1 Samuel 8:1-22
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan
mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami;
maka kami pun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain;
raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.”
(1 Samuel 8:19-20)
Vox populi vox Dei. Frasa bahasa Latin ini berarti “suara rakyat adalah suara Tuhan”.
Sebagian orang memaknainya sebagai kehendak Tuhan itu tercermin dalam kehendak rakyat. Tetapi, sebagian lagi berargumen frasa ini dicetuskan justru untuk membantah pemahaman tersebut.
Suara rakyat cenderung mudah dipengaruhi oleh emosi dan histeria massa sehingga menjadi tidak rasional dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Hal inilah yang terjadi ketika bangsa Israel meminta raja.
Sejak awalnya bangsa Israel adalah bangsa yang unik. Mereka tidak memiliki raja, melainkan dipimpin langsung oleh Tuhan.
Sejak awalnya bangsa Israel adalah bangsa yang unik. Mereka tidak memiliki raja, melainkan dipimpin langsung oleh Tuhan.
Selama itu pula, asalkan mereka taat, mereka aman dan sejahtera.
Suatu hari mereka ingin menjadi sama dengan bangsa lain. Mereka meminta seorang raja. Samuel berusaha mengajak mereka berpikir ulang. Tetapi, karena histeria massa yang terjadi, mereka tidak lagi bisa berpikir jernih sehingga mengambil keputusan yang tidak bijaksana.
Ketika bangsa Indonesia ini melaksanakan pemilihan umum. Berbagai cara akan dipakai untuk membujuk masyarakat memilih seorang calon, termasuk dengan memanipulasi emosi masyarakat.
Ketika bangsa Indonesia ini melaksanakan pemilihan umum. Berbagai cara akan dipakai untuk membujuk masyarakat memilih seorang calon, termasuk dengan memanipulasi emosi masyarakat.
Hendaklah kita tidak ikut terjebak dan memilih berdasarkan emosi, melainkan meneliti calon yang ada dengan saksama dan memastikan bahwa kita memilih orang yang tepat.
Kita juga dapat mengajak orang-orang di sekitar kita berbuat demikian. Kiranya pemimpin yang terpilih nanti memang orang yang tepat, dan suara rakyat sungguh-sungguh cerminan kehendak Tuhan.
MEMILIH SECARA BIJAKSANA
BERARTI MEMILIH DENGAN PERTIMBANGAN YANG MATANG,
BUKAN HANYA MENURUTI GEJOLAK EMOSI