Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Jumat, 09 Februari 2024

Rencana Kerja Operasional TW I th 24

RENCANA KERJA OPERASIONAL
BIMBINGAN PENYULUHAN AGAMA KATOLIK

BULAN : JANUARI 2024

KELOMPOK BINAAN 
 : Warga Lingkungan Gabriel Dewasa Paroki Pringgolayan
ALAMAT 
 : Lingkungan Gabriel, Wilayah Timur, Gereja Paroki Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul

NO

BUTIR KEGIATAN

TUJUAN / TARGET

SASARAN

POKOK MATERI

WAKTU/MINGGU

TEKNIS PELAKSANAAN

1

2

3

4

5

1













2
Pertemuan Lingkungan










Pertemuan Lingkungan
Umat Lingkungan Gabriel memahami bahwa sebagai orang beriman akan sering berhadapan dengan roh jahat.

Umat Lingkungan Gabriel memahami perkataan dan arti kata tentang TALITA KUM.
Warga Lingkungan Gabriel Pringgolayan Banguntapan Bantul





Warga Lingkungan Gabriel Pringgolayan Banguntapan Bantul
Pendalaman orang beriman berhadapan dengan roh jahat.

Markus 5 : 1 - 8





Pendalaman akan arti kata “Talita kum”

Markus 5 : 21 - 43

 

 

 

 

 

Lagu Pembukaan dan Doa
Pembacaan Kitab Suci
Lagu Antar Bacaan
Renungan – Doa Umat
Bapa Kami – Doa penutup
Berkat dan Lagu Penutup

Lagu Pembukaan dan Doa
Pembacaan Kitab Suci
Lagu Antar Bacaan
Renungan – Doa Umat
Bapa Kami – Doa penutup
Berkat dan Lagu Penutup
 
Penyuluh Agama Katolik

Rogatianus Slamet Widiantono, SS

-----------------------------------------------------------------------

RENCANA KERJA OPERASIONAL
BIMBINGAN PENYULUHAN AGAMA KATOLIK

BULAN : FEBRUARI 2024

KELOMPOK BINAAN 
 : Warga Lingkungan Gabriel Dewasa Paroki Pringgolayan
ALAMAT 
 : Lingkungan Gabriel, Wilayah Timur, Gereja Paroki Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul

NO

BUTIR KEGIATAN

TUJUAN / TARGET

SASARAN

POKOK MATERI

WAKTU/MINGGU

TEKNIS PELAKSANAAN

1

2

3

4

5

1















2
Pertemuan Lingkungan












Pertemuan Lingkungan
Umat Lingkungan Gabriel merefleksikan hidup beriman dalam pergumulan yang tiada henti



Umat Lingkungan Gabriel semakin memahami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya.
Warga Lingkungan Gabriel Pringgolayan Banguntapan Bantul





Warga Lingkungan Gabriel Pringgolayan Banguntapan Bantul
Berkesaksian akan pengalaman hidup beriman dalam situasi perjuangan terus menerus.

Markus 5 : 21 - 43



Meski tidak diberi tanda oleh Allah namun tetap bahwa Allah selalu berkarya.

Markus 8 : 11 - 12

 

 

 

 

 

Lagu Pembukaan dan Doa
Pembacaan Kitab Suci
Lagu Antar Bacaan
Renungan – Doa Umat
Bapa Kami – Doa penutup
Berkat dan Lagu Penutup


Lagu Pembukaan dan Doa
Pembacaan Kitab Suci
Lagu Antar Bacaan
Renungan – Doa Umat
Bapa Kami – Doa penutup
Berkat dan Lagu Penutup






-----------------------------------------------------------------------

RENCANA KERJA OPERASIONAL
BIMBINGAN PENYULUHAN AGAMA KATOLIK

BULAN : MARET 2024

KELOMPOK BINAAN 
 : Warga Lingkungan Gabriel Dewasa Paroki Pringgolayan
ALAMAT 
 : Lingkungan Gabriel, Wilayah Timur, Gereja Paroki Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul



Pendalaman Materi Penyuluhan Katolik TW I th 24

Berikut ini adalah materi yang disampaikan sebagai sumber inspirasi dari Kitab Suci utamanya serta Pendalaman pokok materi yang diberikan agar dapat membantu di dalam proses beriman baik secara personal maupun komunal sebagai bagian dari Gereja Katolik.

Bulan Januari 2024



Bulan Februari 2024



Bulan Maret 2024

Senin, 05 Februari 2024

HUKUM PERNIKAHAN

Matius 19:1-12

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. 
(Matius 19:6)

Peliknya masalah pernikahan membuat banyak pasangan merasa hidup membujang itu lebih baik. 

Banyak alasan dikemukakan: ketidakcocokan, sifat buruk pasangan, pasangan yang tidak bertanggung jawab, perselingkuhan, perlakuan kasar, gairah cinta yang sudah padam. Berada dalam situasi pernikahan yang buruk sering memicu pertanyaan: Dalam keadaan bagaimanakah Tuhan mengizinkan perceraian?

Ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus soal perceraian, mereka bukan benar-benar sedang prihatin atas persoalan rumah tangga. Mereka hanya ingin mencobai Yesus. 

Yesus menjawab persoalan ini dengan mengingatkan mereka bahwa pernikahan adalah ketetapan Allah (ay. 56; bandingkan Kejadian 2:24). 

Hukum Musa diberikan karena hati umat Tuhan yang keras, tidak mau tunduk pada apa yang sudah ditetapkan Tuhan (ay. 8). Tentang hidup tidak menikah, Tuhan kembali menjawab dengan menunjukkan apa yang sudah ditetapkan Tuhan dan apa yang menjadi kemauan hati manusia (ay. 12).

Tuhan memiliki maksud terbaik ketika Dia menetapkan pernikahan, hidup membujang, maupun penyelesaian masalah rumah tangga. 

Bukankah Dia Allah yang Mahatahu dan Mahabaik? 

Kita dapat memilih, apakah akan mengikuti ketetapan ini atau melanggarnya. Sebelum memutuskan untuk menikah atau tetap melajang, renungkanlah dengan sungguh-sungguh: 
Apakah tindakan yang akan saya ambil sesuai dengan maksud Tuhan atas hidup saya? 
Adakah kecenderungan hati saya ini bertujuan memuaskan diri sendiri atau menyenangkan Tuhan?

LEMBUTKAN HATI KETIKA MEMBACA KETETAPAN-NYA,
AGAR KITA DAPAT MELIHAT MAKSUD TUHAN YANG CEMERLANG

SENI MENGKRITIK

Kisah Para Rasul 18:24-28

Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. 
Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, 
mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah. 
(Kisah Pr. Rasul 18:26)

Seorang pengkotbah pernah bercerita dan berbagi pengalamannya.
Ketika dipercaya berkhotbah dalam berbahasa Inggris, ia tertantang dan sekaligus bergumul. Suatu kali, seusai sebuah kesempatan, seorang mantan dekan fakultas sastra mendekatinya dan mengomentari beberapa pelafalan yang kurang tepat. Mendengarnya, ia merasa khotbahnya buruk sekali. Kemudian datang beberapa orang, sebagian penutur bahasa Inggris dan pernah bersekolah di luar negeri, menyemangatinya. Mereka menghargai usahanya, mengatakan khotbahnya dapat dipahami. Mereka bahkan bersedia menolong memperbaiki kemampuan bahasa Inggrisnya.

Apolos pemberita Injil yang fasih dan mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia bersemangat mengajar banyak orang, termasuk di rumah ibadat. Namun, karena keterbatasan pengetahuan, ia hanya mengajarkan baptisan Yohanes. 

Ketika Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka tidak mempermalukannya. Mereka membawanya ke rumah dan menjelaskan apa yang perlu Apolos tahu. Mereka tidak hanya menunjukkan masalahnya, tetapi juga memberikan solusi. 


Hasilnya, Apolos menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya di Akhaya. Ia bahkan mempergunakan keterampilannya memberitakan Injil Kristus di depan umum.

Umumnya, kita lebih senang mengkritik daripada dikritik. 

Jika harus mengkritik, pakailah cara terbaik untuk membangun, bukan menjatuhkan. Dan saat dikritik, belajarlah menyimak isi kritik, bukan berfokus pada caranya, sehingga kita dapat belajar memperbaiki diri.

KRITIK DIMAKSUDKAN UNTUK MENGOREKSI DAN MEMPERBAIKI KEADAAN,
BUKAN UNTUK MENYOMBONGKAN KEHEBATAN PRIBADI

MEMBACA TANDA

Kejadian 24:22-33

Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, 
yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; 
dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini! 
(Kejadian 24:27)

Dalam mencari kehendak Tuhan, sering kita meminta tanda dari-Nya. 

Masalahnya, tidaklah mudah bagi kita membaca tanda-tanda-Nya. Kita cenderung membaca tanda sesuai dengan keinginan kita sehingga mengakibatkan penafsiran yang keliru. 

Untuk menghindarinya, kita memerlukan hikmat Tuhan, seperti yang dilakukan oleh hamba Abraham dalam Kitab Kejadian ini.

Hamba Abraham memulai perjalanan dengan meminta petunjuk dan tanda dari Tuhan. Tanda yang diminta sangat detail sehingga tak akan mudah terjadi secara kebetulan dan melahirkan salah persepsi. 

Tanda yang ia minta juga menunjukkan hikmat dan iman bahwa Tuhan akan memberikan istri yang berbudi kepada anak tuannya. Ia menjumpai anak gadis yang melakukan persis seperti tanda yang ia minta dari Allah. 

Namun, ia tidak gegabah. Ia mengamat-amati, apakah yang terjadi sesuai doanya kepada Tuhan. Setelah melihat bahwa Ribka melakukan seperti tanda yang ia minta, hamba Abraham itu berkenalan dengannya sehingga kemudian tahu gadis itu ternyata memiliki hubungan keluarga dengan Abraham. Hamba ini pun yakinlah bahwa Tuhan menuntunnya.

Dalam pergumulan iman, kadang kita membutuhkan tanda dari Tuhan sebagai jawaban atau tuntunan. 

Namun, kita perlu memeriksa hati kita, jangan sampai kita meminta tanda untuk keuntungan diri dan bukan bagi terlaksananya maksud Tuhan. 

Meminta tanda juga membutuhkan hikmat untuk memastikan apakah tanda itu benar-benar dari Tuhan. Carilah konfirmasi melalui firman-Nya dan Roh Kudus.


TUHAN MENYATAKAN TANDA-TANDA BERDASARKAN KEHENDAK-NYA,
BUKAN DEMI MEMUASKAN KEINGINAN MANUSIA

WARISAN BURUK

Kejadian 37:1-11

Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, 
sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya.
(Kejadian 37:3)

Ishak pada usia 60 tahun menikahi Ribka, yang saat itu berumur 40 tahun. Kemudian lahirlah Esau dan Yakub bagi keluarga ini. Sungguh disayangkan, mereka tidak mengasuh keduanya dengan baik. Ishak cenderung lebih menyayangi Esau; sebaliknya, Ribka menyayangi Yakub. Kedua orangtua ini mengungkapkan rasa sayang secara timpang kepada kedua anak mereka. Baik Ishak maupun Ribka tampaknya tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu merupakan warisan yang salah bagi anak-anak mereka.

Warisan buruk ini berlangsung pada generasi berikutnya. Sebagaimana perlakuan orangtuanya pada dirinya, begitulah Yakub (Israel) memperlakukan anak-anaknya. Ia lebih mengasihi Yusuf daripada anaknya yang lain. Salah satu alasannya, menurut catatan Alkitab, mirip dengan alasan Ishak, yaitu karena Yusuf lahir pada masa tua Yakub. Apa yang pernah ia lihat dan ia alami di rumah orangtuanya, itu pula yang Yakub lakukan di rumahnya sendiri. Warisan salah yang ia terima turut membentuknya menjadi orangtua yang pilih kasih.

Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda-beda, namun hal ini bukanlah alasan bagi kita untuk bersikap pilih kasih. Cara kita mengungkapkan kasih kepada masing-masing anak bisa saja berlainan, namun kita tidak seharusnya membela salah satu anak lebih dari yang lain karena lebih menyayangi anak itu. Kita memperlakukan mereka seadil mungkin sehingga kita tidak memberikan warisan yang mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Belum terlambat untuk memulainya dari sekarang. Mari!

SALAH SATU WARISAN YANG PALING BERHARGA
ADALAH KASIH YANG ADIL TERHADAP ANAK-ANAK KITA

Pemimpin yang berkualitas

Filipi 2:19-24

Karena tidak ada seorang pun padaku, 
yang sehati dan sepikir dengan aku 
dan begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu. 
(Filipi 2:20)

Sosok F.X. Hadi Rudyatmo mungkin tidak seterkenal Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. Namun, mantan wakil Jokowi yang sekarang menjabat sebagai Walikota Surakarta ini dikenal peduli pada rakyatnya. Sejak masih menjadi wakil walikota, pria berkumis lebat ini menyumbangkan gajinya untuk kepentingan warganya. Sesekali, ia rela merogoh kocek pribadinya untuk kegiatan sosial tanpa mengharapkan imbalan. Rudy mewakili sosok pemimpin yang rela melayani.

Dalam Kitab Suci, kita mengenal Timotius sebagai sosok pemimpin berkualitas. Keunggulan karakternya diakui oleh Paulus, mentor sekaligus bapa rohaninya. Timotius sehati dan sepikir dengan Paulus dalam pekerjaan Tuhan.


Cucu Lois ini dikenal sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan umat Tuhan, bukannya sibuk memikirkan kepentingan sendiri. Ia mengabdikan hidupnya untuk memuliakan Tuhan, bukan mengejar ambisi pribadi. 

Kualitas Timotius sebagai pemimpin semakin lengkap oleh kesetiaannya yang teruji dalam pelayanan Injil (ay. 22). Tidaklah mengherankan jika Paulus berharap bisa segera mengirim Timotius kepada umat Tuhan di Filipi.

Seseorang yang mengutamakan kepentingan Kristus tidak akan menjadi egois pada waktu yang bersamaan. Orang yang memiliki kualitas karakter seperti Timotius, meskipun tidak menjabat sebagai pemimpin, hidupnya akan berdampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Sebagaimana Kristus rela berkurban bagi umat manusia, biarlah kita juga dikenal sebagai orang yang mendahulukan kepentingan sesama.

KETIKA KITA MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN SESAMA,
KITA MENYATAKAN KASIH KRISTUS KEPADA DUNIA