Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Selasa, 24 Oktober 2023

VISI dan MISI KEMENAG

 

VISI DAN MISI
KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2020-2024

 

VISI

 

“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan             gotong royong”.

(Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020)

 

 

MISI

 

1.   meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;

2.   memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;

3.   meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata;

4.   meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;

5.   meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan;

6.   memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

(Kemenag Bantul) 

(Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020)

Rabu, 04 Oktober 2023

Malnutrisi Rohani

2 Timotius 3:10-17

Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan 
bermanfaat untuk mengajar, 
untuk menyatakan kesalahan, 
untuk memperbaiki kelakuan dan 
untuk mendidik orang dalam kebenaran. 
(2 Timotius 3:16)

Konsep makanan bergizi empat sehat lima sempurna dikenal luas di negeri ini. Sayangnya, belum seluruh warga masyarakat menerapkannya. Ada yang terbentur keterbasan ekonomi sehingga tidak mampu memperoleh bahan makanan yang memadai. Ada pula yang tahu dan mampu mendapatkan makanan bergizi, namun mengabaikannya dan makan secara sembrono.

Bukan hanya tubuh yang memerlukan makanan bergizi; jiwa dan roh kita juga memerlukannya. Dari mana jiwa dan roh mendapatkan asupan gizi yang menyehatkan? 

Sumber utamanya tidak lain firman Tuhan. Menurut Paulus, firman Tuhan mengandung manfaat yang komplet: pengajaran yang benar dan sehat, penyadaran akan dosa dan kesalahan, perbaikan karakter dan perilaku, serta pendidikan dan pembinaan dalam kebenaran.

Soal ketersediaan, firman Tuhan yang ajaib ini relatif mudah diperoleh. Selain melalui kitab suci yang tercetak, kita juga dapat mengaksesnya melalui berbagai perangkat digital. 

Masalahnya, seberapa haus dan laparkah kita akan firman-Nya? 
Apakah kita meluangkan waktu setiap hari untuk menyimak dan mempelajarinya? 
Dan, apakah kita menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Jika kita tahu manfaat firman Tuhan, namun memilih mengabaikannya dan hidup secara sembrono, 
kita akan mengalami malnutrisi rohani. 
Kerohanian kita tidak akan bertumbuh, dan kehidupan kita tidak berbuah lebat bagi kemuliaan Tuhan. Tentu kita tidak menginginkan keadaan yang seperti itu, bukan?


KEHIDUPAN ROHANI
YANG BERTUMBUH DAN BERBUAH
DIMULAI DARI KECUKUPAN ASUPAN “GIZI” ROHANI

Kuatkanlah Hatimu

Hagai 2:21-24

Aku akan mengambil engkau, 
hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku... 
dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; 
sebab engkaulah yang Kupilih. 
(Hagai 2:24)

Kadang hati kita menjadi ciut jika melihat kondisi bangsa ini dalam menghargai kepercayaan yang beraneka ragam. Hambatan terhadap pemberitaan firman Tuhan semakin kuat. Izin pembangunan tempat ibadah semakin sulit diperoleh, bahkan di beberapa daerah rumah ibadah yang sudah berdiri ditutup sehingga tidak dapat dipakai. 


Bagaimanakah kita menanggapinya?

Bangsa Israel pernah mengalaminya ketika pembangunan Bait Suci dihambat. 

Allah memiliki rencana atas Israel dan Dia berkuasa untuk melaksanakan rencana-Nya itu. Kuasa-Nya tidak bergantung pada kemauan dan kemampuan manusia. Namun, bukan berarti Dia tidak melibatkan manusia dalam karya-Nya. Dia memilih Zerubabel untuk memainkan peranan penting dalam rancangan-Nya (ay. 24). 

Kepada Zerubabel, Allah berjanji akan meruntuhkan struktur kekuasaan dan berbagai pihak yang bermaksud melawannya. Allah melakukan semua itu agar Zerubabel menyadari bahwa ia adalah hamba Allah. 

Di bagian terakhir, kitab Hagai mengajarkan bahwa situasi dunia yang mengerikan, musuh yang menghadang, atau semangat yang patah bukanlah alasan bagi kita untuk menolak panggilan Allah.

