Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 08 Juni 2024

KEKUATAN SOLIDARITAS

Lukas 5:17-26

Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; 
mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. 
(Lukas 5:18)

Tidak dulu tidak sekarang, orang mendambakan kesehatan. Ketika mendengar ada orang yang dianggap bisa melakukan penyembuhan, orang sakit pun berbondong-bondong meminta pertolongannya. Saya juga ingat bagaimana ibu berjuang demi kesembuhan anak bungsunya. Ia rela berjalan jauh, melewati ganasnya ombak laut dengan perahu, demi menemui orang yang dianggap sebagai penyembuh.

Keempat orang yang menolong temannya yang lumpuh itu juga memiliki keyakinan serupa pada Yesus. Sayangnya, pintu rumah tempat Yesus berada telah tertutup karena berjejalnya banyak orang. Tidak ada jalan bagi keempat orang itu untuk membawa temannya yang sakit kepada Yesus. Di sinilah keharuan berawal. Ketika tersadar akan jalan buntu itu, mereka mengambil jalan lain yang tidak terduga. Lewat atap! Entah bagaimana caranya, ternyata mereka berhasil membawa naik teman yang lumpuh itu beserta dengan tempat tidurnya. Atap pun dibuka dan mereka berhasil menurunkan teman yang sakit itu tepat di depan Yesus. Solidaritas empat orang yang digerakkan oleh iman ini telah mencuri hati Yesus (ay. 20).

Memiliki keyakinan besar bahwa Yesus adalah penyembuh sungguh patut diteladani. Tetapi, ada sisi lain yang sangat indah dan layak direnungkan, yaitu kerelaan hati dan usaha keras tanpa menyerah untuk membawa teman yang lumpuh itu kepada Yesus. Inilah bukti iman kristiani: ketika kita memiliki kerelaan hati untuk peduli akan kebutuhan orang lain dan mengarahkannya kepada Yesus, Sumber Jawaban itu.

IMAN DAPAT DIWUJUDKAN DALAM SOLIDARITAS UNTUK MENDAMPINGI ORANG LAIN
SAMPAI IA MENDAPATKAN JAWABAN DARI YESUS

KEMBALI KEPADA BAPA

Lukas 15:11-32

Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang melimpah-limpah makanannya, 
tetapi aku di sini mati kelaparan. 
(Lukas 15:17)

Saat berangkat sekolah, Luo Gang yang baru berumur 5 tahun diculik dan dibawa kabur ke kota lain, yang jauhnya 1.500 km dari kampungnya di Sichuan. Selama 23 tahun ia berjuang mencari tahu kampung halamannya. Akhirnya, berkat Googlemaps, ia berhasil menemukan orangtua yang sangat ia rindukan. Dalam suasana haru, ibunya berkata: “Selama bertahun-tahun, setiap hari aku selalu menangis memikirkanmu. Aku khawatir kamu sedang kelaparan, atau kedinginan.”

Kristus mengumpamakan semua orang di dunia ini sebagai anak yang hilang. Mereka “terhilang” karena meninggalkan Allah Bapa yang penuh kasih, yakni dengan hidup berpesta pora, mengejar kepuasan jasmani. Namun sesungguhnya, setiap jiwa yang terhilang itu ada dalam keadaan miskin, kering, dan lapar secara rohani. Bisa jadi mereka sibuk dengan kegiatan keagamaan, tetapi sesungguhnya mereka tidak mendapat makna apa-apa. Seperti yang pernah dikatakan St. Agustinus, “Jiwa manusia tidak akan pernah puas sebelum ia kembali kepada Allah”.

Lalu bagaimana caranya kembali kepada Allah? Alkitab, seperti Googlemaps, memandu kita untuk bertemu Kristus. Sebab, Dialah jalan, kebenaran, dan hidup. Tanpa Kristus, tak seorang pun dapat sampai kepada Bapa yang sanggup memuaskan dahaga jiwa. Saat ini, apakah Anda merasa penat, lelah, dan mengalami kekosongan hidup? Walau Anda sudah sangat sibuk beramal dan berkegiatan rohani, tetaplah datang kepada Kristus. Bukalah hati dan terimalah keselamatan yang tersedia. Hampirilah pintu hati Bapa di surga.

BAGAI RUSA BERTERIAK MENCARI SUMBER AIR SEJUK,
DEMIKIANLAH JIWAKU MENJERIT KEPADA-MU, YA ALLAHKU.

