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Minggu, 31 Juli 2022

✝️ Tertawalah

Habakuk 3:1-19

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan... namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN... 
(Habakuk 3:17-18)


Ada hal yang menarik setiap kali musim hujan tiba. Berita tentang bencana banjir di berbagai kota hampir setiap hari menghiasi layar televisi. Penduduk memperlihatkan wajah cemas dan panik ketika air mulai menggenangi rumah mereka.

Ada yang terpaksa naik ke bubungan atap rumah karena takut. Uniknya, sementara kebanyakan orang tampak begitu khawatir, puluhan anak kecil justru tampak berbeda.

Mereka terlihat begitu senang menikmati datangnya banjir. Ya, air yang menggenangi jalan-jalan di sekitar rumah mereka jadikan sebagai arena bermain yang mengasyikkan. Mereka berenang, main perahu, sembari tertawa-tawa.


Awalnya, Nabi Habakuk begitu panik dan menyatakan kekecewaannya kepada Tuhan atas masalah yang ia alami. Dalam kepanikannya ia mencoba berseru kepada Tuhan: “Mengapa semua ini harus terjadi? Bukankah aku telah begitu setia kepada-Mu? Mengapa kejahatan terus saja terjadi dan tidak berhenti?” (Hab. 1:2-3). 

Tuhan pun memberinya hikmat melalui penglihatan tentang mengapa masalah itu harus terjadi. Jawaban Tuhan itu mengubah pandangan Habakuk. Ia tidak lagi mengeluh, sebaliknya ia bersorak-sorak di dalam Tuhan dan beria-ria di dalam Dia yang menyelamatkannya (ay. 18).

Anak-anak tidak pernah mengkhawatirkan masalah yang terjadi di sekitarnya. Mengapa?
Bisa jadi karena ia percaya kepada orangtua yang akan melindunginya. Bagaimana dengan Anda?
Apakah keyakinan kepada Allah membuat Anda tetap bersyukur, bersorak-sorak, dan bersukacita meski bertubi-tubi masalah mendera Anda?

JIKA ANDA MEMPERCAYAI ALLAH,
MASALAH  BUKAN LAGI SESUATU YANG MENAKUTKAN

Tuhanku Paling Hebat ✝️

Mazmur 93:1-5

Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, 
lebih hebat TUHAN di tempat tinggi. 
(Mazmur 93:4)


Saat bermain ke pantai dan sedang asyik berfoto dengan seorang teman, tiba-tiba ombak besar menerpa saya. Lumayan jauh saya terseret. Pakaian dan badan saya basah kuyup. Sepasang sandal baru saya pun terbawa jauh ke tengah pantai. Setelah ombak mereda, saya jatuh telentang di atas pasir. Jantung saya berdebar kencang. Meskipun sandal saya hilang, saya bersyukur karena Tuhan menyelamatkan nyawa saya.

Ketika membaca Mazmur 93 ini, saya teringat pada pengalaman di pantai itu. Walaupun suara hempasan ombak pantai menggelegar dan kekuatannya sangat hebat, Allah Sang Pencipta tetap paling hebat melampaui segala ciptaan (ay. 3-4). 

Tuhan adalah Raja di atas segala raja yang memiliki kedaulatan dan kuasa penuh untuk mengatur semua peristiwa yang terjadi. Saya pun semakin menyadari penyertaan Tuhan yang nyata di sepanjang hidupku. Tuhan yang Mahakuasa dan Mahamulia menempati takhta yang tak pernah goyah. Dia layak untuk menerima pujian dan ibadah kita selama-lamanya (ay. 1-2).

Sepanjang hidup kita ini, apakah kita lebih takut pada badai masalah, fenomena alam, dan masa depan, atau percaya penuh pada Allah yang Hidup, yang senantiasa menyertai kita? 
Jangan pernah takut menghadapi masa depan yang belum pasti, fenomena alam, dan masalah yang menumpuk. Firman Tuhan menegaskan bahwa kuasa Tuhan itu abadi, tetap teguh meskipun zaman terusmenerus berubah (ay.5). 

Berusahalah untuk menghadapi semua tantangan dengan tetap beriman, taat, dan setia pada Tuhan kita.

