Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 29 Januari 2022

Percayakah KAMU?

SUMBER INSPIRASI HIDUP
2Sam. 12:1-7a.10-17
Markus 4:35-41

Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk.4:37-40)

"Mengapa kamu begitu takut, mengapa kamu tidak percaya?," itulah sabda Yesus kepada para murid yang mengalami kepanikan ketika perahu mereka diombang-ambingkan taufan sehingga ombak menyembur ke dalam perahu. Kepanikan mereka menjadi-jadi ketika didapati Tuhan Yesus tertidur di buritan. Setelah para murid membangunkan-Nya, Tuhan menghardik angin itu dan seketika reda dan danau menjadi teduh.

Tuhan tidak hanya berkuasa atas sakit-penyakit dan roh-roh jahat. Ia juga berkuasa atas peristiwa alam. Ia menghalau angin taufan dan ombak yang mengombang-ambingkan perahu para murid. Semula para murid amat ketakutan karena kuatnya ombak kemudian menegur atau bernada memarahi Tuhan "Guru Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" 

Sebuah ungkapan emosional yang tentu tidak pada tempatnya. Pelita sabda hari ini mengingatkan kita bahwa kita pun sering bersikap seperti para murid. Mudah kalut, takut bahkan marah kepada Tuhan. Kita lupa bahwa Tuhan ada bersama kita. Lupa bahwa kita tidak sendirian, Dia beserta kita, ada di hati kita.

Semoga kita menjadi bijak dalam setiap tantangan dan bahkan kesulitan. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan dan berjuang sendirian. Jangan takut, harus percaya kepada-Nya.


Kidungkan lagu ini
Tuhan tak pernah janji, langit selalu biru,
tetapi Dia berjanji, selalu menyertai.
Tuhan adalah gembalaku,
Ia selalu peduli dan melindungi.
190222

Mereka adalah Kita











 











Kamis, 27 Januari 2022

Menghadapi Era Digitalisasi dalam Gereja Katolik

Era digitaliasai yang terjadi saat ini, disadari atau tidak, telah membawa masyarakat menuju era masyarakat digital. Teknologi komunikasi yang terus berkembang perlahan mengubah kehidupan sosial masyarakat serta cara manusia berelasi dengan manusia lain. 

Jika dulu relasi di bangun secara langsung dengan bertemu dan bertatap muka, kini relasi juga bisa dibangun melalui dunia maya. Artinya, tanpa perlu bertatap muka, seseorang sudah bisa mengobrol dan mendapatkan teman baru. Begitu juga dengan cara bekerja, belajar, berdoa dan terutama dalam menghidup menggereja.

Di masa mendatang, untuk hidup menggereja antar umat tidak perlu selalu bertemu dan bertatap muka. Setiap orang dapat berpatisipasi aktif dimana saja (remote), namun tetap saling terhubung.


Oleh karena itu, mulai sekarang perlu mengembangkan komunikasi yang lebih baik melalui dunia maya ini, termasuk dalam pelayanan hidup menggereja saat ini. Gereja tidak hanya hidup dalam dunia nyata, namun dunia maya pun perlu dijelajahi sehingga diperlukan suatu wadah yang dapat menggabungkan sepak terjang Gereja yang semakin berkembang sesuai dengan zamannya,

Misa dan Rosario misalnya, sudah mulai menggabungkan dengan yang diikuti di tempatnya dan juga mereka yang tidak bisa mengikuti langsung sehingga memerlukan sarana ini agar tidak ketinggalan serta mereka pun dapat terlibat meski tidak secara langsung karena situasi dan kondisinya yang tidak memungkinkan.

BERSERAH DIRI

BELAJAR DARI INJIL

Luk 2:22-35

Bukti seseorang mengenal dan mengasihi Allah dapat dilihat dari penyerahan dirinya kepada Allah. Orang yang mengatakan mengenal Allah, tetapi tidak taat kepada perintah-Nya adalah pendusta. Maka, untuk mengetahui apakah kita sungguh-sungguh mengenal Allah, salah satu cara yang terbaik adalah menguji ketaatan kita dalam melaksanakan perintah-Nya.

