Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 27 Maret 2021

Mendengar dan Percaya

Yesaya 49:8-15,

Yohanes 5:17-30


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yoh. 5:24.30)


PELITA sabda hari ini menegaskan bahwa *inti hidup orang beriman adalah percaya kepada-Nya, karena Ia diutus bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri tetapi kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Barangsiapa yang mendengar dan percaya kepada Tuhan akan memperoleh hidup kekal.* Tentu saja tidak hanya mendengarkan dengan telinga tetapi dengan seluruh hati dan kehendak. Sedangkan percaya berarti menyandarkan seluruh harapan hidup kita kepada Tuhan. Kenyataan ini membawa kita pada satu keyakinan bahwa Allah itu mengasihi kita lebih dari seorang ibu mengasihi anaknya.

Benarkah kita telah sungguh-sungguh mendengarkan Tuhan? Artinya apakah kita sungguh melaksanakan sabda dan perintah kasih-Nya dalam hidup sehari-hari? Masa prapaskah menjadi saat yang indah dan tepat untuk menyatakannya dengan berbuat kasih kepada sesama terutama yang sedang menderita. Masa pandemi covid-19 tentu menyisakan banyak kisah cerita-derita. Sudah sewajibnya kita memberikan perhatian dan empati kita kepada mereka sesuai dengan kamampuan kita. Inilah wujud nyata jika kita sungguh mendengarkan Tuhan dan melaksanakan kehendak-Nya.

Berkah Dalem 

Rm.Istata

Rendah Hati


Seorang murid yang TDK suka pada gurunya mengeluarkan kecaman, kata-kata kasar, hinaan, dan meluapkan kebenciannya kepada Sang Guru. Sang Guru hanya diam, mendengarkan dengan sabar, tenang dan tidak berucap sepatah kata pun.

Setelah murid tersebut pergi, seorang murid lain yang melihat peristiwa itu bertanya: "Mengapa Guru diam saja? Mengapa tidak membalas makian dia?".

Sang Guru pun berkata: "Jika seseorang memberimu sesuatu,  tetapi kamu tidak mau menerimanya, menjadi milik siapakah pemberian itu...?". "Tentu saja menjadi milik si pemberi", jawab si murid dengan lugas. "Betul. Begitu pula dengan kata-kata kasar tersebut", tukas Sang Guru. "Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Dia tidak menyadari, bahwa nanti dia akan menanggung akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kita hanya akan membuahkan penderitaan hidup bagi kita sendiri.

Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri."

"Maka, jika di luar sana ada orang yang marah-marah kepadamu, biarkan saja, karena mereka sedang menyebarkan SAMPAH HATI❤ mereka. Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri. Tetapi jika engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu...".

Ada begitu banyak orang yang hidup dengan membawa sampah di hatinya. Sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah dendam, sampah merasa diperlakukan tidak adil, dan lainnya. Sampah yang diakibatkan egoisme, keserakahan terhadap harta dan jabatan, fanatisme terhadap kelompok, kroni dan figur tertentu, sehingga mengalahkan etika luhur dan aturan. Mereka sampai berani berpaling dari kebenaran, karena membenci para pejuang kebenaran yang dianggap telah menyakitinya.

Inilah saatnya bagiku, bagimu, dan bagi kita semua, untuk melatih diri melenyapkan sampah yang ada di hati kita. Jikapun ada sampah kekecewaan, kekesalan, kemarahan, buanglah semua itu sebelum meracuni diri sendiri dan orang lain.

Miliki hati yg bersih, agar jiwa kita selalu sehat.❤

*Riyan SCJ*

TABAH & SABAR

Yeremia 20:10-13, 

Yohanes 10:31-42

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya. (Yoh 10:31-32.40-42)


PELITA sabda hari ini mengisahkan betapa Tuhan mengalami penolakan dari orang-orang Yahudi yang membenci dan memusuhinya. Mereka membawa batu dan akan melempari-Nya. Kebencian orang-orang Yahudi sungguh nyata. Hal ini menegaskan apa yang telah dialami selama ini. Ada beragam penolakan terhadap Yesus  yang datang dari beragam pihak  terutama dari kelompok Farisi dan sekutunya bahkan Ia juga pernah ditolak oleh orang-orang sekampungnya di Nazareth. Ada beragam cara penolakan terhadap Yesus mulai dari memfitnah dan mencari-cari kesalahan-Nya hingga mengusir bahkan dengan tindakan fisik melempari batu seperti dalam pelita sabda hari ini. Namun Tuhan begitu tabah dan sabar menghadapi orang-orang yang menolaknya. Sementara itu, ada banyak orang Yahudi yang menerima pewartaan Yesus dan percaya kepada-Nya, seperti orang-orang di seberang sungai Yordan tempat dahulu Yohanes membaptis.

Tentu kita pun pernah menghadapi pengalaman yang sama. Kehadiran atau niat baik kita sering mendatangkan reaksi yang beragam. Mungkin kita lalu marah atau putus asa. *Kini kita harus belajar dari  cara Tuhan dalam menghadapi itu semua. Segala tantangan harus dihadapi dengan sabar tanpa mengedepankan emosi dan tak menghentikan niat hati untuk terus mewartakan kebaikan. Tetap semangat.*

Berkah Dalem 

Rm.Istata

Hal BERDOA

Suatu kali seorang anak sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Hari itu suasana sungguh meriah karena itu adalah babak final dan hanya 5 orang yang masih bertahan, termasuk Tommy. Sebelum pertandingan dimulai Tommy menundukkan kepala, melipat tangan dan berkomat kamit memanjatkan doa. Pertandingan dimulai, ternyata mobil balap Tommy yang pertama kali mencapai garis finish. Tentu Tommy girang sekali menjadi juara.


Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?” Tommy menjawab, “Bukan pak, rasanya tidak adil meminta pada Tuhan untuk menolong mengalahkan orang lain. Aku hanya minta pada Tuhan, supaya aku tidak menangis kalau aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Permohonan Tommy ini merupakan doa yang luar biasa. Dia tidak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, namun ia berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan batin yang teguh. 

Seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Kita ingin Tuhan menjadikan kita nomor satu, menjadikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita meminta agar Tuhan menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya dan rencana-Nya yang paling sempurna dalam hidup kita? Semestinya kita berdoa minta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Tuhan yang sempurna sebagai yang terbaik dalam hidup. Semoga kita memiliki pertobatan dlm cara berdoa kita, _*Krn Rahmat dan kehendak Tuhan terjadi bkn diatur oleh doa kita, melainkan oleh kuasa, kasih dan kehendakNya yg selalu baik bagi kita.*_ Gbu.

*RIYAN SCJ*

Temu Guyub Sleman

Perjumpaan darat sungguh dibutuhkan. 

Melalui kebersamaan yang nyata ini, kita dapat membentuk suatu kekuatan yang luar biasa. Dengan yang dialami sungguh menjadi kesempatan yang penuh rahmat untuk saling berbagi dan saling meneguhkan kiranya perjumpaan kami disini menjadi kesempatan yang baik untuk memberikan diri berbagi dan bersukacita bersama dalam pewartaan dan tugas perutusan kita semoga Kasih Cinta berjalan yang terjalin  lalui kebersamaan ini menjadi guyub rukun antara  di antara kami sebagai para penyuluh non PNS di Kabupaten Sleman  Tuhan memberkati kita semua  selamat  menjadi pewarta pewarta kabar sukacita di mana kita berada di mana kita diutus di tempat kita masing-masing

Berkah Dalem











 

Masuk Pekan SUCI 21

 Hari ini kita akan mulai memasuki pekan Suci tahun 2021 yang akan diawali dengan Minggu Palma.

Perayaan Minggu Palma pada hari ini ini akan diselenggarakan di beberapa gereja yang sudah memulai offline dengan protokol kesehatan yang sungguh dipersiapkan dengan baik.

Semoga kita semua bisa merayakan Minggu Palma dengan penuh sukacita sebagaimana Kita menyambut Yesus yang memasuki Yerusalem dengan teriakan Hosanna Hosanna Hosanna Putra Daud

Kegembiraan akan kehadiran Tuhan Yesus, menjadikan kita semakin bersukacita atas rahmat yang senantiasa dicurahkan Tuhan kepada kita.

Dengan kegembiraan dan sukacita, KITA  menyambut SANG RAJA namun raja yang kita sambut bukanlah Raja duniawi melainkan Raja Surgawi dengan penuh kesederhanaanNYA.

Ia datang dan memasuki kota Yerusalem dengan menaiki atau menunggang keledai.

Keledai seringkali digambarkan sebagai binatang yang bodoh namun dibalik sesuatu  digunakan atau dipakai Tuhan sebagai sarana menyapa manusia.

Bahwa yang terkecil, terlemah dan tersingkir menjadi cara Tuhan menggunakan sarana ini untuk menyapa manusia.

Bahwa DIA, Tuhan dia raja yang datang melalui hal-hal yang tidak biasa atau malah sering dipandang sebelah mata oleh dunia dan dipandang rendah namun itu digunakan Tuhan sebagai sarana untuk menyapa manusia.

Semoga berkat perayaan Palma, hari ini kita semakin diteguhkan bahwa DIA datang kepada kita dengan suasana kesederhanaan dengan kerendahan hati.

Mari kita Sambut DIA yang hadir dan masuk dalam hidup kita, sekarang, di sini seperti masa kini yang masih dalam suasana pendemi.

God Bless.

Jumat, 26 Maret 2021

Pantang Putus Asa

Yehezkiel 37:21-28, dan Yohanes 11:45-56

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.


Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?” (Yoh.11:45-46.53-56)

PERISTIWA Yesus membangkitkan Lazarus dan kemudian hidup kembali memang menjadi buah bibir, karena Lazarus sudah dibaringkang di kubur selama empat (4) hari. Beberapa saksi mata yang menyaksikan mukjizat itu percaya pada-Nya, tetapi yang lain tidak. Mereka yang tidak percaya bersekongkol dan mencari cara serta alasan untuk membunuh-Nya. Sebuah tindakan gelap mata dan di luar nalar. Jika kita renungkan dengan seksama, memang tantangan yang dihadapi Tuhan silih berganti. Betapa berat beban yang dihadapi Tuhan menjelang Ia mengakhiri karya-Nya. Tuhan banyak dicela dan dicari-cari kesalahannya. Kita bisa membayangkan betapa beratnya pikiran dan perasaan yang membebani batin-Nya hingga nantinya membawa-Nya kepada peristiwa penderitaan dan kematian-Nya. Ia tahu apa yang akan terjadi dan dialami. Namun Tuhan tak bergeming. Ia tak menolak dan menghindar dan semua peristiwa dihadapinya dengan tenang. Tekad dan kehendak-Nya makin kuat. Komitmen untuk setia pada kehendak Bapa pun semakin kokoh. Inilah teladan indah dari Tuhan yang pantas kita perjuangkan di mana kini. 

*Apakah kita juga setia terhadap beragam tantangan dan kehidupan? 

Apakah kita setia  memperjuangkan iman? Atau kita mudah putus asa dan menyerah? 

Semoga pelita sabda hari ini sungguh meneguhkan kita agar makin setia dalam menghayati iman dan tak mundur terhadap segala tantangan kehidupan.*


Berkah Dalem 


Rm.Istata