Yeremia 20:1-18
Sebab setiap kali aku berbicara,
terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!"
Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
(Yeremia 20:8)
Yeremia melayani di tengah situasi yang sulit. Pada saat usianya masih muda, ia harus bernubuat bagi bangsa Yehuda yang dipimpin oleh para imam dan nabi senior serta raja.
Yang lebih menyulitkan, pesan Tuhan yang harus disampaikannya berbeda dengan nubuat yang disampaikan oleh kebanyakan nabi saat itu.
Seorang diri melawan mayoritas. Ia sangat tidak populer sebab menubuatkan kejatuhan Yehuda dan runtuhnya Bait Allah, sedangkan mayoritas nabi dan imam menubuatkan yang sebaliknya.
Tentu saja Yeremia menghadapi masalah besar.
Tidak banyak orang bersedia mendengarkan pesannya. Kebanyakan orang lebih mempercayai mayoritas nabi senior daripada Yeremia. Untuk mempertahankan kebenaran yang ia percayai, Yeremia harus menerima perlakuan yang tidak menyenangkan: dipukul, dipasung, diejek, bahkan diancam akan dibunuh. Tetapi, Yeremia tetap berpegang teguh pada keyakinannya sebab ia tahu pesan itu berasal dari Tuhan walaupun tidak ada orang yang berpihak padanya.
Di tengah dunia yang semakin pelik ini, kita perlu memiliki iman seperti Yeremia. Terkadang kita sulit mengenali kebenaran karena tertutup oleh pendapat mayoritas.
Di tengah dunia yang semakin pelik ini, kita perlu memiliki iman seperti Yeremia. Terkadang kita sulit mengenali kebenaran karena tertutup oleh pendapat mayoritas.
Jika banyak orang di sekitar kita melakukan hal yang salah, hal itu akan tampak sebagai sesuatu yang benar; sebaliknya, orang yang melakukan kebenaran akan kelihatan ganjil.
Namun, seperti Yeremia peka akan suara Tuhan dan taat kepada-Nya, kita perlu peka untuk mengenali suara kebenaran di tengah keriuhan suara mayoritas.
MAYORITAS BELUM TENTU BENAR; BERPEGANGLAH PADA KEBENARAN
SEKALIPUN BERLAWANAN DENGAN MAYORITAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar