Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Kamis, 20 Januari 2022

Peraturan untuk dilanggar?

1Sam 17:32-33,37,40-51

Mzm 144:1,2,9-10

Mrk 3:1-6


Kemudian kata-Nya kepada mereka :” Manakah yang diperbolehkan pada hari 

Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau 

membunuh orang?“ Mrk. 3 : 4


Pada suatu waktu, ketika dalam kondisi darurat, saya harus membawa 

orang tua yang sedang sakit dengan menggunakan mobil ambulans ke 

rumah sakit. Dikarenakan saat itu, orang tua saya terkena covid, maka saya 

tidak diperkenankan untuk berada bersama-sama di dalam mobil ambulans 

juga. Namun saya boleh mengikuti di kendaraan lain dari belakang.


Ketika itu, lalu lintas jalan sangat padat pada jam-jam kerja pulang kantor. 

Mobil ambulans di depan saya terlihat sangat berusaha memecah kemacetan 

ibu kota dengan bunyi sirine yang terus menggema dan sudah terdengar dari 

kejauhan. Saya pun berusaha mengimbangi agar jangan sampai tertinggal 

dengan ambulans yang ditumpangi orang tua saya. 


Pada saat itu, kami terus diberi jalan oleh pengguna jalan yang lain. Bahkan 

beberapa petugas kepolisian membantu kami membuka jalan dan 

mengarahkan kami untuk memasuki jalur busway. Ditambah lagi kami selalu 

diberi jalan untuk menerobos setiap lampu merah yang menghadang.


Jika pada saat-saat biasa, saya akan langsung diberhentikan oleh petugas 

jika memasuki jalur busway. Atau akan dikirimi “surat cinta” ke alamat rumah 

yang berupa surat tilang dan harus membayar denda lima ratus ribu rupiah, 

setiap saya menerobos lampu merah, yang akan langsung terekam dan 

terfoto dari cctv.


Sama halnya seperti “peraturan hari Sabat” yang ada pada zaman Yesus 

dahulu, kita pun diajak untuk terutama melakukan kebaikan, yaitu 

menyelamatkan nyawa orang, walaupun mungkin hal itu harus melanggar 

peraturan. Sama seperti Yesus, sekalipun nanti ada konsekuensi nya yang 

harus kita tanggung. Namun, jika hal itu untuk sesuatu yang penting, kita perlu 

tempuh resikonya. (Md)


Siapkah Saya menempuh resiko melanggar peraturan jika dihadapkan 

dengan keadaan mendesak jika memang dibutuhkan?



~ Redaksi Bahasa Kasih ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar