Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Kamis, 27 Januari 2022

KELUARGA ALLAH

MENGHAYATI DARI

Mrk 3:31-35

Orang Yahudi menjunjung tinggi nilai sebuah keluarga, yakni hubungan yang terbentuk karena adanya ikatan/pertalian darah di dalamnya. Kita pun, yang dibesarkan dalam budaya timur, memiliki pandangan demikian. Hubungan darah dianggap lebih kental dibanding hubungan lain.

Namun dalam bacaan hari ini, Yesus seolah merendahkan nilai hubungan keluarga (ayat 32-33). Benarkah? Tak sepenuhnya. Yang Yesus maksud, meski hubungan keluarga penting, tetapi tidak membuat orang secara otomatis mengenal Yesus. Kita perhatikan bahwa keluarga-Nya menganggap Dia tidak waras (Mrk. 2:31). Maka menurut Yesus, hubungan di antara orang-orang yang melakukan kehendak Allah bersifat abadi (ayat 35). Hubungan ini terdapat di antara orang-orang yang berorientasi pada Allah. Yaitu orang yang mengikut Dia, mendengar ajaran-Nya, dan mementingkan kehendak-Nya. Inilah basis fundamental keluarga Allah. Orang yang memiliki prioritas seperti itulah, yang disebut Yesus sebagai saudara-Nya laki-laki, saudara-Nya perempuan, dan ibu-Nya (ayat 35).


Tekanan utama terletak pada kata “melakukan” kehendak Allah. Jadi bukan hanya orang yang menyebut diri sebagai murid, yang secara otomatis akan menjadi anggota keluarga Allah. Yang benar-benar pas disebut murid ialah mereka yang konsekuen mengikut Dia dan sungguh-sungguh menjadi pelaku kehendak Allah.

Kita, yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus, harus bercermin dan introspeksi diri: sudahkah kita memprioritaskan kehendak Allah dalam hidup kita. 

Karena menjadi Kristen/Katolik bukan sekadar menunjukkan identitas dengan pergi ke gereja setiap minggu dan hidup sebagai orang baik-baik.
Menjadi Kristen berarti membiarkan Tuhan menduduki tempat pertama dalam hidup kita. 

Juga berarti memprioritaskan kehendak-Nya. Bahkan jika itu harus mengorbankan segala hasrat dan cita-cita kita. Memang tidak mudah. Namun Roh Kudus akan memberi kita kekuatan. Dan saat itulah kita akan menunjukkan kesejatian kita sebagai anggota keluarga Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar