Galatia 6:11-18
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya,
tetapi menjadi ciptaan baru,
itulah yang ada artinya.
(Galatia 6:15)
Kekristenan mengenal banyak simbol lahiriah. Perhiasan berbentuk salib; hiasan dinding bertuliskan kutipan ayat; ornamen Natal.
Kita mengutip ayat Alkitab saat berbincang atau mengucapkan “Puji Tuhan”. Gereja menyelenggarakan sakramen baptis dan perjamuan ekaristi kudus, memakai lilin, daun palem, dan sebagainya. Semua itu dapat mendukung kita dalam memaknai karya penebusan Kristus.
Namun, tidak sedikit orang yang menekankan penggunaan simbol secara berlebihan. Orang Kristen Yahudi memaksa jemaat di Galatia disunat, seolah-olah keselamatan dalam Kristus belum lengkap. Mereka menganggap pertambahan orang yang disunat sebagai pencapaian tersendiri. Sunat juga dipakai untuk menghindari penganiayaan. Mereka memilih menganut doktrin yang keliru daripada dianiaya karena mengikuti Kristus.
Paulus memiliki tanda lahiriah: disunat pada hari kedelapan, berasal dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, seorang Farisi, tak bercacat dalam menaati Taurat (bdk. Flp. 3:5-6).
Namun, tidak sedikit orang yang menekankan penggunaan simbol secara berlebihan. Orang Kristen Yahudi memaksa jemaat di Galatia disunat, seolah-olah keselamatan dalam Kristus belum lengkap. Mereka menganggap pertambahan orang yang disunat sebagai pencapaian tersendiri. Sunat juga dipakai untuk menghindari penganiayaan. Mereka memilih menganut doktrin yang keliru daripada dianiaya karena mengikuti Kristus.
Paulus memiliki tanda lahiriah: disunat pada hari kedelapan, berasal dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, seorang Farisi, tak bercacat dalam menaati Taurat (bdk. Flp. 3:5-6).
Namun, ia tidak bermegah atas semuanya itu. Ia bermegah karena pengenalan akan Kristus dan memilih menderita karena melayani.
Mengedepankan simbol lahiriah menjadikan kehidupan rohani kita tampak saleh di luar, tetapi keropos di dalam.
Mengedepankan simbol lahiriah menjadikan kehidupan rohani kita tampak saleh di luar, tetapi keropos di dalam.
Iman yang keropos membuat orang mudah menyangkal Tuhan, semudah mereka menyembunyikan kalung salib dari pandangan orang lain.
Karena itu, kehidupan yang menghasilkan buah kebaikan sebagai wujud iman lebih bermakna daripada sekadar tanda lahiriah. Iman seperti apa yang kita hidupi?
IMAN
YANG MENGHASILKAN BUAH KEBAIKAN
LEBIH BERMAKNA
DARIPADA SEKADAR TANDA LAHIRIAH
Iman yang menghasilkan buah kebaikan
BalasHapus