2 Samuel 12:15-23
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa?
Dapatkah aku mengembalikannya lagi?
Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.
(2 Samuel 12:23)
Ketika masih bersekolah di bangku SMP, ada seorang teman yang sempat tidak masuk sekolah sampai berminggu-minggu. Selidik punya selidik, kabarnya ia minta kepada ayahnya untuk dibelikan sepeda motor. Tapi permintaannya ini ditolak. Bukan karena si ayah tidak mampu membelikan, tapi karena si ayah merasa bahwa sepeda motor itu akan lebih banyak mendatangkan keburukan daripada manfaat bagi si anak.
Si anak tidak bisa menerima keputusan ini dan menjadi marah. Kemarahannya ini ia ungkapkan dengan membolos tadi.
Suatu ketika Daud berdoa memohon kepada Tuhan supaya anaknya sembuh. Ia mengajukan permohonan dengan begitu bersungguh-sungguh sampai para pegawainya khawatir mengenai apa yang akan terjadi jika permohonannya tidak terkabul dan anak itu meninggal.
Ketika anak itu akhirnya sungguh-sungguh meninggal, ternyata Daud justru bisa menerimanya dengan rela. Ia tidak menjadi kecewa kepada Tuhan, melainkan menerima bahwa Tuhan itu berdaulat penuh dan berharap bahwa kelak ia akan kembali bertemu dengan anaknya itu.
Kita bebas dan perlu berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memohon sesuatu yang kita inginkan dari Tuhan seperti Daud.
Tetapi, ketika doa tersebut sudah dijawab dan jawabannya adalah “tidak”, kita harus menerimanya dengan lapang dada.
Kita perlu percaya bahwa Tuhan berdaulat dan bisa dipercaya sehingga penolakan-Nya pun merupakan jawaban terbaik bagi kita. Jangan sampai kita menjadi kecewa dan ngambek seperti teman saya tadi.
KALAU TUHAN TIDAK MENGABULKAN DOA KITA,
TERIMALAH DALAM IMAN
BAHWA PENOLAKAN-NYA ITU ADALAH JAWABAN TERBAIK BAGI KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar