Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Rabu, 04 Oktober 2023

Kebutuhan dan Cinta Uang

1 Timotius 6:2b-10

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. 
(1 Timotius 6:10)

Di bangku sekolah dulu, kita belajar mengenai jenis-jenis kebutuhan manusia. 

Di tingkat yang paling dasar, dikenal kebutuhan yang disebut kebutuhan primer yang berisi makanan, pakaian dan rumah. Secara teori, asalkan ketiga hal tersebut terpenuhi, sudah cukup untuk seseorang bisa bertahan hidup. 

Tapi saya rasa sebagian besar dari kita tidak akan puas kalau hanya memiliki ketiga hal tersebut. Bukan karena tidak setuju bahwa sebetulnya tiga hal itu cukup untuk bertahan hidup, tapi karena kita ingin memiliki hal-hal yang lain juga.

Sampai di tahap tertentu, kemauan dan kemampuan ini baik. Sebab tentu memenuhi kebutuhan sekunder seperti kesehatan dan pendidikan memang diperlukan untuk memiliki kualitas hidup yang baik. 

Tapi ketika kemudian hal-hal yang tergolong kebutuhan tersier seperti internet, alat elektronik terbaru, baju mahal, dsb. juga masuk dalam daftar kebutuhan dasar hidup kita dan kita merasa tanpa itu hidup kita tidak cukup, kita perlu berhatihati. Sebab jangan-jangan kita sudah bukan lagi sekedar berusaha meningkatkan kualitas hidup, tapi sudah jatuh dalam penyakit cinta uang.

Paulus menuliskan bahwa penyakit ini harus diwaspadai sebab cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. 

Ketika seseorang sudah cinta uang, ia akan terjerumus untuk mengejar harta tanpa lagi mempedulikan soal etika dan kebenaran. Selain itu, cinta uang mendatangkan kesusahan bagi diri kita sendiri. 

Sebab ketika tujuan hidup sudah berpindah dari menyenangkan Tuhan kepada mengumpulkan harta, kita tidak akan pernah merasa puas.

MENGEJAR KUALITAS HIDUP MEMANG PERLU, 
TAPI HATI-HATILAH
DENGAN PENYAKIT CINTA UANG YANG MENGINTAI

Memupus Kebencian

Roma 12:9-21


Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; 
lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 
(Roma 12:17)

Ketika misionaris pertama tiba di Alberta, Kanada, mereka mendapatkan perlawanan sengit dari kepala suku Indian Cree yang masih muda, bernama Maskepetoon. Namun pria itu kemudian menyambut berita Injil dan menerima Kristus. Tidak lama sesudahnya, seorang warga suku Blackfoot membunuh ayahnya. Maskepetoon menunggang kuda ke desa si pembunuh dan menuntut orang itu dibawa ke hadapannya. 

Ia berkata, “Kau sudah membunuh ayahku, maka sekarang kau harus menjadi ayahku. Kau harus menunggang kuda terbaikku dan mengenakan pakaian terbaikku.” 

Ternganga keheranan dan sekaligus tertempelak penuh penyesalan, orang itu berseru, “Anakku, kini engkau membunuhku!” 

Maksudnya, kebencian yang bercokol dalam hatinya terhapuskan sepenuhnya oleh pengampunan dan kebaikan hati sang kepala suku.

Setelah berbicara tentang “mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup” sebagai tanggapan atas kemurahan Allah (Rom. 12:1), 

Paulus memaparkan tindakan praktis untuk mempersembahkan tubuh, yaitu dengan hidup dalam kasih. Menariknya, ungkapan kasih ini sebagian besar berkaitan dengan sikap dalam menghadapi kejahatan yang menimpa kita. 

Selain mengampuni dan menyerahkan pembalasan kepada Allah, kasih karunia-Nya memampukan kita bertindak lebih jauh: membalas kejahatan itu dengan kebaikan. Itulah yang dialami Maskepetoon.

Kita juga telah menerima kasih karunia Allah. Jika kejahatan kita yang begitu besar sudah diampuni oleh Allah, bagaimana kita akan memperlakukan orang-orang yang menyakiti kita?

