Kisah Para Rasul 5:1-11
”Katakanlah kepadaku,
dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?”
Jawab perempuan itu, ”Betul sekian”
(Kisah Para Rasul 5:8)
Apabila menilik perbuatan Ananias dan Safira, seberat apakah kesalahan mereka sehingga tak ada kesempatan kedua?
Mari cermati hal ini agar kita tak mengulang tindakan mereka: Suasana jemaat mula-mula diliputi kegembiraan karena karya Allah begitu nyata dalam persekutuan orang percaya. Sebagian jemaat menjual harta miliknya; bahkan menjual tanahnya untuk kepentingan kelompok. Ananias dan Safira juga.
Akan tetapi, setelah menjualnya, dengan sengaja mereka menahan hasil penjualannya. Sebetulnya, Petrus serta jemaat mula-mula tidak menuntut Ananias dan Safira menyerahkan keseluruhan hasil penjualan. Sayangnya, Ananias dan Safira mengaku memberikan seluruhnya, padahal mereka menahan sebagian. Itu sebabnya Petrus bertanya, “Dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” (ayat 8).
Mereka dihukum bukan karena tidak mempersembahkan semua hasil tanahnya, melainkan karena dengan sengaja mereka memanipulasi hasil penjualan tanah dan berlaku tidak jujur.
Barangkali mereka mengharapkan decak kagum dari komunitas jemaat mula-mula, supaya jemaat mengira mereka memberi banyak.
Bagi Petrus, ini adalah penipuan terhadap Roh Kudus. Tentu umat dan Roh Kudus tidak sama. Akan tetapi, Roh Kudus memperhatikan bagaimana orang bersikap terhadap umat Tuhan.
Bagaimanakah sikap kita terhadap gereja atau sesama?
Apakah kita kerap terjebak dalam manipulasi, yaitu mengambil untung dari persekutuan atau gereja? Ataukah kita tulus melayani dan memberi diri di situ?
Tuhan melihat hati kita. Jadilah saluran berkat yang menyenangkan hati-Nya
KITA TAK PERLU MENCARI PUJIAN SESAMA
TUHAN TAHU
MENGGANJAR KITA YANG MENYENANGKAN HATI-NYA