Kepala Kankemenag Bantul, Ahmad Shidqi bersama dengan Kasubbag TU, Aminuddin dan seluruh PPPK Kemenag Bantul mengikuti Pembukaan Orientasi PPPK via platform zoom meeting di Aula PLHUT, Rabu (13/09). Orientasi PPPK dibuka langsung oleh Menteri Agama.
Berkah Dalem Gusti
Senin, 25 September 2023
APEL PAGI SENIN
Mengikuti Apel Pagi di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul yang dipimpin oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul Ahmad Shidqi
APEL SORE JUMAT
Acara Rutin di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, setiap sore Jumat sebelum pulang 16.30, kami melaksanakan Apel Sore dimulai pukul 16.00 yang dibina oleh pergantian masing-masing sie yang sudah terjadwal.
Bersama rekan-rekan kerja di kemenag BANTUL, apel Jumat sore yang dipimpin oleh Kasub TU Kantor Kemenag
Rabu, 20 September 2023
Jalur Alternatif
Mazmur 51:1-19
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay.1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay.3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay.1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay.3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Rumah Sampah
Mazmur 51:1-19
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Ketika Persediaan Menipis
Mazmur 51:1-19
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Menderita dengan Tekun
Mazmur 51:1-19
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur
MENGAKUI DOSA DAN BERTOBAT
MELEPASKAN KITA DARI TUNTUTAN RASA BERSALAH
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Ratapan 3:1-26 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:...
-
Kis 18:1-17 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari oran...
-
Matius 5 : 13 - 16 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Matius 5:14) Ketika aliran lis...
-
MAZMUR 15 : 1 - 5 Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung- Mu yang kudus? Yaitu dia...
-
Yosua 1:1-9 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah dipe...