Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Minggu, 31 Desember 2023

WAJAH WARGA BINAAN MASYARAKAT KATOLIK

  • PENDAMPINGAN DAN PENYULUHAN SERTA PEMBINAAN TETAP DI RUMAH TAHANAN PAJANGAN


Pelaksanaan setiap hari Kamis mulai pukul 09.00 - 12.00 di Gereja Rutan Pajangan yang dibantu oleh petugas dari LP, bapak Juve selaku Penjaga Lapas Kristiani.

  • PENDAMPINGAN DAN PENYULUHAN SERTA PEMBINAAN TETAP DI LINGKUNGAN GABRIEL PAROKI PRINGGOLAYAN, BANGUNTAPAN BANTUL


Pelaksana kegiatan setiap hari Jumat yang dilakukan di tempat rumah warga secara bergilir atau bergantian sebagai sarana menciptakan saling meneguhkan satu sama lain.








  • PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN REMAJA KATOLIK




  • PENDAMPINGAN LANSIA PRINGGOLAYAN

Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu pagi 06.30 - 07.30 di Gereja Santo Paulus Pringgolayan dengan lebih banyak menitikberatkan pada menjaga kebugaran, kesehatan, melestarikan hidup sehat dengan olah raga bersama.



PENDAMPINGAN BAPAK BAPAK SANTO PAULUS



PENDAMPINGAN LEGIO MARIA

Para Laskar Maria ini adalah kelompok para adi suswa yang penuh dengan kesetiaan dan ketekunan membangun paguyuban yang senantiasa mencintai Ibu Maria dan mencoba meneladan dari berbagai hal dari nilai-nilai dan keutamaan dari Ibu Orang  Beriman ini.



PENDAMPINGAN TETAP IMAN ANAK-ANAK KATOLIK 
Diutamakan anak-anak Katolik yang bersekolah di Sekolah Negeri dan tidak ada Guru pengajarnya baik dari TK, SD, maupun SMP yang berada di wilayah Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilakukan setiap Senin Siang dan Rabu terutama di wilayah kecamatan Piyungan dan kecamatan Sewon. 





PENDAMPINGAN KELOMPOK IBU BANGUNHARJO 

Kelompok Ibu-Ibu Bangunharjo mengadakan ziarah serta outbond bersama untuk rekreasi sekaligus memperdalam iman mereka bertepatan dengan waktu BULAN ROSARIO. Acara yang dikemas dengan penuh riang gembira dan happy diselenggarakan di Gua Cemara Sewu dan di Ganjuran untuk mengolah tema Bersama Ibu Maria Bunda Kritus yang menjadi semangat dan teladan bagi para ibu Bangunharjo ini.






Sabtu, 30 Desember 2023

Data Umat Katolik di Bantul

 Berdasarkan data yang diperoleh melalui berbagai sumber, hasilnya adalah sebagai berikut:


Melihat data tersebut diatas, kita akan diperlihatkan bahwa adanya penurunan, hal ini jelas diakibatkan selama proses adanya Covid 19 sangat mempengaruhi situasi dan kondisi yang dihadapi masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Wabah Covid yang berlangsung hampir 2 tahun dimulai tahun 2020 hingga puncaknya tahun 2021 dan tahun 2022 mulai pemulihan hingga tahun 2023 ini. Masa pandemi masa-masa penuh dengan perubahan termasuk dalam dunia peribadatan dan kebiasaan yang baru mulai ada dengan budaya online.

Kita lihat dibawah ini bahwa masyarakat Katolik Bantul menduduki peringkat 2 dalam jumlah karena orang Katolik di Kota Yogyakarta lebih banyak. Kota Yogyakarta jumlah masyarakat Katolik ada sekitar 41rb orang sementara di Bantul, masyarakat Katolik berada di angka 24.725.



Hal ini juga mempengaruhi data untuk Masyarakat Katolik yang berada di wilayah Bantul seperti pada data dibawah ini 


Berdasarkan tabel diatas, kita menjadi lebih mengetahui akan adanya sebaran masyarakat Katolik Bantul yang hidup di tengah masyarakat pada umumnya. Data Umat Katolik Bantul dikelompokkan menurut kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul.

Untuk menunjang hidup kehidupan beriman dan beragamanya tersedia tempat ibadah. Adapun tempat ibadah dari umat Katolik di DIY tersedia seperti di bawah ini:



Di Kabupaten Bantul ada beberapa Gereja dan Kapel Katolik tersebar di beberapa daerah dan wilayah teritori Gerejani yang amat berbeda dengan batas-batas yang dibuat di tingkat pemerintahan.

Dalam Gereja Katolik sendiri, secara khusus wilayah Gereja di Bantul termasuk dalam Keuskupan Agung Semarang. Sementara itu, dalam wilayah batas Keuskupan Agung Semarang, Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi dalam 2 kevikepan Yogya Barat dan Timur.

Paroki yang berada di wilayah Kabupaten Bantul adalah Paroki Bantul, Paroki Ganjuran, Paroki Sedayu dan Paroki Pringgolayan. Hal ini dapat terlihat dari tabel / data berikut:



Tingkat hidup bersama dan bermasyarakat diantara umat Katolik dengan Masyarakat Bantul pada umumnya hidup aman, damai, rukun serta tercipta kasih persaudaraan yang baik. Hal ini bisa dilihat dari data berikut:



Puji Tuhan, tingkat pidana konvensional di wilayah Bantul pun berkurang seperti tampak pada data berikut:


Bentuk kejahatan konvensional meliputi pencurian kendaraan bermotor, perjudian, pencurian kekerasan/pemberatan, penganiayaan, pembunuhan, perkosaan, penipuan, penggelapan, pembakaran, pengrusakan, pemalsuan, penculikan, dan pemerasan.









Jumat, 29 Desember 2023

MEMBUAT SKP melalui EKINERJA langsung gabung BKN

Untuk pembuatan SKP KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANTUL sudah langsung terintegrasi dengan BKN dan menjadi PILOT PROJECT sehingga perlu banyak hal yang harus saya pelajari dan berproses yang dibutuhkan suatu ketekunan, kesabaran, dan perlu diperkuat JARINGAN INTERNETnya demi KELANCARAN KEBERLANGSUNGAN PROSES ini


Link MY ASN

Selanjutnya untuk memperlancar proses pengerjaan dan memasukkan data, perlu dicermati bahwa data dimasukkan dalam drive untuk mengurangi banyak dokumen sehingga yang dibutuhkan hanyalah link penyimpannya.

Dalam pelaporan SKP ini dibagi dalam beberapa periode yakni dalam bentuk TRIWULAN dan TAHUNAN.

  • TRIWULAN 1
    • Bulan JANUARI - MARET
  • TRIWULAN 2
    • Bulan APRIL - JUNI
  • TRIWULAN 3
    • Bulan JULI - SEPTEMBER


  • TRIWULAN 4
    • Bulan OKTOBER - DESEMBER


TAHUNAN


Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian SKP adalah RKH dan beberapa data pendukung yang menyertai kegiatan dan pelaporan yang perlu disertakan dalam setiap pelaksanaan tugas atau kegiatan penyuluhanku, Sebagaimana tersaji dibawah ini





Senin, 04 Desember 2023

BERTINDAK JUJUR

Ester 2:19-23, 6:1-3, 8:1-17

Tetapi perkara itu dapat diketahui oleh Mordekhai, 
lalu diberitahukannyalah kepada Ester, sang ratu, dan 
Ester mempersembahkannya kepada raja atas nama Mordekhai. 
(Ester 2:22)

Ketika sedang menyeterika, seorang pekerja rumah tangga menemukan sejumlah uang yang tertinggal di kantong celana majikannya. Uang itu memang tidak terlalu banyak, tapi dapat dipakai untuk mengurangi beban biaya perawatan anaknya yang sedang sakit. 