Sebagai orang percaya, kita memiliki hak istimewa untuk terlibat dalam rencana Allah di negeri ini. Jangan karena merasa tidak mampu, kita jadi ragu untuk terlibat. 
Jangan karena takut akan beratnya medan pelayanan, kita jadi mundur. 
Ingatlah, Allah kita berkuasa dan Dia berkenan pada mereka yang taat kepada-Nya. 
Perkataan-Nya ke pada bangsa Israel juga berlaku bagi kita, “Kuatkanlah hatimu dan kerjakanlah.”

TUHAN MEMAMPUKAN, 

KITA MENGERJAKAN

Kebutuhan dan Cinta Uang

1 Timotius 6:2b-10

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. 
(1 Timotius 6:10)

Di bangku sekolah dulu, kita belajar mengenai jenis-jenis kebutuhan manusia. 

Di tingkat yang paling dasar, dikenal kebutuhan yang disebut kebutuhan primer yang berisi makanan, pakaian dan rumah. Secara teori, asalkan ketiga hal tersebut terpenuhi, sudah cukup untuk seseorang bisa bertahan hidup. 

Tapi saya rasa sebagian besar dari kita tidak akan puas kalau hanya memiliki ketiga hal tersebut. Bukan karena tidak setuju bahwa sebetulnya tiga hal itu cukup untuk bertahan hidup, tapi karena kita ingin memiliki hal-hal yang lain juga.

Sampai di tahap tertentu, kemauan dan kemampuan ini baik. Sebab tentu memenuhi kebutuhan sekunder seperti kesehatan dan pendidikan memang diperlukan untuk memiliki kualitas hidup yang baik. 

Tapi ketika kemudian hal-hal yang tergolong kebutuhan tersier seperti internet, alat elektronik terbaru, baju mahal, dsb. juga masuk dalam daftar kebutuhan dasar hidup kita dan kita merasa tanpa itu hidup kita tidak cukup, kita perlu berhatihati. Sebab jangan-jangan kita sudah bukan lagi sekedar berusaha meningkatkan kualitas hidup, tapi sudah jatuh dalam penyakit cinta uang.

Paulus menuliskan bahwa penyakit ini harus diwaspadai sebab cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. 

Ketika seseorang sudah cinta uang, ia akan terjerumus untuk mengejar harta tanpa lagi mempedulikan soal etika dan kebenaran. Selain itu, cinta uang mendatangkan kesusahan bagi diri kita sendiri. 

Sebab ketika tujuan hidup sudah berpindah dari menyenangkan Tuhan kepada mengumpulkan harta, kita tidak akan pernah merasa puas.

MENGEJAR KUALITAS HIDUP MEMANG PERLU, 
TAPI HATI-HATILAH
DENGAN PENYAKIT CINTA UANG YANG MENGINTAI

Memupus Kebencian

Roma 12:9-21


Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; 
lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 
(Roma 12:17)

Ketika misionaris pertama tiba di Alberta, Kanada, mereka mendapatkan perlawanan sengit dari kepala suku Indian Cree yang masih muda, bernama Maskepetoon. Namun pria itu kemudian menyambut berita Injil dan menerima Kristus. Tidak lama sesudahnya, seorang warga suku Blackfoot membunuh ayahnya. Maskepetoon menunggang kuda ke desa si pembunuh dan menuntut orang itu dibawa ke hadapannya. 

Ia berkata, “Kau sudah membunuh ayahku, maka sekarang kau harus menjadi ayahku. Kau harus menunggang kuda terbaikku dan mengenakan pakaian terbaikku.” 

Ternganga keheranan dan sekaligus tertempelak penuh penyesalan, orang itu berseru, “Anakku, kini engkau membunuhku!” 

Maksudnya, kebencian yang bercokol dalam hatinya terhapuskan sepenuhnya oleh pengampunan dan kebaikan hati sang kepala suku.

Setelah berbicara tentang “mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup” sebagai tanggapan atas kemurahan Allah (Rom. 12:1), 

Paulus memaparkan tindakan praktis untuk mempersembahkan tubuh, yaitu dengan hidup dalam kasih. Menariknya, ungkapan kasih ini sebagian besar berkaitan dengan sikap dalam menghadapi kejahatan yang menimpa kita. 

Selain mengampuni dan menyerahkan pembalasan kepada Allah, kasih karunia-Nya memampukan kita bertindak lebih jauh: membalas kejahatan itu dengan kebaikan. Itulah yang dialami Maskepetoon.

Kita juga telah menerima kasih karunia Allah. Jika kejahatan kita yang begitu besar sudah diampuni oleh Allah, bagaimana kita akan memperlakukan orang-orang yang menyakiti kita?

