Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Senin, 29 Maret 2021

Yuk makan Buah

 *BUAH UNTUK KESEHATAN JIWA*

1. MARKISA (Mari Kita Sabar)


2. STROBERI (Selalu Introspeksi Belajar Rendah Hati)


3. SALAK (Selalu Baik Dalam Bertindak)


4. JERUK (Jangan Berbuat Buruk)


5. PISANG (Pantang Iri, Sombong, dan Angkuh)


6. ANGGUR (Anda Gemar Bersyukur)


7. MELON (Menolong Orang Lain)


8. TOMAT (Tobat Sebelum Kiamat)


9. TALAS (Tak Ada Kata Malas)


10. MENTIMUN (Menuntut Ilmu Tidak Banyak Melamun)


Selamat menikmati buah-buah kebaikan ... ! Jdikan semuanya sbg menu harian, maka jiwa kita sehat dan bahagia. Gbu.😃😍💪

Sabtu, 27 Maret 2021

Mendengar dan Percaya

Yesaya 49:8-15,

Yohanes 5:17-30


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yoh. 5:24.30)


PELITA sabda hari ini menegaskan bahwa *inti hidup orang beriman adalah percaya kepada-Nya, karena Ia diutus bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri tetapi kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Barangsiapa yang mendengar dan percaya kepada Tuhan akan memperoleh hidup kekal.* Tentu saja tidak hanya mendengarkan dengan telinga tetapi dengan seluruh hati dan kehendak. Sedangkan percaya berarti menyandarkan seluruh harapan hidup kita kepada Tuhan. Kenyataan ini membawa kita pada satu keyakinan bahwa Allah itu mengasihi kita lebih dari seorang ibu mengasihi anaknya.

Benarkah kita telah sungguh-sungguh mendengarkan Tuhan? Artinya apakah kita sungguh melaksanakan sabda dan perintah kasih-Nya dalam hidup sehari-hari? Masa prapaskah menjadi saat yang indah dan tepat untuk menyatakannya dengan berbuat kasih kepada sesama terutama yang sedang menderita. Masa pandemi covid-19 tentu menyisakan banyak kisah cerita-derita. Sudah sewajibnya kita memberikan perhatian dan empati kita kepada mereka sesuai dengan kamampuan kita. Inilah wujud nyata jika kita sungguh mendengarkan Tuhan dan melaksanakan kehendak-Nya.

Berkah Dalem 

Rm.Istata

Rendah Hati


Seorang murid yang TDK suka pada gurunya mengeluarkan kecaman, kata-kata kasar, hinaan, dan meluapkan kebenciannya kepada Sang Guru. Sang Guru hanya diam, mendengarkan dengan sabar, tenang dan tidak berucap sepatah kata pun.

Setelah murid tersebut pergi, seorang murid lain yang melihat peristiwa itu bertanya: "Mengapa Guru diam saja? Mengapa tidak membalas makian dia?".

Sang Guru pun berkata: "Jika seseorang memberimu sesuatu,  tetapi kamu tidak mau menerimanya, menjadi milik siapakah pemberian itu...?". "Tentu saja menjadi milik si pemberi", jawab si murid dengan lugas. "Betul. Begitu pula dengan kata-kata kasar tersebut", tukas Sang Guru. "Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Dia tidak menyadari, bahwa nanti dia akan menanggung akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kita hanya akan membuahkan penderitaan hidup bagi kita sendiri.

Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri."

"Maka, jika di luar sana ada orang yang marah-marah kepadamu, biarkan saja, karena mereka sedang menyebarkan SAMPAH HATI❤ mereka. Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri. Tetapi jika engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu...".

Ada begitu banyak orang yang hidup dengan membawa sampah di hatinya. Sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah dendam, sampah merasa diperlakukan tidak adil, dan lainnya. Sampah yang diakibatkan egoisme, keserakahan terhadap harta dan jabatan, fanatisme terhadap kelompok, kroni dan figur tertentu, sehingga mengalahkan etika luhur dan aturan. Mereka sampai berani berpaling dari kebenaran, karena membenci para pejuang kebenaran yang dianggap telah menyakitinya.

Inilah saatnya bagiku, bagimu, dan bagi kita semua, untuk melatih diri melenyapkan sampah yang ada di hati kita. Jikapun ada sampah kekecewaan, kekesalan, kemarahan, buanglah semua itu sebelum meracuni diri sendiri dan orang lain.

Miliki hati yg bersih, agar jiwa kita selalu sehat.❤

*Riyan SCJ*

TABAH & SABAR

Yeremia 20:10-13, 

Yohanes 10:31-42

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya. (Yoh 10:31-32.40-42)


PELITA sabda hari ini mengisahkan betapa Tuhan mengalami penolakan dari orang-orang Yahudi yang membenci dan memusuhinya. Mereka membawa batu dan akan melempari-Nya. Kebencian orang-orang Yahudi sungguh nyata. Hal ini menegaskan apa yang telah dialami selama ini. Ada beragam penolakan terhadap Yesus  yang datang dari beragam pihak  terutama dari kelompok Farisi dan sekutunya bahkan Ia juga pernah ditolak oleh orang-orang sekampungnya di Nazareth. Ada beragam cara penolakan terhadap Yesus mulai dari memfitnah dan mencari-cari kesalahan-Nya hingga mengusir bahkan dengan tindakan fisik melempari batu seperti dalam pelita sabda hari ini. Namun Tuhan begitu tabah dan sabar menghadapi orang-orang yang menolaknya. Sementara itu, ada banyak orang Yahudi yang menerima pewartaan Yesus dan percaya kepada-Nya, seperti orang-orang di seberang sungai Yordan tempat dahulu Yohanes membaptis.

Tentu kita pun pernah menghadapi pengalaman yang sama. Kehadiran atau niat baik kita sering mendatangkan reaksi yang beragam. Mungkin kita lalu marah atau putus asa. *Kini kita harus belajar dari  cara Tuhan dalam menghadapi itu semua. Segala tantangan harus dihadapi dengan sabar tanpa mengedepankan emosi dan tak menghentikan niat hati untuk terus mewartakan kebaikan. Tetap semangat.*

Berkah Dalem 

Rm.Istata