MASALAH DAN TANTANGAN SEBESAR APA PUN
TIDAK ADA YANG MELAMPAUI KEBESARAN ALLAH, PENOLONG KITA

✝️ Konsentrasi saat Membajak

Lukas 9:57-62

Setiap orang yang siap untuk membajak 
tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. 
(Lukas 9:62)


Memasuki musim tanam padi, Arman dan kedua orangtuanya mempersiapkan sawah untuk ditanami. Mereka membersihkan seluruh sawah yang akan digarap, lalu mengolah tanahnya. Untuk mempercepat pengolahan tanah dan mendapatkan hasil terbaik, Arman menggunakan traktor. Dengan penuh konsentrasi ia menggilas gundukan tanah di setiap bidang sawah, menghancurkan serta meratakan hingga tanah di sawah menjadi gembur. Akhirnya, sawah terlihat rapi dan siap untuk ditanami padi.

Saat seorang petani berkonsentrasi mengolah atau membajak sawah, ada satu hal yang perlu ia perhatikan: ia tidak boleh menoleh ke belakang. Alasannya sangat sederhana, yaitu agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan hasil yang sebaik-baiknya. Saat membajak di sawah ia harus fokus memandang ke depan, pada tanah yang akan diolah menjadi lahan yang siap ditanami.


Tuhan menempatkan setiap orang percaya untuk menggarap lahan-Nya. Lahan itu antara lain berupa jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan dan memerlukan jalan kebenaran. Lahan yang siap ditanami benih kebenaran firman Tuhan untuk membawa mereka menemukan jalan kehidupan yang seharusnya. Para pengikut Kristus dilayakkan untuk melakukan pekerjaan mulia ini. Nah, ketika kita sedang bertugas sebagai penggarap lahan, jangan pernah menengok ke belakang, namun tunjukkan kepedulian yang sungguh-sungguh pada orang yang kita layani. Kiranya hati orang itu melembut, menjadi “tanah yang gembur”, siap ditanami benih firman-Nya.

BERSIAPLAH 
MENGGARAP LAHAN MILIK TUHAN 
DENGAN MENABURKAN
BENIH FIRMAN TUHAN 
KEPADA SEMUA ORANG YANG BELUM MENGENAL-NYA

Firman yang Hidup ✝️

Ibrani 4

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun. 
(Ibrani 4:12)


Konon, seorang pria mengajukan permintaan untuk memperoleh Alkitab dari The Gideons. Menurutnya, kertas Alkitab itu sangat cocok dan sempurna untuk dipakai melinting tembakaunya. Lembaga itu meluluskan permintaannya. Pria tadi pun benar-benar memakai kertas buku itu untuk merokok. Namun sebelum melinting tembakau, ia selalu membaca lembaran yang akan dipakainya—bagian depan dan belakang. Begitulah, si pria terus memakai lembaran kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Sampai akhirnya, ia membaca Yohanes 3:16, berhenti lama di situ, dan menyerahkan hatinya kepada Kristus.

Kisah humor di situs Sermon Central ini menggambarkan bahwa Alkitab itu bukan buku biasa. Ya, sumber penulisannya bukan hikmat manusia, melainkan hikmat Allah sendiri. Alkitab bukan kumpulan ajaran manusia, melainkan kebenaran Allah. Maka, bagi setiap orang yang mau percaya, kuasa firman Allah akan sanggup menyelamatkannya. Benar, firman Allah itu berkuasa. Penulis kitab Ibrani menyebutnya hidup dan kuat. Karena itu, firman Allah sanggup mengubahkan hidup seseorang—bahkan membuatnya berbalik dari hidupnya yang lama, dan menerima hidup baru yang dianugerahkan Allah!

Peganglah hal ini: bahwa Firman Allah itu hidup dan berkuasa. Bacalah dengan setia. Pelajarilah dengan hati terbuka. Alamilah hubungan yang hidup dengan Firman itu. Izinkan Tuhan membentuk ulang sisi-sisi hidup kita sesuai dengan firman-Nya. Mengubahkan hidup kita. Bahkan menjadi benar-benar baru, seperti yang Dia mau.

OLEH FIRMAN-NYA, 
TUHAN BISA MEMBUAT SESUATU DARI YANG TIDAK ADA.
OLEH FIRMAN-NYA, 
TUHAN BISA MENGUBAH KEBERADAAN KITA

✝️ Amat Baik Sungguh

Kejadian 1:1-31

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 
(Kejadian 1:31)

Jika kita menyimak berbagai macam fakta mengenai alam semesta yang Tuhan ciptakan, kita akan berdecak kagum. Ada banyak keindahan yang bisa kita nikmati tanpa harus membayar sepeser pun! Ada langit bertaburan bintang ketika cuaca cerah pada malam hari, cahaya yang menakjubkan ketika matahari terbit atau terbenam, beragam hewan dengan bentuk yang unik, dan masih banyak lagi. Sungguh ajaib ciptaan Allah itu!

Hari ini kita membaca rangkaian ayat yang cukup panjang mengenai sejarah penciptaan langit, bumi, dan segala isinya. Alkitab mencatat, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam” (ay. 31). Sungguh amat baik segala sesuatu yang Allah ciptakan! Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari mengatakan bahwa Allah memandang segala sesuatu yang telah dibuat-Nya itu, dan Ia sangat senang. Jika Allah menganggap segala sesuatu yang Dia ciptakan sungguh amat baik, sudah selayaknya apabila kita setuju dengan Dia. Kita juga patut bergembira karena Allah juga bergembira dengan semua karya-Nya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah mengucap syukur dan merasa senang dengan apa yang Allah perbuat bagi kita? Apakah kita bisa melihat sisi terbaik dari setiap kesusahan yang menimpa kita? Allah tidak pernah salah. Dia menciptakan segala sesuatu yang baik untuk alam ini; Dia juga menyediakan segala sesuatu yang baik untuk hidup kita pada saat ini, pada masa yang akan datang, bahkan sampai pada kekekalan.

MENYAKSIKAN KEINDAHAN CIPTAAN ALLAH MENEGUHKAN
BAHWA DIA SENANTIASA MENYEDIAKAN YANG TERBAIK BAGI KITA

Bersyukur Senantiasa ✝️

Keluaran 15:1-21

Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, 
sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya 
dilemparkan-Nya ke dalam laut. 
(Keluaran 15:1)

Ketika segala sesuatu dalam kehidupan kita baik-baik saja dan terjadi hal-hal yang membanggakan kita, penuh berkat melimpah dan sukacita, kita akan dengan mudah mengucap syukur dan memuji Allah. Tetapi jika doa-doa kita sepertinya tidak dijawab, Allah seperti diam dan mengizinkan kegagalan menghampiri hidup, bisakah kita tetap mengucap syukur dan memuji Dia?

Bangsa Israel sangat bersukacita saat mereka dilepaskan dari tanah perbudakan di Mesir. Tempat yang selama ini membuat mereka menderita, penuh dengan cambuk dan tendang. Mereka bersorak dan berseru mengagungkan nama Tuhan. Tiada henti-hentinya mereka menyanyikan ucapan syukur bagi yang Mahatinggi. Mereka bisa melihat bahwa Allah memperhatikan penderitaan dan rintihan kesakitan mereka.

Tetapi, pada saat mereka dibawa melewati padang gurun, mereka mulai bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Puji-pujian dan ucapan syukur dalam sekejap hilang dari bibir mereka dan digantikan dengan sungut-sungut. Mereka hanya melihat Tuhan ada saat segala sesuatu terasa baik dan menyenangkan. Mata mereka tertutup saat mereka mulai bosan dan tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Hal seperti itu sering terjadi dengan kita. Kita sering diperhadapkan dengan hal-hal yang pelik, segalanya berantakan, dan hidup terasa sulit. Seakan Tuhan tidak ada. Tidak terlihat sedikit pun pengharapan akan adanya pemulihan. Dalam keadaan seperti itu, masih bisakah kita memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan? Masihkah sukacita kita meluap?

KETIKA KEHIDUPAN TERASA SULIT,
MESTINYA KITA TETAP TIDAK SULIT MEMUJI TUHAN

✝️ Karya Kristus perlu ditulis

Yohanes 21:24-25

Masih banyak lagi hal-hal lain yang diperbuat oleh Yesus, 
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, 
kupikir dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. 
(Yohanes 21:25)


Sebelumnya, kesaksian Yohanes dalam Yohanes 21:25 ini sama sekali tak berkesan bagi saya. Tiap kali membaca bagian ini, saya selalu melewatkannya begitu saja. Sampai suatu ketika, dalam pelatihan menulis renungan, saya berwaktu teduh dengan menggunakan bacaan yang terbilang pendek ini. Momen kebersamaan dengan para penulis kristiani memberikan makna yang indah sekaligus menggetarkan bagi saya.

Dalam Kitab Suci, judul perikop ini “Kata Penutup”. Ya, kata penutup atas seluruh tulisan Yohanes tentang perjalanan pelayanan Yesus di dunia. Yohanes telah mengalami dan menjalani hidup bersama Yesus—bahkan ia disebut sebagai murid yang dikasihi. Namun demikian, Yohanes menyadari bahwa tulisannya itu hanyalah catatan pendek dan singkat atas pelayanan Yesus. Dan, andaikan ia punya waktu untuk menuliskan semuanya, ia pun mengakui bahwa “jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, kupikir dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu” (ay. 25). Pernyataan ini tepat dan memuat kebenaran. Ini bentuk pujian yang layak mengenai perbuatan-Nya, Sang Firman Allah, di dunia.

Media tulisan adalah salah satu media yang sangat efektif dalam menjangkau dunia bagi Kristus. Tak selalu harus berupa buku; kini tersedia media online yang memungkinkan perluasan penyebaran pesan lewat tulisan. Siapa saja dapat mengambil bagian, menjadi saksi tentang Yesus dan karya-karya-Nya. Kita dapat memaksimalkan penggunaan media itu untuk memenuhi dunia ini dengan kebesaran dan kebenaran Kristus.

DUNIA 
TAK DAPAT MENAMPUNG BANYAKNYA KISAH 
TENTANG YESUS DI DUNIA,
MAKA TERUSLAH MENCERITAKAN-NYA SEPANJANG USIA

Daur Ulang ✝️

2 Tawarikh 12:1-16

Lagi pula masih terdapat hal-hal yang baik di Yehuda. 
(2 Tawarikh 12:12b)

Ia guru TK yang baik. Secara kreatif ia mendayagunakan benda-benda yang tampaknya sudah tak berguna. Kertas bekas, kotak bekas pembungkus, mainan lama, hiasan tak terpakai, ia pungut ia dan manfaatkan untuk menciptakan alat peraga dan perangkat bermain yang menyenangkan anak-anak. Teman-temannya menjulukinya “si tukang daur ulang”. Ia pintar menemukan manfaat dari barang yang sudah dibuang.

Rehabeam, putra Salomo, bukan terbilang raja Yehuda yang patut diteladani. Ia tidak tekun mencari Tuhan dan hukum-Nya ia tinggalkan kala merasa diri kuat (ay. 1, 14). Nasihat bijaksana ia abaikan dan anjuran gegabah malah ia turuti sehingga menimbulkan sakit hati rakyat (1 Raj 12:1-17). Di bawah pimpinannya, Yehuda mengenal rupa-rupa praktik penyembahan berhala (1 Raj 14:22-24). Kita bisa membuangnya dari daftar raja Yehuda yang baik. Namun, betapa berbeda sikap penulis kitab Tawarikh. Ia tetap berupaya menemukan kebaikan padanya, dan berhasil. Pertama, masih ada kebenaran pada tiga tahun pertama masa pemerintahannya (2 Taw 11:17). Kedua, masih ada pertobatan ketika nabi Semaya menegurnya (ay. 6, 7, 12).

Hidup ini memang tidak sempurna. Banyak keretakan hubungan. Kerusakan karakter. Kebusukan sistem. Ketidakwarasan manusia. Keburukan situasi. Keganasan alam. Namun, Tuhan memanggil kita untuk menemukan kebaikan di tengah keadaan itu. Memungut hal-hal yang positif. Mensyukurinya. Memanfaatkannya. Mengembangkannya. Lalu menjadikannya sarana untuk memberkati sesama. Bersediakah Anda ?

DARIPADA 
MENJADI SINIS AKIBAT MENYUSUN DAFTAR KEBURUKAN 
LEBIH BAIK
MENJADI BIJAK 
KARENA MEMUNGUT KEBAIKAN 
DARI SETIAP KEADAAN