DENDAM MENYEMAI KEDENGKIAN;
PENGAMPUNAN MEMUPUS KEBENCIAN

PERUBAHAN HIDUP MATIUS

Matius 9:9-13


Setelah Yesus pergi dari situ, 
Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, 
lalu Ia berkata kepadanya, 
“Ikutlah Aku.” 
Matius pun bangkit dan mengikut Dia. 
(Matius 9:9)


Pemungut cukai alias petugas pajak adalah profesi yang disegani dan sekaligus dibenci banyak orang. Orang cenderung tidak suka berurusan dengan petugas pajak. Petugas pajak distereotipkan sebagai orang yang tidak jujur; bukan hanya menipu rakyat, mereka juga mengelabui pemerintah. Mereka dianggap memperkaya diri dengan mencari untung dari orang kaya yang tidak mau membayar pajak dengan semestinya. Matius, selain pemungut cukai, juga dipandang sebagai antek penjajah Romawi. Jadi, bisa dibayangkan betapa orang Yahudi membencinya.

Namun, Yesus Sang Mesias tidak segan untuk mencari mereka yang berdosa dan yang dibenci banyak orang seperti Matius. Dia justru memberikan pengampunan, keselamatan, dan perubahan hidup menjadi manusia baru bagi pemungut cukai itu. Hidupnya tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi berpusat pada kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Sukacita dan perubahan hidup membuat Matius rindu bersaksi bagi orang-orang di sekitarnya yang sedang bergumul dengan dosa, agar mereka juga berkesempatan disapa dan dijamah Yesus.

Matius meninggalkan meja cukai yang dulu memberinya banyak keuntungan duniawi. Kini ia memperoleh harta surgawi dan harkat hidup yang tak ternilai. Tuhan memakai kemampuannya mencatat dengan teliti untuk menuliskan Injil yang memberkati banyak orang dan mengantar mereka berjumpa dengan Yesus Sang Juru Selamat. Rindukah Anda menyerahkan hidup untuk diubah dan dipakai oleh Yesus? Sambutlah panggilan-Nya!— SST

KEHIDUPAN YANG BERPUSAT PADA TUHAN
AKAN MENDATANGKAN BERKAT BAGI SESAMA

DIANGGAP BODOH

1 Korintus 1:18-31

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, 
dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat... 
(1 Korintus 1:27)

Kisah sukses orang bodoh tidak ada habisnya. Mereka mampu menyulap label bodoh menjadi kisah inspiratif yang mengundang decak kagum. Salah satunya Sir John Gurdon, peraih Nobel dalam bidang Psikologi dan Obat-obatan tahun 2012. Ketika berusia 15 tahun ia dilabeli bodoh. Ia pernah menduduki posisi paling akhir dari 250 anak dalam mata pelajaran Biologi dan ilmu alam lainnya. Namun, Sir John Gurdon sudah bertransformasi. Kini ia mendapatkan pengakuan dunia atas pencapaian ilmiahnya.

Bagi dunia, Injil itu suatu kebodohan (ay. 23). Mengapa? Dunia menganggap kepercayaan kepada Kristus sebagai kekonyolan. Bagaimana mungkin seorang yang mati bisa dianggap hidup? Bagaimana orang yang disalibkan dianggap juru selamat? Bagaimana seorang manusia bisa menjadi Allah? Bagi dunia, kepercayaan semacam itu sama sekali tidak masuk akal. Hanya orang bodoh yang meyakininya.

Namun, syukur kepada Allah, Anda dan saya tidak perlu cemas. Allah berjanji bahwa Dia akan memakai orang-orang yang bodoh untuk mempermalukan dunia (ay. 27). Tuhan rindu untuk menyatakan diri-Nya kepada dunia. Dan, Dia hendak memakai orang yang cukup bodoh untuk memercayai berita Injil guna menyatakan kebesaran dan keagungan-Nya. Melalui kehidupan orang percaya, dunia akan melihat bagaimana kuasa dan anugerah-Nya bekerja. Dunia akan menyaksikan bahwa percaya pada Kristus itu ternyata bukan tindakan bodoh seperti tuduhan mereka. Siapkah kita dianggap bodoh oleh dunia karena berpegang teguh pada Kristus?— MRT

DIANGGAP BODOH OLEH DUNIA ADALAH KEUNTUNGAN KARENA, DENGAN ITU,
ORANG AKAN MELIHAT KEBESARAN ALLAH, BUKAN KEBESARAN KITA