Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Selasa, 11 Februari 2025

Lambang ASN KEMENAG

 


Penyuluhan Remaja Katolik



 

Penyuluhan Pelajar Katolik di Negeri







 

Kerjasama Lintas Satker

Rapat Koordinasi dengan Guru Katolik di Kabupaten Bantul 




Koordinasi Komunitas Peduli Pelajar Jumat Pertama 




Forum antar Umat Beragama



 

DIPEGANG TUHAN

Yesaya 41:8-20

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; 
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; 
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. 
(Yesaya 41:10)

Saat Sekolah Minggu, guru memberikan tugas kepada anak-anak untuk mewarnai gambar. Seorang anak berumur kurang dari tiga tahun tampaknya belum mengerti apa yang harus dilakukan dengan gambar itu. Secara spontan saya mendekati anak itu dan memberinya sebuah pensil warna. Lalu saya pegang tangannya dan menuntunnya untuk mewarnai gambar itu. Terkadang ia tampak jenuh, tetapi setelah itu, terlihat wajah sukacita pada anak itu saat melihat bahwa akhirnya ia mampu menyelesaikan gambarnya.

Pengalaman masa pembuangan sungguh-sungguh membuat bangsa Israel menderita sekaligus menempa iman mereka. Masa di mana Allah juga memberikan janji peneguhan-Nya, dan meminta umat Israel untuk tidak bimbang karena Pribadi Allah yang akan membebaskan mereka pada saatnya nanti. Dia sumber penolong, Dia memberikan tangan kanan-Nya. Tangan kanan menunjukkan kuasa dan otoritas Allah. Bangsa-bangsa lain akan mengenal pula siapa Allah Israel.

Pengalaman itu menolong saya memahami janji Tuhan dalam kitab Yesaya. Ketika Tuhan memegang tangan saya, saya belajar bahwa Dia adalah Tuhan yang menuntun langkah kita. Ada saat-saat ketika kita begitu lelah untuk melewati persoalan hidup, tetapi Dia ingin agar kita taat untuk terus hidup dalam tuntunan-Nya dan memberi kita kemenangan. Seperti saya sangat bersukacita melihat anak kecil itu bersukacita, terlebih Tuhan kita! Dia sangat bersukacita tatkala kita mampu melewati setiap persoalan dalam tuntunan tangan kanan-Nya.

HIDUP DALAM PEGANGAN TANGAN TUHAN
ADALAH HIDUP PENUH KEMENANGAN

CINTA SEJATI

Matius 1:18-25

Karena Yusuf suaminya, 
seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, 
ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 
(Matius 1:19)

Taylor Morris menginjak pemantik alat peledak sehingga kehilangan kedua kaki dan lengannya. Danielle Kelly, tunangannya, tetap setia kepada Morris dan mau menjadi istrinya. Dengan sabar ia merawat Morris. Di tengah dunia yang makin dipenuhi cinta semu, dan meninggalkan orang dengan penderitaan demikian, Kelly memilih tindakan ekstrem, yaitu terus mencintai Morris. Cinta ekstrem Kelly tecermin dalam foto-foto yang diunggah di internet dan menarik perhatian 2,6 juta orang. Bisa dikatakan inilah cinta sejati.

Cinta sejati Yusuf tidak sekadar menarik perhatian orang, tetapi juga memberi dampak pada umat manusia. Yusuf begitu mencintai Tuhan dan Maria. Cinta Yusuf pada Maria terbukti saat Maria hamil dan Yusuf tidak mau menuntutnya menurut hukum Yahudi yang berlaku. Ia menutupinya dan mau menceraikan Maria diam-diam. Cinta Yusuf pada Tuhan terbukti dengan caranya menyikapi kehamilan Maria, ketaatannya saat Tuhan memerintahkan memperistri Maria, dan kerelaannya membayar harga, antara lain menghadapi tuduhan amoral dari masyarakat dan tidak bersetubuh dengan Maria.

Cinta yang besar pada Tuhan akan memampukan kita taat menjalani rencana dan kehendak-Nya dengan tulus dan sepenuh hati. Sebagaimana Yusuf, yang akhirnya menjadi sarana, bersama dengan Maria, bagi kelahiran Yesus. Cinta kepada Tuhan akan memampukan kita untuk mencintai orang lain—pasangan, orangtua, anak-anak, tetangga, dan sebagainya. Sudahkah kita bertekad untuk mencintai dengan cinta sejati dari Tuhan?

CINTA YANG MENGUBAH DUNIA ADALAH
CINTA YANG MELAMPAUI STANDAR DUNIA

KASIH YANG MENYEHATKAN

1 Yohanes 3:11-18

Dengan demikian semua orang akan tahu 
bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, 
yaitu jikalau kamu saling mengasihi. 
(Yohanes 13:35)

Universitas Yale pernah mengadakan riset yang melibatkan 119 pria dan 40 wanita. Pembuluh darah koroner mereka diperiksa untuk dibandingkan. Kesimpulannya, orang-orang yang merasakan dukungan dan cinta dari pasangannya memiliki risiko penyumbatan arteri jantung yang lebih rendah daripada mereka yang tidak mengalaminya. Perasaan dikasihi ternyata menghasilkan efek yang positif terhadap kesehatan jantung. Selain itu, dengan mengungkapkan kasih, orang juga akan memiliki tubuh yang lebih segar.

Sekitar 2.000 tahun yang lalu, Yesus memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi (Yoh. 13:34). Karakteristik saling mengasihi ini dimaksudkan sebagai ciri khas yang membedakan antara murid Yesus dan orang lain. Kasih menjadi tanda pengenal murid Yesus. Dalam salah satu suratnya, Rasul Yohanes mengingatkan jemaat mengenai perintah Yesus tersebut. Ia mengajak orang percaya untuk mengasihi bukan hanya dengan perkataan, melainkan juga dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yoh. 3:18).

Sayangnya, saat ini banyak orang percaya seakan melupakan perintah Yesus dan ajakan Yohanes tersebut. Ada yang membiarkan hidupnya dikuasai kebencian. Ada pula yang hatinya dicengkeram dendam terhadap orang lain. Padahal, semua itu hanya akan merugikan kehidupan kita sendiri. Kabar baiknya, kita bisa melakukan sesuatu untuk mengalami hidup yang sehat dan penuh ketenteraman. Caranya ialah dengan berhenti menyimpan kepahitan dan mulai membiasakan hidup dengan mengasihi sesama.

SATU KATA MEMBEBASKAN KITA DARI BEBAN DAN RASA SAKIT.
KATA ITU IALAH “CINTA

Refleksi Evaluasi 2