Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Senin, 31 Januari 2022

Melepas dan Menerima

Mrk 9:41-50


Kita bukan hanya hidup di dunia, tetapi dunia itu mengikat kita. Kadang dunia memiliki kita dan kita harus terus hidup di dunia. Namun demikian, bagaimana seharusnya hidup di dunia tanpa tercengkeram olehnya?

Para pengikut Yesus diperingatkan agar tidak menghentikan usaha mereka yang mengusir setan demi nama Yesus karena mereka juga adalah orang-orang percaya. Jika para murid “menyesatkan” mereka, yaitu, membuat mereka tidak lagi bersekutu dengan Yesus, maka para murid akan menerima ganjaran yang keras — suatu hukuman mati. Yesus meneruskan nasihat-Nya, masih berkenaan dengan bagaimana menaati kehendak Allah. Yesus berbicara tentang pengorbanan diri sampai semaksimal mungkin, dengan melepas apa yang seharusnya dilepas daripada hal-hal tertentu akan membuat orang kehilangan segala sesuatunya.


Di sini kita diingatkan lagi tentang tiga zona dalam kehidupan manusia, yang mencakup tangan, kaki, dan mata. Kehidupan orang percaya haruslah utuh untuk Tuhan, dan ia harus berusaha untuk sedapat mungkin meminimalkan kecemaran dengan melepaskan kemelekatan.

Ayat 49 memberikan kepada kita semacam peringatan akan pemurnian. Murid-murid akan menghadapi penganiayaan, dan mereka akan dimurnikan. Untuk itu, mereka perlu menyiapkan diri menghadapi masa-masa sulit. 
Ayat 50 berbicara bukan lagi tentang garam penyucian, tetapi tentang garam sehari-hari. Di sini para murid berfungsi sebagai garam dunia yang akan menyucikan dunia dengan tumpahnya darah mereka ke tanah. Misi yang mereka kerjakan adalah misi yang krusial, dan mereka harus bersatu padu untuk melaksanakan amanat agung Tuhan memberitakan Injil-Nya!

Renungkan: Melepaskan sesuatu yang kita sayangi dan nikmati memang tidak enak. Namun, kita akan menerima kehidupan yang sejati bila itu sesuai kehendak Allah.

DOA: Roh Kudus Allah, aku sungguh ingin mematahkan hubunganku dengan dosa dalam hidupku. Tolonglah aku menemukan cara-cara yang praktis untuk memotong apa saja yang menyebabkan aku menyakiti hati-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat menjadi garam yang tidak hambar dalam Kerajaan Allah. Amin.

ALLAH PUNYA CITA-CITA




Salah satu topik penting yang terus dibicarakan dan diperdebatkan di kalangan Kristen adalah perceraian. Dari dulu, gereja menggumuli bagaimana mengatasi persoalan ini. Namun, persoalan ini semakin pelik dan sulit dicarikan titik temunya karena masing-masing gereja memiliki persepsi sendiri. Bagaimana Alkitab memandang hal ini?

Dengan tujuan hendak menguji apakah Yesus sepandangan dengan Musa, orang Farisi bertanya tentang perceraian. Namun usaha pengujian ini menjadi sia-sia karena ternyata Yesus justru balik bertanya mengenai apa yang Musa perintahkan. Kemungkinan besar, Yesus sudah tahu maksud orang-orang Farisi yang ingin mengadunya dengan pandangan Musa. Tetapi, orang-orang Farisi itu tidak menjawab apa yang diperintahkan tetapi apa yang diperbolehkan Musa. Memang, menurut Ulangan 24:1, Musa memperbolehkan perceraian dengan syarat ada surat perceraian. Yesus tidak menyangkal hal itu, tetapi ketentuan itu diberikan bukan berdasarkan perintah Allah, yang diberikan sejak awal penciptaan, tetapi untuk memuaskan kedegilan hati orang-orang zaman itu.

Yesus menjelaskan dua hal penting tentang cita-cita Allah menciptakan laki-laki dan perempuan (lih. Kej. 1:27 dan 2:24). Pertama, pernikahan adalah rencana Allah. Di dalamnya laki-laki dan perempuan hidup dalam suatu persekutuan yang tak terpisahkan, saling berbagi, saling mengisi, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan harus berlangsung seumur hidup. Kedua, laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya untuk menjadi “satu daging” dengan istrinya. Artinya, mereka berada dalam persekutuan hidup yang utuh dan permanen. Karena itu tidak mungkin dipisahkan, bahkan dengan alasan apa pun!