Pengenalan Simeon akan Allah membuat ia tetap setia dalam menantikan kedatangan Mesias sampai masa tuanya. Simeon adalah rang yang saleh dan benar, hal ini dikaitkan dengan keteladanan hidupnya. Pengalaman hidup Simeon juga ditandai dengan karya Allah yang nyata dalam dirinya, yakni ketika Roh Kudus memimpin dia ke Bait Allah dan mempertemukannya dengan bayi Yesus. Simeon menyambut dan menantang bayi Yesus sambil memuji Allah. Kemudian ia menyampaikan permohonan penyerahan dirinya: “Biarkanlah hambamu ini pergi dalam damai sejahtera” (Mat 2:29). Permohonan tersebut tidak didorong oleh kekecewaan, tetapi sebagai ungkapan kepercayaannya. Kesetiaan Simeon ini menginspirasi kita untuk menemukan dan melaksanakan apa yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita.

Ya Allah, semoga sabda-Mu sungguh meresap dalam diri kami, sehingga kami dapat melihat berbagai kebaikan-Mu dalam hidup kami.

260222

HATI UNTUK KEMULIAAN ALLAH

BELAJAR DARI SEORANG HANA

Luk 2:36-40

Tujuan hidup kaum beriman ialah mencapai kehidupan abadi, yakni bersatu kembali dengan Allah, Sang Pencipta. Ketika Yohanes mengatakan bahwa janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, hendak mengingatkan kita supaya seluruh tenaga dan perhatian tidak terlena dengan hal-hal duniawi yang akhirnya menjauhkan kita dari Allah. Pada umumnya, istilah dunia dalam pandangan Kitab Suci merujuk kepada hal-hal yang menggiring manusia melakukan keinginan daging dan bersikap angkuh. Dengan kata lain, manusia yang angkuh akan merasa tidak perlu bergantung kepada Allah dalam hidupnya. Hal inilah yang mengakibatkan manusia akhirnya jatuh dalam perbudakan dosa dan tidak mampu lagi melakukan apa yang dikehendaki Allah.


Kesederhanaan hidup Hana menunjukkan begitu besar cintanya kepada Allah. Bahkan di usianya yang sudah tua pun dia masih lebih mengutamakan apa yang dikehendaki Allah dalam hidupnya. Pergumulan hidupnya yang begitu panjang senantiasa diwarnai dengan ucapan syukur dan tetap setia menantikan janji Allah. Ia seorang janda, sejak tujuh tahun usia pernikahannya. Dalam situasi yang demikian tentu ia mengalami banyak pergumulan. Namun, semuanya itu dihadapinya tanpa meninggalkan Tuhan, karena dia tahu apa yang menjadi tujuan hidupnya, yakni keselamatan kekal. Maka, setelah Hana bertemu dengan bayi Yesus dia menyampaikan rasa syukur yang sangat mendalam dan bersaksi tentang Anak itu kepada semua orang. Keteladanan hidupnya menunjukkan kedewasaan hidup rohani seorang yang cinta akan Allah.

TERPANGGIL DAN TERPILIH

MENGHIDUPI

2Sam 5:1-7.10

Mencari dan menentukan pemimpin bukan soal gampang. Ada hal-hal yang dapat dipelajari dari perikop ini: 
  • 1) Proses, memakan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan menentukan seorang karyawan (ayat 2); 
  • 2) Sadar atau tidak sadar, selalu terefleksi sifat kepemimpinannya (ayat 2); 
  • 3) Tuhan turut campur tangan atas keterpilihannya (ayat 2); 
  • 4) Kepemimpinan yang dipilih Tuhan selalu mengemban tugas penggembalaan (ayat 2), sehingga setiap pemimpin kristiani tidak boleh menganggap enteng kepemimpinannya (ayat 5). Kepemimpinan Kristiani selalu mengikat janji di hadapan Tuhan (ayat 3), karena Tuhanlah yang memberikan wibawa kepemimpinan.

