Filipi 4:2-9
Jadi akhirnya,
Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
(Filipi 4:8)
Orang yang memiliki masalah dengan gambar diri sering dinasihati untuk mengenali pikiran yang timbul dalam benaknya. Mereka perlu menolak pikiran negatif dan merusak seperti “Aku adalah orang yang gagal” atau “Aku orang yang malang”, kemudian menggantinya dengan pikiran positif dan membangun seperti “Meskipun aku gagal kali ini, aku bisa berhasil di kemudian hari jika aku belajar dengan baik”. William Backus, seorang psikolog Kristen, menyebutnya sebagai “mengatakan kebenaran kepada diri sendiri”.
Hal yang senada juga dinasihatkan oleh Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Filipi. Dari dalam penjara, Paulus menasihatkan jemaat untuk mengisi pikiran mereka dengan kebenaran dan kebajikan (ay. 8). Ia juga mendorong mereka bersukacita (ay. 4), menyatakan kebaikan hati (ayat 5), tidak khawatir, dan berdoa dengan mengucap syukur (ay. 6). Dengan memikirkan dan melakukan hal-hal itu, damai sejahtera Allah akan melingkupi dan menyertai hati dan pikiran (ay. 7, 9).
Dari pikiran, akan timbul perbuatan. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan itu akan terbentuklah karakter. Jadi, semuanya dimulai dari pikiran. Jika kita ingin membentuk karakter yang baik, maka mari kita mulai mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif dan membangun, yaitu dengan kebenaran firman Tuhan.
BUANGLAH DARI PIKIRAN KITA HAL-HAL YANG NEGATIF;
ISILAH PIKIRAN KITA DENGAN HAL-HAL YANG POSITIF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar