Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Senin, 29 Januari 2024

PENDAMPINGAN Bina Iman Anak Piyungan

Dalam kesempatan ini. Kami mencoba mengenali kehendak Tuhan dalam kehidupan. Sudah seminggu papa Vico dipanggil Tuhan. Ya. Seorang anak 10 tahun kehilangan sosok ayah yang dicintai.


Dalam kehidupan kita hanya nglakoni. Tuhan yang menentukan. Belajar nrima. Waktu Tuhan pasti yang terbaik.


Hanya Doa dan Doa yang teriring untuk mereka baik yang masih di dunia maupun jiwa yang menghadap Bapa di Surga.

Sabtu, 20 Januari 2024

GENERASI TANPA TUHAN

Hakim-Hakim 2:6-16

... bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain,
 yang tidak mengenal TUHAN 
ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel. 
(Hakim-Hakim 2:10)



Eropa sebelum abad ke-19 boleh dikatakan pusat kekristenan dunia. Dari sinilah kekristenan tersebar ke seluruh dunia. 

Akan tetapi, beberapa survei menunjukkan bahwa pada saat ini kekristenan di Eropa mengalami penurunan drastis. Banyak orang sudah enggan ke gereja lagi. 

Gereja menjadi kosong sehingga tidak aneh jika kemudian gereja berubah fungsi. Ada yang menjadi ruang pameran, tempat hiburan, atau museum.

Kondisi yang sama pernah terjadi dalam kehidupan bangsa Israel. Pada masa kepemimpinan Yosua, mereka menyembah kepada Allah. 

Akan tetapi, kondisinya jauh berbeda setelah Yosua meninggal. Generasi berikutnya tidak lagi mengenal Tuhan dan karya yang telah dilakukan-Nya bagi bangsa Israel. Bahkan mereka menyembah kepada ilah-ilah lain. 

Ironis, karena pada mulanya Tuhan memilih bangsa Israel untuk suatu rencana agung. Tuhan ingin mereka bisa membawa bangsa lain datang kepada-Nya. Tetapi, generasi penerus ini tidak memahami maksud Tuhan, dan malah mengikuti penyembahan berhala oleh bangsa lain. 

Tidak heran hal ini membangkit kan murka Tuhan. Ada yang salah dalam kehidupan rohani bangsa Israel sehingga generasi penerusnya meninggalkan Tuhan.


Kita juga ditetapkan untuk mengajarkan iman yang benar kepada anak kita. 


Setiap orangtua Kristen bertanggung jawab untuk memperkenalkan kasih Tuhan kepada anaknya, dengan harapan nantinya mereka menjadi orang beriman. 

Jika kita lalai, besar kemungkinan anak cucu kita kelak tidak lagi percaya kepada Tuhan.

KETIKA KITA MENGAJARKAN IMAN DENGAN SETIA,
KITA MEMPERSIAPKAN GENERASI YANG MENGASIHI TUHAN

Jumat, 19 Januari 2024

Pendampingan Anak Autis

Allah menciptakan semuanya adalah Baik adanya. Allah menciptakan manusia unik dan istimewa Allah mencintai seluruh umat manusia. Penciptaan atas diri manusia seturut dan serupa dengan Allah. Manusia yang diciptakan Allah memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya manusia diharapkan saling menyempurnakan, saling melengkapi, dan saling menyucikan satu sama lain.

Dalam kehidupan sekarang kita akan berjumpa dengan sesama kita yang amat istimewa. Kita akan menemui beberapa makhluk ciptaan Allah yang memiliki keistimewaan yang sungguh berbeda dengan pada umumnya.

Mereka pun memerlukan kasih cinta agar dapat tumbuh berkembang seperti yang diharapkan dalam hidup bersama masyarakat pada umumnya. Meskipun disadari bahwa mereka tidak seperti pada umumnya kita.

Sidang Komisium

Para Legioner mengadakan pertemuan atau sidang bersama dalam rangka Komisium yakni para perwira baik di tingkat presidium maupun Kuria di Aula Paroki Kidul Loji Yogyakarta.

Dalam sidang Komisium ini turut hadir pemimpin Rohani Romo Suratman Pr. Hadir pula para perwira baik dari Kabupaten Magelang dan Kulon Progo.

Sidang bulanan ini terselenggara setiap Minggu II pada pukul 10.30 sampai 13.00.

Laporan periodik dari Kuria dibawah Komisium.





Minggu, 14 Januari 2024

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.

(Sebuah Perjumpaan FKUB Banguntapan di Gereja St. Paulus Pringgolayan)

FKUB yang dibentuk di tingkat provinsi dan kabupaten/kota bertujuan memelihara dan mengembangkan kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di provinsi, FKUB bertugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur, dan melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.


(Para Tokoh Agama memberikan sebuah Pencerahan dari pandangan Agama yang ada di Indonesia)

Sedangkan tugas FKUB kabupaten/kota adalah melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota.

FKUB kabupaten kota juga melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat, memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat, dan memberikan pendapat tertulis untuk izin sementara pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadat yang diberikan oleh bupati/walikota, dan memberikan pendapat atau saran dalam hal penyelesaian perselisihan pendirian rumah ibadat kepada bupati/walikota.


(Beberapa Tokoh Agama yang hadir dalam kebersamaan untuk DUDUK BARENG di Pringgolayan)

Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama yaitu tokoh komunitas umat beragama baik yang memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas keagamaan yang diakui dan atau dihormati oleh masyarakat setempat sebagai panutan.









Rabu, 03 Januari 2024

MERASA LEBIH

Lukas 18:9-14

Sebab siapa saja yang meninggikan diri, 
ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. 
(Lukas 18:14)

Ketika media massa banyak menyoroti peristiwa kecelakaan lalu-lintas yang memakan korban jiwa, saya dan teman-teman sempat membicarakannya. 
Salah satu pernyataan yang sering terlontar, "Sekarang ini susah. Kita sudah berhati-hati, masalahnya orang lain ceroboh, kita jadi korban." 
Orang itu bermaksud mengatakan bahwa dirinya sudah mengemudi dengan lebih hati-hati. Nyatanya, hampir semua orang pernah mengemudi dengan kurang hati-hati sehingga menabrak atau menyenggol sesuatu.

Ada kecenderungan merasa diri kita lebih baik dari orang lain. 
Paling parah jika sikap ini berkaitan dengan dosa. Orang Farisi dalam perumpamaan Yesus merasa diri benar karena memiliki kedudukan terhormat dalam masyarakat. Ia juga berupaya melakukan aktivitas keagamaan dengan ketat. Ia mengira dirinya diterima Allah. 

Padahal, ia sama saja dengan pemungut cukai itu: sama-sama berdosa dan tidak layak di hadapan Allah yang kudus. Dan, pemungut cukai itu dibenarkan karena tidak membenarkan diri, melainkan memiliki hati yang hancur.


Merasa diri lebih baik dari sesama itu sikap yang pongah. 
Sikap ini merintangi kita menghampiri hadirat Tuhan. Kita akan sulit mengucap syukur atas anugerah pengampunan dan pengurbanan Tuhan Yesus, seolah kekudusan dapat kita peroleh melalui aktivitas ibadah dan perbuatan baik. 

Sebaliknya, Tuhan berkenan akan ibadah kita bila kita menghampiri-Nya dengan kerendahan hati, dengan menyadari bahwa hanya oleh anugerah-Nya kita dapat dikuduskan.

HAMPIRILAH HADIRAT-NYA DENGAN KERENDAHAN HATI,
DAN BIARLAH ANUGERAH-NYA MENGUDUSKAN KITA

TAHU JALAN KITA

Ayub 23:1-17

Karena Ia tahu jalan hidupku; 
seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
(Ayub 23:10)

“Mengapa ini semua harus terjadi Tuhan?” 

Pertanyaan ini sering keluar dari mulut kita. Dalam Kitab Suci, banyak orang melontarkannya kepada Tuhan, mulai dari bangsa Israel yang bersungut-sungut karena tidak memiliki makanan dan minuman sampai pada Paulus yang mempunyai duri dalam dagingnya. 

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sarat dengan cerita bahwa umat Tuhan tidak luput dari permasalahan hidup. Salah satunya kisah Ayub, laki-laki yang taat kepada Tuhan.

Dalam perikop ini, Ayub bertanya kepada Tuhan mengapa masalah itu menimpanya. Ayub ingin membela diri, mengajukan perkaranya kepada Tuhan, berkeluh kesah bahwa ia tidak sepatutnya mengalami musibah tersebut. Tuhan seakan diam, tidak memberikan jawaban yang melegakannya. 

Ada pun para sahabatnya menyalahkannya, menganggapnya kena tulah karena berbuat dosa. Namun, di tengah kebimbangan dan keraguan itu, ada satu pengakuan yang mengandung kepastian: bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi dirinya. Jika Tuhan mengujinya, ia akan menjadi seperti emas. 

Ia tidak mengatakan “mungkin”, tetapi “akan”, menunjukkan pengharapan dan keyakinan yang teguh.

Kiranya kita memiliki pengertian seperti Ayub: bahwa Allah tahu jalan hidup yang terbaik bagi kita. 
Pemahaman semacam ini akan menolong kita untuk tetap teguh di tengah terpaan berbagai kebimbangan dan keraguan. Saat masalah hidup menerpa kita, kita diteguhkan bahwa Dia tidak meninggalkan kita, namun tengah membentuk kita menjadi emas yang semakin murni.

PENGERTIAN YANG BENAR 
TENTANG ALLAH MENJADI SUMBER PENGHIBURAN
SAAT KESESAKAN MENERPA KEHIDUPAN KITA