Tindakan tepat di saat tepat. Sebaik apapun suatu gagasan, diperlukan pertimbangan akurat, agar menghasilkan yang optimal, bukan bahan tertawaan.
Daud diuji kemampuannya untuk merebut kota Yerusalem, yang kelak menjadi ibu kota kerajaan. Ternyata penyertaan Tuhanlah yang membuat Daud semakin berkuasa (ayat 10)


Mula-mula Daud dinobatkan menjadi raja oleh orang Yehuda saja, 2Sa 2:4+. Sekarang ia menjadi raja orang Israel juga. Tetapi kedua bagian (Israel dan Yehuda) tetap terpisah. Raja adalah raja atas seluruh Israel dan Yehuda. Kerajaan Daud adalah sebuah negara persatuan, bukan negara kesatuan. Dan negara itu selalu terganggu dari dalam sampai akhirnya pecah menjadi dua kembali, 1Ra 12. Yerusalem sebenarnya baru direbut setelah orang Filistin dikalahkan, sebagaimana diceritakan dalam 2Sa 17:25

Ada dua alasan yang menyebabkan suku-suku Israel memihak Daud:
Pertama, keberhasilannya dalam peperangan pada masa lampau;
Kedua, Janji Allah kepadanya. “Gembala” adalah istilah yang sering diterapkan kepada seorang raja, Israel Utara dan Israel Selatan dipersatukan oleh pribadi raja, bukan atas undang-undang dasarnya

IMMANUEL

BERPIJAK DARI

2Sam 6:12b-15,17-19

Imanuel Allah beserta kita. Allah hadir dan berkarya di tengah kehidupan ini. Ia dekat dan mengenal umat-Nya. Ia tahu dan memberikan apa yang diperlukan umat-Nya. Allah telah menciptakan manusia dengan satu kebutuhan hakiki, yaitu bersekutu dengan-Nya, menyembah Dia, dan mengalami hadirat-Nya. Dalam Perjanjian Lama Allah hadir di tengah umat-Nya dalam berbagai lambang berarti. Di antaranya melalui tabut perjanjian. Apa yang hanya berupa lambang itu sudah cukup untuk menjadi alasan bagi Daud dan rakyat mensyukuri Allah dengan kesukaan tak terkatakan. Lebih lagi sesudah Tuhan Yesus datang. Dalam Tuhan Yesus, yang melayani, mengajar, melakukan mukjizat, mati dan bangkit, Allah hadir untuk menyelamatkan kita. Hati yang terbuka untuk bertumbuh dalam iman kepada Kristus adalah langkah awal untuk menerima kehadiran Allah.

Menerima kehadiran-Nya. Di dalam hukum Taurat, Allah telah menetapkan bahwa orang yang diuntukkan bagi tugas mengangkat tabut harus menguduskan diri terlebih dahulu. Tugas tersebut adalah kehormatan yang hanya dipercayakan pada anggota suku Lewi. Karena aturan tersebut diabaikan. proses pemindahan tabut itu kemudian terhenti. Bahkan lebih buruk lagi, Uza yang telah berlaku teledor meski dengan tujuan baik, harus mati.

Allah adalah Allah yang kudus. Menerima kehadiran-Nya tidak dapat dilakukan tanpa sikap kesungguhan atau sembarangan (ayat 7) Jika kita berharap Tuhan hadir memberkati hidup ini, selayaknya kita menyelaraskan segenap hidup seturut kehendak-Nya. Ia tidak berkenan jika kita hanya memberi-Nya tempat dalam hati, sementara dosa merajalela dalam pikiran dan perbuatan kita.
Semakin penting dan mulia sesuatu, bukankah wajar bila kita semakin berhati-hati pula?A

Allah Sumber Keadilan

Paus Yohanes Paulus II pernah berkata “Jika kalian menginginkan kedamaian, perjuangkanlah keadilan, jika kamu menginginkan keadilan, belala...