DALAM SEGALA HAL

1 Tesalonika 5:12-22

Ucapkanlah syukur dalam segala hal, 
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
(1 Tesalonika 5:18)

Mudah untuk mengucap syukur saat keadaan baik, ketika kehidup an berjalan sesuai dengan harapan. Namun, bagaimana saat kita sedang dalam pergumulan, dalam penderitaan, atau ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan? Adakah kita tetap bersyukur.

Firman Tuhan mendorong kita untuk mengucap syukur dalam segala hal. Mengapa? Karena itu adalah kehendak Allah. Berarti, hal itu sesuatu yang baik di mata-Nya, menyenangkan hati-Nya, dan mempermuliakan nama-Nya. Ucapan syukur dalam segala hal berfokus pada Allah. Seperti dikatakan Andrew Murray, “Ucapan syukur akan menarik hati kita kepada Allah dan menjaga kita melekat pada-Nya.”

Mengucap syukur dalam keadaan baik, saat berkelimpahan dan hidup berjalan lancar adalah pengakuan kita bahwa segala sesuatu bersumber dari-Nya, oleh karena itulah kita berterima kasih pada-Nya. Mengucap syukur dalam keadaan berat, kekurangan, di tengah pergumulan adalah wujud iman dan ketaatan kita pada-Nya. Iman bahwa segala sesuatu terjadi dengan seizin-Nya dan pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan bagi kita, walau saat ini kita belum memahaminya. Iman pada kasih, kuasa, hikmat, dan kedaulatan-Nya meskipun sepertinya kita sedang tidak melihatnya. Itu juga wujud ketaatan kita menerima kehendak-Nya walaupun keadaan tidak seperti yang kita harapkan. Kita percaya bahwa kehendak-Nya pasti lebih baik daripada kehendak kita. Untuk itulah kita berterima kasih pada-Nya. Ketika kita mengucap syukur dalam segala hal, kita mempermuliakan Dia.

SEMAKIN KITA MENGENAL DAN MEMERCAYAI ALLAH,
KITA AKAN SEMAKIN BISA MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL.

BELAJAR DARI SEJARAH

Daniel 5:1-30

Tetapi ketika ia menjadi tinggi hati dan keras kepala, 
sehingga berlaku terlalu angkuh, 
maka ia dijatuhkan dari takhta kerajaannya 
dan kemuliaannya diambil dari padanya. 
(Daniel 5:20)

Sejarah berulang-ulang menunjukkan bagaimana people power menumbangkan pemerintahan yang dipimpin oleh diktator. Rakyat yang tertindas sewaktu-waktu dapat meledak sebagai kekuatan dahsyat yang sanggup menghancurkan sang penguasa. Mulai dari Marcos di Filipina, Suharto di Indonesia, sampai Husni Mubarak di Mesir. Para penguasa yang tumbang itu tidak belajar dari sejarah sehingga mereka sekarang tinggal sejarah.

Raja Belsyazar rupanya juga tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bahwa ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Sang ayah, Nebukadnezar, berlaku sombong di hadapan Allah yang Mahakuasa. Belsyazar mengulanginya dengan melakukan kesalahan yang sama. Kekuasaan membuatnya tidak takut pada siapa pun, bahkan pada Allah Israel yang ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Ia berani melecehkan hadirat-Nya. Tuhan menghukumnya, kerajaannya terpecah menjadi dua, dan maut menjemputnya.

Sungguh mengerikan akibat yang harus diderita karena kesombongan. Kita pun perlu belajar dari riwayat hidup tokoh Alkitab, baik keteladanan maupun kesalahan yang mereka lakukan. Untuk itu, semestinya kita bukan sekadar membaca Alkitab, tetapi juga menyimak keteladanan apa yang kita pelajari dari tiap tokoh dan peringatan apa pula yang perlu kita camkan baik-baik. Kiranya kita tidak terjatuh ke dalam kesalahan yang sama. Biarlah hidup kita akan terus diasah sehingga semakin sepadan dengan kebenaran Allah.

SEJARAH BUKAN SEKADAR BERISI CATATAN PERISTIWA,
TETAPI PENGALAMAN BERHARGA YANG DAPAT KITA JADIKAN SEBAGAI PELAJARAN HIDUP

RESEP PANJANG UMUR

Amsal 3:1-8

Itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu. 
(Amsal 3:8)

Resep panjang umur ternyata sederhana saja. Tomoji Tanabe, warga Jepang yang dinobatkan Guinness World Records sebagai laki-laki tertua, meninggal dunia pada 2009 dalam usia 113 tahun. Ia berkata, dirinya pantang minum alkohol, tidak merokok, dan selalu minum segelas susu setiap hari. Ketika ditanya berapa lama ia ingin hidup, mantan pegawai negeri itu menjawab, “Saya tidak ingin mati.” Pada 2007 Tanabe bertemu dengan walikota untuk menerima sertifikat dari Guinness.

Tanabe panjang umur karena ia memelihara tubuhnya dengan baik. Ia tidak mengotorinya dengan hal-hal yang mengancam kesehatan, dan mengkonsumi hal-hal yang berguna bagi tubuhnya.

Raja Salomo menawarkan resep panjang umur yang lebih jitu. Apakah itu? Jangan melupakan ajaran Tuhan dan memelihara perintah-Nya. Baik ajaran maupun perintah-Nya kita simpan di dalam pikiran dan hati. Dengan itu, kita dapat mengalami panjang umur dan lanjut usia serta bonus kesejahteraan. Dahsyat, bukan?

Dengan menyimpan segala perintah dan ajaran Tuhan di dalam hati, niscaya hidup kita menjadi lebih tenang, penuh sukacita dan damai sejahtera. Jika kita hidup dengan penuh kasih, setia akan janji Tuhan dan mempercayakan diri kepada-Nya, hal itu akan memancarkan energi positif bagi jiwa dan raga. Selagi Tuhan memberi kita kesempatan untuk hidup, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya hidup ini. Kalau tidak, untuk apa diberi umur panjang, tetapi kita tidak dapat mendayagunakannya dengan berbuat kebaikan?

UMUR PANJANG ADALAH KESEMPATAN DAN TANGGUNG JAWAB
UNTUK BERBUAT BAIK DAN MEMULIAKAN TUHAN

Bersama PA BINA PUTRA mengikuti Persiapan Pesparani Bantul








 

Kegiatan bersama Kantor Kemenag Bantul MEI 24

Sejauh yang dilaksanakan bersama dalam kegiatan di Kantor Kemenag Bantul keterlibatan penyuluh Katolik






TUJUAN BARU

Filipi 3:1-16

Aku melupakan apa yang telah di belakangku 
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 
dan berlari-lari kepada tujuan ... 
panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. 
(Filipi 3:13-14)

Setelah berulang tahun ke-95, Margot Woelk bercerita kepada wartawan tentang pengalaman getir masa mudanya sebagai pencicip makanan Adolf Hitler. Ya, saking takutnya sang diktator diracuni musuh, ia mempekerjakan lima belas remaja perempuan untuk mencicipi makanan yang akan disantapnya. Kemiskinan dan kesulitan pada masa perang memaksa Margot mengambil pekerjaan itu. Saat melakukannya ia selalu ketakutan, “Apakah ini akan menjadi makanan terakhirku?” Selama puluhan tahun, ia terus mengalami teror kengerian. Hingga lanjut usia pun ia tak berhasil membuang ketakutan itu. “Pikiran itu terus menghantuiku setiap malam,” tuturnya pelan.

Mengapa banyak orang gagal melupakan masa lalu yang kelam? Mereka tak punya tujuan baru yang hendak diraih. Lihatlah Saulus. Masa lalunya gelap, beringas, penuh kekerasan. Ia menangkap, menganiaya, memenjarakan banyak orang Kristen mula-mula. Dulu ia yakin pengikut Yesus itu musuh Allah, jadi mereka harus “dibasmi”. Namun, hidupnya berubah ketika Yesus menjamahnya. Saulus memperoleh pengampunan, hidup baru, tujuan baru. Ia mendapatkan panggilan untuk melayani dan memberitakan Injil keselamatan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Bukan dengan kekerasan, tetapi dengan kasih dan pengurbanan diri.

Bila masa lalu Anda gelap, penuh derita dan kekerasan, tak cukup Anda hanya berusaha melupakannya. Anda perlu jamahan Yesus yang memberi hidup baru dan memampukan Anda menangkap tujuan baru, yakni memberkati banyak orang di sekitar Anda.

KEGETIRAN MASA LALU SIRNA SAAT ANDA DATANG PADA KRISTUS
DAN MEMPEROLEH HIDUP SERTA TUJUAN YANG BARU

MATERI PENYULUHAN BULAN SEPTEMBER 2024

BULAN SEPTEMBER 2024   TGL HARI SUMBER AYAT EMAS KS TEMA INSPIRASI KITAB SUCI NILAI KEUTAMAAN ...