Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Senin, 31 Januari 2022

Maaf*

Maaf adalah kata-kata yang sering kita dengar dan gunakan. Dari naturnya, permintaan maaf dilontarkan oleh pihak yang melakukan kesalahan (pelaku) kepada pihak yang terluka (korban) untuk mendapatkan pengampunan. Sejak kecil kita diajarkan bahwa meminta maaf adalah etika penting dalam kehidupan. Meminta maaf merupakan strategi untuk merestorasi hubungan yang rusak akibat konflik atau kesalahan.

Dalam keseharian, meminta maaf sering kali tidak mudah. Pernahkah Anda mendengar pernyataan ini: “Maaf saja tidak akan menyelesaikan masalah”? Atau mungkin kita pernah mengalami sendiri, bagaimana permintaan maaf tidak selalu berbuah pengampunan. 

Dalam relasi keluarga atau dengan pasangan, tidak diampuni setelah meminta maaf akan menjadi sumber masalah baru yang rumit. 


Sebagai contoh, Joni lupa menjemput Shinta pulang dari kantor karena Joni harus lembur bekerja. Joni meminta maaf pada Shinta, namun Shinta tetap merasa kesal. Shinta merasa Joni tidak tulus meminta maaf. Joni merasa Shinta tidak pengertian. 

Kemudian pertengkaran suami istri tersebut akan melebar pada masalah prioritas (Joni tidak memprioritaskan Shinta) dan kurangnya pengertian (Shinta bisa pulang sendiri, tidak pengertian pada Joni yang harus bekerja keras hari itu).

Faktanya, efektivitas permintaan maaf sangat ditentukan dari bagaimana korban melihat dan menilai pesan tersebut (Hereli & Eisikovits, 2006). 

Permintaan maaf, meskipun hanya berupa kata-kata, sebenarnya terdiri dari komponen yang lebih kompleks, seperti emosi/perasaan dari pelaku, empati, dan pertanggungjawaban dari pelaku untuk korban.


Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.

(Markus 11: 25)

Tuhan melihat hati dan tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan.

Apakah ada seseorang yang berbuat salah atau melukai hati kita? Mungkin itu disengaja atau bahkan mereka tidak mengetahui telah melukai kita.

Tidak peduli apa pun keadaannya, kita di panggil untuk mengampuni. Saat kita mengampuni, kita sedang mengejar kasih dan Tuhan adalah kasih.


Jika kita tidak mengampuni, maka kita telah berpaling ke arah yang berlawanan dan menjauh dari Tuhan.

Melalui pengampunan itulah kita sedang membuka pintu supaya kita dapat bebas! Lupakanlah masa lalu itu dan pandanglah ke masa depan. Kejarlah kasih dengan memilih jalan pengampunan.

Majulah dan izinkan Tuhan menjadi pembela kita.

“Terkadang anda harus memafkan seseorang bukan kerana anda lemah, namun karena anda menyadari bahawa semua orang pernah melakukan kesalahan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar