Yesaya 52:1-15
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita,
yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik,
yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion:
“Allahmu itu Raja!”
(Yesaya 52:7)
Saat gempa mengguncang Yogyakarta pada 2006, ada saja oknum tidak bertanggung jawab yang memperkeruh suasana. Tersebar isu bahwa tsunami segera menyusul. Sungguh ironis, ketika orang tengah ditimpa musibah dan memerlukan uluran tangan, ada oknum yang malah meniupkan kabar simpang-siur. Bukannya mendatangkan penghiburan dan ketenangan, kabar ini jelas membuat warga yang sudah kalut menjadi semakin panik.
Bacaan Kitab Suci ini, sebaliknya, berbicara tentang seorang pembawa kabar damai, kabar baik, dan kabar keselamatan bagi Sion.
Waktu itu, umat Allah sedang tertekan karena runtuhnya Yerusalem dan penindasan Babel. Di tengah tekanan tersebut, Tuhan menyapa dan menenteramkan mereka melalui Nabi Yesaya. Dia memberi janji tentang datangnya pembawa damai dan keselamatan sejati, yakni Yesus Kristus.
Dan, itu sungguh benar. Lihatlah bagaimana si lumpuh, si buta, si bisu, si tuli, si kusta, dan orang yang kerasukan setan disembuhkan-Nya.
Lihatlah bagaimana Dia memberikan nyawa-Nya, agar setiap pendosa yang menerima-Nya mendapati jalan pendamaian dengan Allah (bandingkan dengan Roma 10:4-15).
Anda dan saya adalah pendosa yang sudah ditebus oleh-Nya.
Maka, kita diutus untuk menjadi saksi yang meneruskan berita damai ke seluruh dunia.
Di mana saja kita berada, biarlah berita damai itu diberitakan. Baik melalui tutur kata, terlebih melalui tindakan nyata dalam kasih, hingga Kabar Baik Injil pun menyejukkan dan mengubah hidup mereka yang gerah akan dosa. Dan, Allah kita dirajakan.
TETAPI PEMBAWA DAMAI DICINTAI DAN DISAMBUT BANYAK ORANG