DENDAM MENYEMAI KEDENGKIAN;
PENGAMPUNAN MEMUPUS KEBENCIAN

PERUBAHAN HIDUP MATIUS

Matius 9:9-13


Setelah Yesus pergi dari situ, 
Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, 
lalu Ia berkata kepadanya, 
“Ikutlah Aku.” 
Matius pun bangkit dan mengikut Dia. 
(Matius 9:9)


Pemungut cukai alias petugas pajak adalah profesi yang disegani dan sekaligus dibenci banyak orang. Orang cenderung tidak suka berurusan dengan petugas pajak. Petugas pajak distereotipkan sebagai orang yang tidak jujur; bukan hanya menipu rakyat, mereka juga mengelabui pemerintah. Mereka dianggap memperkaya diri dengan mencari untung dari orang kaya yang tidak mau membayar pajak dengan semestinya. Matius, selain pemungut cukai, juga dipandang sebagai antek penjajah Romawi. Jadi, bisa dibayangkan betapa orang Yahudi membencinya.

Namun, Yesus Sang Mesias tidak segan untuk mencari mereka yang berdosa dan yang dibenci banyak orang seperti Matius. Dia justru memberikan pengampunan, keselamatan, dan perubahan hidup menjadi manusia baru bagi pemungut cukai itu. Hidupnya tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi berpusat pada kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Sukacita dan perubahan hidup membuat Matius rindu bersaksi bagi orang-orang di sekitarnya yang sedang bergumul dengan dosa, agar mereka juga berkesempatan disapa dan dijamah Yesus.

Matius meninggalkan meja cukai yang dulu memberinya banyak keuntungan duniawi. Kini ia memperoleh harta surgawi dan harkat hidup yang tak ternilai. Tuhan memakai kemampuannya mencatat dengan teliti untuk menuliskan Injil yang memberkati banyak orang dan mengantar mereka berjumpa dengan Yesus Sang Juru Selamat. Rindukah Anda menyerahkan hidup untuk diubah dan dipakai oleh Yesus? Sambutlah panggilan-Nya!— SST

KEHIDUPAN YANG BERPUSAT PADA TUHAN
AKAN MENDATANGKAN BERKAT BAGI SESAMA

DIANGGAP BODOH

1 Korintus 1:18-31

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, 
dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat... 
(1 Korintus 1:27)

Kisah sukses orang bodoh tidak ada habisnya. Mereka mampu menyulap label bodoh menjadi kisah inspiratif yang mengundang decak kagum. Salah satunya Sir John Gurdon, peraih Nobel dalam bidang Psikologi dan Obat-obatan tahun 2012. Ketika berusia 15 tahun ia dilabeli bodoh. Ia pernah menduduki posisi paling akhir dari 250 anak dalam mata pelajaran Biologi dan ilmu alam lainnya. Namun, Sir John Gurdon sudah bertransformasi. Kini ia mendapatkan pengakuan dunia atas pencapaian ilmiahnya.

Bagi dunia, Injil itu suatu kebodohan (ay. 23). Mengapa? Dunia menganggap kepercayaan kepada Kristus sebagai kekonyolan. Bagaimana mungkin seorang yang mati bisa dianggap hidup? Bagaimana orang yang disalibkan dianggap juru selamat? Bagaimana seorang manusia bisa menjadi Allah? Bagi dunia, kepercayaan semacam itu sama sekali tidak masuk akal. Hanya orang bodoh yang meyakininya.

Namun, syukur kepada Allah, Anda dan saya tidak perlu cemas. Allah berjanji bahwa Dia akan memakai orang-orang yang bodoh untuk mempermalukan dunia (ay. 27). Tuhan rindu untuk menyatakan diri-Nya kepada dunia. Dan, Dia hendak memakai orang yang cukup bodoh untuk memercayai berita Injil guna menyatakan kebesaran dan keagungan-Nya. Melalui kehidupan orang percaya, dunia akan melihat bagaimana kuasa dan anugerah-Nya bekerja. Dunia akan menyaksikan bahwa percaya pada Kristus itu ternyata bukan tindakan bodoh seperti tuduhan mereka. Siapkah kita dianggap bodoh oleh dunia karena berpegang teguh pada Kristus?— MRT

DIANGGAP BODOH OLEH DUNIA ADALAH KEUNTUNGAN KARENA, DENGAN ITU,
ORANG AKAN MELIHAT KEBESARAN ALLAH, BUKAN KEBESARAN KITA

Selasa, 03 Oktober 2023

Tahu Batas

Kejadian 39:1-23

Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini 
dan berbuat dosa terhadapAllah? 
(Kejadian 39:9)

”Saat Yusuf masuk ruangan, teman-teman nyonya Potifar yang sedang mengiris-iris bawang terluka jarinya. Itu karena mata mereka berpindah pandangan dari bawang ke wajah Yusuf yang amat tampan dan memesona.” Demikianlah penggalan cerita religius Arab yang hendak menggambarkan betapa elok paras Yusuf dan betapa besar dampaknya ketampanannya. Tidak heran jika istri Potifar terbakar asmara olehnya.