Lagipula, si majikan kemungkinan besar tidak sadar akan uang yang terselip itu. Sejenak ia menimbang untuk mengambil saja uang tersebut dan menganggapnya sebagai cara Tuhan menolong dirinya dan anaknya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk bertindak jujur dengan melaporkan dan mengembalikan uang itu kepada sang majikan.

Mordekhai juga menghadapi situasi serupa. Saat itu ia mencuri dengar rencana Bigtan dan Teresh untuk membunuh Ahasyweros, raja Persia yang sedang menjajah bangsa Yahudi. Sebagai orang Yahudi, Mordekhai tentu merindukan penjajahan ini segera berakhir. Kematian Ahasyweros akan membuat kerinduannya itu segera menjadi kenyataan. 


Tetapi, bersikap diam dan membiarkan seseorang terbunuh tentu bukan tindakan yang benar. Ia pun memilih untuk melaporkan hal itu kepada Raja dan membiarkan Tuhan sendiri yang membebaskan bangsanya menurut cara dan waktu-Nya. 

Kelak tindakannya ini mendatangkan keselamatan bagi bangsa Yahudi dari rencana Haman yang ingin memunahkan mereka.

Dalam hidup ini, bisa jadi kita menghadapi dilema serupa. Itulah kesempatan untuk belajar memilih bertindak dengan benar sambil beriman akan kesetiaan dan perlindungan Tuhan bagi kita yang taat kepada-Nya.

JIKA HARUS MEMILIH, 
PILIHLAH UNTUK MELAKUKAN PERKARA YANG BENAR,
BUKAN PERKARA YANG MENGUNTUNGKAN KITA SECARA PRIBADI

MENGATASI STRESS

Yesaya 26:1-21

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, 
sebab kepada-Mulah ia percaya. 
(Yesaya 26:3)

Menurut artikel dalam Wall Street Journal edisi Juni 2005, “Stres membunuh orang sama atau lebih banyak daripada kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, atau tidak berolahraga. Stres juga merusak hippocampus, bagian otak yang berhubungan dengan ingatan dan belajar. Penelitian di University of London memperlihatkan bahwa stres mental kronis lebih banyak menyebabkan kanker dan penyakit jantung daripada merokok, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.”


Stres erat hubungannya dengan masalah keuangan, hubungan sosial, pekerjaan, peristiwa traumatis serta hal-hal kecil, seperti lalu lintas, pelayanan yang buruk, tumpukan cucian kotor, mengantar anak ke kegiatan ektrakurikuler. Karenanya, selama masih hidup di dunia, kita akan terus bersinggungan dengan stres.

Lalu apa yang harus kita lakukan? 

Perikhope ini menyebutkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan mendatangkan damai sejahtera. 

Menurut Don Colbert, kata “damai sejahtera” dalam ayat ini dapat dibandingkan dengan kedamaian Yesus saat tertidur di atas perahu yang dihantam taufan dalam Lukas 8:23-25. Karena lelapnya, Dia tidak terusik oleh badai itu, dan terpaksa harus dibangunkan.

Yesus adalah Raja Damai dan Dia menyediakan damai sejahtera yang sama bagi kita. Kita memperolehnya dengan memusatkan perhatian pada janji Allah dalam firman-Nya dan memercayai-Nya. 

Ketika menghadapi stres, kita dapat berseru kepada-Nya, menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya, dan memercayai pemeliharaan-Nya.

BAGI SIAPAPUN YANG MENGAKU MEMERCAYAI ALLAH
TIDAK AKAN MEMBIARKAN DIRINYA 
DIKUASAI STRES DAN KEKHAWATIRAN

CIRI KHAS

Efesus 4:17-32

Tetapi bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus. 
(Efesus 4:20)

Setiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing. Ciri ini mencakup hal-hal yang nampak oleh mata maupun yang bersifat kebiasaan atau kepribadian. Ciri khas ini juga menunjukkan identitas seseorang. 


Sebagai contoh, seseorang yang memakai seragam polisi akan dikira sebagai seorang polisi. Seseorang yang berbicara dengan logat Jawa akan diduga sebagai orang Jawa.

Sebagai pengikut Kristus, kita pun memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas kita dan membuat kita berbeda dari orang lain. 

Ciri ini tentu bukan bersifat fisik atau penampilan, seperti memakai benda yang bersimbol Kristiani. Sebab orang yang tidak beragama Kristen pun bisa memakai simbol tersebut. 

Sebaliknya, ciri ini seharusnya mengacu pada sikap hidup yang menampakkan identitas kita sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Kristus dan telah menjadikan Dia sebagai Tuhan kita.

Kesadaran akan keselamatan yang telah kita terima tersebut akan menghadirkan sukacita dan pengharapan yang tiada henti di dalam hati kita. Kita tahu bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik, dan pada akhirnya Tuhan akan memulihkan segalanya di surga kelak. 

Sementara itu, kesadaran akan siapa Tuhan kita memotivasi kita untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Identitas ini harus terus kita ingat dalam setiap keputusan dan tindakan yang kita perbuat sehingga hidup kita mencirikan hidup orang percaya. Kemudian, melalui kesaksian itu, kiranya orang lain akan mengenal Tuhan dan hidup kita menjadi berkat bagi mereka.

CIRI KHAS ORANG KRISTEN ADALAH 

SIKAP HIDUP SEBAGAI ORANG
YANG TELAH DISELAMATKAN 
DAN MENJADIKAN YESUS KRISTUS SEBAGAI TUHAN

PEMBAWA KABAR DAMAI

Yesaya 52:1-15

Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, 
yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, 
yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: 
“Allahmu itu Raja!” 
(Yesaya 52:7)

Saat gempa mengguncang Yogyakarta pada 2006, ada saja oknum tidak bertanggung jawab yang memperkeruh suasana. Tersebar isu bahwa tsunami segera menyusul. Sungguh ironis, ketika orang tengah ditimpa musibah dan memerlukan uluran tangan, ada oknum yang malah meniupkan kabar simpang-siur. Bukannya mendatangkan penghiburan dan ketenangan, kabar ini jelas membuat warga yang sudah kalut menjadi semakin panik.


Bacaan Kitab Suci ini, sebaliknya, berbicara tentang seorang pembawa kabar damai, kabar baik, dan kabar keselamatan bagi Sion. 

Waktu itu, umat Allah sedang tertekan karena runtuhnya Yerusalem dan penindasan Babel. Di tengah tekanan tersebut, Tuhan menyapa dan menenteramkan mereka melalui Nabi Yesaya. Dia memberi janji tentang datangnya pembawa damai dan keselamatan sejati, yakni Yesus Kristus. 

Dan, itu sungguh benar. Lihatlah bagaimana si lumpuh, si buta, si bisu, si tuli, si kusta, dan orang yang kerasukan setan disembuhkan-Nya. 

Lihatlah bagaimana Dia memberikan nyawa-Nya, agar setiap pendosa yang menerima-Nya mendapati jalan pendamaian dengan Allah (bandingkan dengan Roma 10:4-15).

Anda dan saya adalah pendosa yang sudah ditebus oleh-Nya. 

Maka, kita diutus untuk menjadi saksi yang meneruskan berita damai ke seluruh dunia. 


Di mana saja kita berada, biarlah berita damai itu diberitakan. Baik melalui tutur kata, terlebih melalui tindakan nyata dalam kasih, hingga Kabar Baik Injil pun menyejukkan dan mengubah hidup mereka yang gerah akan dosa. Dan, Allah kita dirajakan.

PEMBAWA BERITA KEBENCIAN, KEKERASAN, FITNAH, DIKUTUKI ORANG,
TETAPI PEMBAWA DAMAI DICINTAI DAN DISAMBUT BANYAK ORANG

TERIMA YANG BURUK

Ayub 2:1-10

Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! 
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, 
tetapi tidak mau menerima yang buruk?”..
(Ayub 2:10)

Timbul sebuah pertanyaan dalam pikiran saya ketika merenungkan jawaban Ayub atas pernyataan istrinya. 

Saya membayangkan betapa jengkel dan marahnya istri Ayub saat melihat kondisi suaminya yang begitu menyedihkan. Ia bahkan memaksa Ayub untuk mengutuki Allah, yang ia anggap bertanggung jawab atas semua tragedi yang menimpa mereka. Tetapi, Ayub dengan bijaksana menjawab bahwa ia tidak hanya mau menerima hal yang baik dari Allah, tetapi juga hal yang “buruk”.


Pertanyaannya, pernahkah Allah memberikan hal yang buruk kepada umat-Nya? Tidak pernah, bukan? Allah selalu memberikan hal yang terbaik untuk umat-Nya! 

Tragedi bukanlah pemberian Allah, namun Dia mengizinkan hal itu menimpa kita, agar kita lebih mengenal kuasa-Nya. Iman kita makin teruji ketika menghadapi dan melewati kondisi yang buruk itu. Reaksi dan respon kita terhadap sebuah tragedi memperlihatkan seberapa besar pengenalan kita akan Allah.

Ayub memandang tragedi yang dialaminya dengan cara yang benar. 

Ia tidak pernah mempersalahkan Allah sebab ia tahu bahwa Allah tidak pernah salah. 


Jujur saja, ketika mengalami sebuah tragedi hidup, kita acapkali dengan mudah merasa bahwa Allah tidak berlaku adil terhadap kita. Kita lupa bahwa semua itu pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan. 

Sekalipun saat ini kita tidak tahu kapan dan apa “hal terbaik” yang akan Tuhan nyatakan, kita dapat memilih bagian yang terbaik: percaya. 

Ya, percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.

ALLAH DAPAT MENGGUNAKAN HAL-HAL YANG TAMPAK BURUK SEKALIPUN
UNTUK MENYATAKAN KEBAIKAN-NYA DALAM HIDUP KITA

TELADAN ORANG TUA

Yesaya 49:14-21

Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, 
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? 
Sekalipun dia melupakannya, 
Aku tidak akan melupakan engkau. 
(Yesaya 49:15)

Sebagai orangtua, kadang saya terintimidasi dengan nasihat bahwa orangtua harus mendidik anaknya bukan hanya dengan perkataan, namun juga dengan teladan. Tentu saya ingin menjadi teladan, namun tidak sedikit cara hidup saya yang tidak patut diteladani. 

Bagaimana menyikapinya?

Untuk menggambarkan kesetiaan Allah, Yesaya antara lain membandingkan kasih Allah dengan kasih ibu. Ibu atau orangtua berpotensi melukai dan bahkan meninggalkan anak kandungnya, tetapi Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. 

Mengapa kita tidak menggarisbawahi fakta ini dalam pengasuhan anak?

Matthew Sims, dalam blog Grace for Sinners, bercerita bagaimana ia berjanji kepada anaknya. Anaknya berulang-ulang menagih janji itu. Karena belum dapat menepatinya, ia berkata, “Ayah mengasihimu dan, saat ayah berjanji, ayah akan berusaha keras untuk menepatinya. 

Namun, siapa coba yang tidak pernah melanggar janji? Tuhan. Sekalipun ayah sudah berusaha sebaik mungkin, bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga. Namun, tidak ada yang dapat menggagalkan rencana Tuhan. 


Dia merancangkan segala sesuatu dan memegang kendali atas segala situasi.”

Cara yang inspiratif! 

Dengan itu, anak diarahkan untuk memandang bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan, dan mengandalkan kedaulatan-Nya. 

Anak juga melihat bahwa orangtuanya cukup rendah hati untuk mengakui kelemahannya dan bersedia berpaling kepada anugerah Tuhan untuk mengatasi kelemahan itu. 

Ini teladan yang bakal sulit dilupakan anak, bukan?