Renungkan: Pernikahan Anda dengan istri atau suami Anda adalah cita-cita Allah untuk Anda. Karena itu peliharalah perkawinan Anda sebagai bentuk syukur Anda kepada Allah.

DOA: Tuhan Yesus, aku mohon ampun untuk cara-caraku yang telah menyebabkan perpecahan di dalam tubuh-Mu. Ampunilah sikap tidak berterima kasih yang kupertontonkan selama ini. Dalam belas kasih-Mu, sembuhkanlah kerusakan apa saja yang telah kusebabkan. Dengan bebas

Minggu, 30 Januari 2022

Jembatan Kasih Persaudaraan


Janganlah Membangun TEMBOK...

                                karena akan Membuat kita Terasing....

Tetapi..

                    bangunlah JEMBATAN,

agar kita senantiasa Terhubungkan"



Dua orang Kakak Beradik, semula hidupnya sangat rukun, tetapi akhirnya terjatuh dalam pertengkaran serius, 
hanya karena kesalahpahaman kecil di antara keduanya.

Padahal selama 40 tahun mereka hidup Damai Harmonis berdampingan, tanpa pernah ada konflik menegangkan di antara keduanya.


Suatu pagi, lewatlah Seorang Tukang Kayu, mengetuk rumah Sang Kakak. 

“Maaf Tuan, saya sedang mencari Pekerjaan,” kata pria itu dengan ramah. 

“Barangkali Tuan berkenan memberikan sebuah pekerjaan untuk saya selesaikan.”

“Oh ya!” jawab Sang Kakak. 

“Saya punya pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang di seberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku…. ah... sebetulnya ia adalah Adikku."

“Minggu lalu ia mengeruk bendungan, lalu mengalirkan airnya ke tengah Padang Rumput itu, sehingga menjadi Sungai yang memisahkan tanah kami."

“Hmm, barangkali ia memang sengaja ingin mengejekku, tapi aku akan memberinya balasan yang setimpal."

Di situ ada Gundukan Kayu, aku ingin kau membuat Pagar setinggi 10 meter untukku, sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. 

"Pokoknya, aku ingin melupakannya”..... Ungkap Sang kakak kepada Tukang Kayu itu.

Kata Tukang Kayu, 

“Saya mengerti Tuan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa berbahagia.”

Sang Kakak meninggalkan Tukang Kayu itu untuk bekerja sendirian.

Di Sore hari, ketika ia kembali, Tukang Kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Betapa kagetnya dia begitu melihat hasil pekerjaan Tukang Kayu itu.

Sama sekali tidak ada tembok Pagar Kayu sebagaimana yang dimintanya.

Yang ada malah sebuah Jembatan Kayu yang melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang milik adiknya.

Jembatan itu tampak begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi.

Dari Seberang, terlihat Sang Adik bergegas menaiki Jembatan itu dengan Kedua Tangannya terbuka lebar. 

“Kakakku, kau sungguh baik hati mau Membuatkan Jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah Menyakiti hatimu. Maafkan aku, Kak”*

Dua Bersaudara itu pun bertemu di tengah Jembatan, Saling Berjabat tangan dan Berpelukan......

Selisih paham dan curiga akhirnya luntur di tengah jembatan.


Api Amarah dan Kebencian di antara keduanya telah padam, digantikan dengan hangatnya Jalinan Tali Kasih.

Melihat itu, Tukang Kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap untuk pergi.

“Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami punya banyak pekerjaan untukmu,” pinta Sang kakak.

“Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini,” kata Tukang Kayu, “tapi masih banyak Jembatan lain yang harus segera saya selesaikan......"

Jadi......mari kita bangun lebih banyak Jembatan..... JEMBATAN KASIH PERSAUDARAAN 

selagi masih diberikan Kesempatan oleh Yang Maha Kuasa 

Karena hidup terasa indah ditengah suasana yang Harmonis, Tenang dan Damai.

050222

Aku dan Mereka 9










 

Aku dan Mereka 8

 






















Aku dan mereka 7