Sebetulnya bila Yusuf mau menyambut bujukan istri Potifar untuk tidur bersama (ay 7), bisa saja skandal itu aman. Istri Potifar mungkin akan berusaha keras menutupinya. Namun, pertimbangan Yusuf bukan sekadar hitung-hitungan situasional. Ia melihat semua peristiwa ini dari sudut pandang spiritual, yakni dalam konteks hubungan seseorang di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu ketika istri Potifar menggodanya secara seksual, respon Yusuf jelas. Katanya, ”Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (ay. 9b). Yusuf bukan saja tahu batas wewenang yang diberikan oleh Potifar kepadanya (ay. 9a), ia terlebih lagi juga tahu batas mana yang ditentukan Tuhan. Bagi Yusuf, tarikan garis batas yang jelas itu mengundang adanya sikap yang tegas. Itulah Yusuf, orang yang tak hanya elok parasnya, namun juga elok spiritualitasnya.

Kita tahu bahwa godaan yang mendatangi kita bukanlah hal yang batasnya tak jelas. Namun, tahu saja tidak cukup. Kita diminta bertindak pas dengan apa yang kita tahu sebagai batas yang tak boleh diterabas itu.— DKL

KEELOKAN HATI MEMBENTENGI KITA
TERHADAP GODAAN YANG MENYERANG BERTUBI

Fokus pada Allah

1 Samuel 17:40-58

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: 
“Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, 
tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, 
Allah segala barisan Israel yang kautantang itu." 
(1 Samuel 17:45)

Konsentrasi dan fokus sangat vital dalam berkendaraan di jalan raya. Tanpa itu, kemungkinan terjadi kecelakaan makin meningkat. Di sepanjang jalan banyak iklan, informasi atau pemandangan yang bisa mengalihkan fokus kita. Jika tidak berhati-hati, kita dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Agar tetap aman, fokus dan konsentrasilah.

Dalam perjalanan hidup banyak masalah dan pergumulan yang berusaha mengalihkan fokus kita dalam mempercayai Allah. Kadang-kadang ia hadir melalui kondisi keuangan yang sulit, jodoh yang tak kunjung datang, karier yang seakan jalan di tempat, penyakit yang menahun, dan lain-lain. Tidak sedikit orang yang fokusnya teralih dari Tuhan karena tarikan dan godaan masalah yang begitu kuat.

Untuk itu, kita perlu belajar menjaga fokus dan kepercayaan kita. Seperti Daud yang tidak terpengaruh sedikit pun oleh ancaman Goliat, kita dapat meneguhkan hati dalam menghadapi setiap godaan yang diperhadapkan kepada kita. Bagaimana pun besarnya godaan itu, kita harus berani berkata tidak terhadapnya.

Landasan keteguhan kita adalah kepercayaan yang kokoh di dalam Tuhan. Keyakinan akan pemeliharaan dan kasih setia-Nya akan memampukan kita menghadapi semua tekanan hidup yang berat sekali pun. Seperti dalam persahabatan, semakin kita mengenal-Nya semakin besar kepercayaan kita kepada-Nya. Karena itu, arahkanlah fokus hidup kita untuk semakin mengenal Allah yang kita percayai, Allah yang berkuasa atas semua pergumulan hidup kita.

BERFOKUS KEPADA TUHAN MENEGUHKAN KITA
DALAM MENGHADAPI MASALAH HIDUP

Senin, 25 September 2023

Pembukaan Rekening gaji



Unit Keuangan Subbagian TU Kankemenag Bantul memfasilitasi pembukaan rekening gaji kepada 48 PPPK fungsi keagamaan di lingkungan Kankemenag Bantul. Dilaksanakan di Aula PLHUT, Senin (11/9).