TELADAN TERBAIK YANG DAPAT DIBERIKAN ORANGTUA:
MENGARAHKAN ANAK UNTUK BERPEGANG TEGUH PADA KESETIAAN TUHAN

JANGAN LENGAH

I Petrus 5:1-11

Sadarlah dan berjagajagalah! 
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum 
dan mencari orang yang dapat ditelannya. 
(1 Petrus 5:8)

Bruce Lee, aktor laga terkenal dari Hong Kong era 1960-1970-an, pernah berkata demikian, ”Jangan pernah memalingkan matamu dari lawan, bahkan pada saat kamu dalam posisi menunduk!” 

Saat bertarung, lawan adalah fokus sasaran kita. Sekali saja kita lengah, ia akan dapat menjatuhkan kita dengan kekuatan yang mungkin tak pernah kita perkirakan. Sekalipun kita terpaksa harus menundukkan kepala, seperti kata Lee, pandangan kita harus tetap terarah pada lawan.

Petrus juga mengingatkan jemaat agar sadar dan berjaga-jaga akan serangan Iblis. 

Apakah ini berarti kehidupan oang Kristen jadi serba tegang dan was-was kalau-kalau mendadak entah dari mana lawan kita menerkam? Syukurlah, tidak begitu. 

Fokus peringatan ini bukanlah kecemasan dalam menghadapi serangan musuh, melainkan pentingnya berserah pada Tuhan dan mengandalkan anugerah-Nya. Dalam pemeliharaan-Nya, kita mendapatkan kekuatan dan senjata untuk menghadapi tipu muslihat lawan.

Catatan kecil namun menarik dari Petrus adalah: “semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama”. 


Dengan kata lain, kita tidak perlu berjuang seorang diri. Kita memiliki komunitas saudara seiman yang dapat mendukung kita: dengan saling mendoakan, dengan saling mengingatkan untuk tetap berpegang teguh dalam iman, dengan saling menghibur dan menguatkan. 

Dalam perlindungan dan pemeliharaan Allah serta dalam persekutuan yang erat dengan saudara-saudara seiman, kita dikuatkan agar tetap teguh dan tidak goyah.

PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN PERSEKUTUAN DENGAN
SAUDARA SEIMAN MEMPERKUAT KITA DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN

DIBALIK SILSILAH

Matius 1:1-17

Inilah daftar nenek moyang Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 
(Matius 1:1)

Nama dan sejarah menjadi pokok penting dalam karya Allah, dan mengandung makna yang mendalam bagi umat Yahudi. 


Abraham adalah leluhur termasyhur yang menerima Perjanjian Rahmat. Daud, meskipun memiliki catatan negatif, dianggap sebagai raja ideal, dan melalui garis keturunannya akan lahirlah harapan Israel dalam diri Mesias, Sang Pembebas. Adapun pembuangan ke Babel adalah pengalaman mahapahit, namun sekaligus menjadi penanda dan juga realitas pembaharuan hidup yang hadir melalui air mata dan pertobatan. 

Jadi, ada karya Allah bagi hidup umat melalui perjanjian rahmat, pengharapan, dan pembaharuan hidup. Semua ini terpola dan terarah kepada Kristus dalam rangkaian sejarah keselamatan.

Menarik pula, jika kita cukup teliti membacanya, kita akan mendapati munculnya beberapa nama perempuan istimewa dalam daftar silsilah ini: Tamar, Rahab, Rut, istri Uria, dan Maria. 


Mengapa mereka istimewa? Maria jelas. Rut perempuan asing. Tamar dan istri Uria (Betsyeba) memiliki masa lalu yang kelam. Inilah istimewanya karya Tuhan.

Karya Allah dalam sejarah menggunakan dan mengatasi kelemahan manusia dalam pergumulannya. 

Bukankah itu melegakan? Melalui kita pun dalam pergumulan dan bahkan kegagalan kita Allah dapat menguntai karya damai sejahtera ketika kita berserah kepada-Nya. 

Kiranya kita menjadi “rajutan” yang indah dalam ”kain” sejarah yang sedang dipintal oleh-Nya.

DI TANGAN ALLAH,
KITA SEMUA BERHARGA, AMAT BERHARGA!