Filipi 1:12-26
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
(Filipi 1:21)
Para pendengar dan sahabat BATIK
(BABAGAN NITI KABECIKAN) yang terkasih, selamat pagi, salam damai dalam kasih Kristus, Berkah Dalem.
Sutresno Budoyo untuk beberapa menit kedepan akan saya temani untuk berbagi permenungan tentang perutusan kita sebagai para murid Kristus dengan mengambil tema "SIAP HIDUP SEKALIGUS SIAP MATI" bersama SAYA ROGATIANUS SLAMET WIDIANTONO penyuluh agama katolik BANTUL.
Sebelumnya marilah kita nikmati lagu dan doa "HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN"
Sebuah Ungkapan Jiwa
Bapa yang berbelas kasih, Pujian dan syukur senantiasa kami lambungkan kepadaMu atas segala kemurahan kasihMu yang luar biasa dan istimewa serta dengan penuh sukacita Kauberikan kepada kami dengan cuma-cuma, gratis. Semoga kamipun dapat berbagi kasih kami kepada sesama kami, makhluk ciptaanMu tanpa mengharap kembali.
Engkaupun telah memberikan keteladanan hidup perutusan di dunia ini kepada kami melalui Yesus Kristus Sang Gembala kehidupan untuk melaksanakan kehendakMu juga dengan membawa kabar baik dan kabar gembira demi terciptanya Kerajaan Allah di dunia ini.
Semoga rahmat kehidupan yang telah kami terima ini memampukan kami untuk menjadi dan berbagi BERKAT untuk sesama kami dan mendatangkan RAHMAT BERLIMPAH sebagaimana menjadi tugas perutusan kami. Demi Kristus Tuhan kami Amin.
1:12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,
1:13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
1:14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil ,
1:17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus .
1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan .
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus --itu memang jauh lebih baik;
1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
1:26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.
Sutresno Budoyo, ada 2 pernyataan yang akan ungkapan.
Pertama
Orang-orang yang serius menjalani hidup akan senang dengan pepatah ini, “Hiduplah hari ini seolah-olah engkau akan mati esok hari.”
Kedua
Sementara orang-orang yang sudah putus asa menghadapi hidupnya akan beralih pada pemikiran ini, “Bersenang-senanglah hari ini karena besok mungkin engkau sudah tidak ada lagi.”
Nah, Sutresno Budoyo
Dua pandangan ini sebenarnya sama-sama menitikberatkan pentingnya hidup daripada mati.
Saya ajak Panjenengan sedaya belajar dari Paulus yang tersirat di Filipi.
Saya ajak Panjenengan sedaya belajar dari Paulus yang tersirat di Filipi.
Paulus punya cara pandang yang unik dalam melihat hidupnya.
Baginya hidup dan mati sama-sama penting.
Apa buktinya?
Ia hidup untuk bersukacita menyaksikan pertumbuhan iman jemaat Filipi yang ia layani (ay. 3-11) dan rela menderita demi memberitakan Injil (ay. 12-17).
Mengapa Paulus dapat menjalani hidupnya dengan sukacita meski menderita?
Kuncinya adalah Kristus.
Sutresno Budoyo
Ya, kuncinya adalah Kristus.
Kristus memberikan makna baru baik pada kehidupan maupun kematian.
Paulus menekankan bahwa bila ia hidup, ia ingin terus melayani dan berbuah bagi Kristus.
Sebaliknya, apabila ia mati, ia memandangnya sebagai suatu keuntungan karena hal itu berarti ia berbahagia hidup bersama-sama dengan Kristus (ay. 18-26).
Sutresno Budoyo
Sutresno Budoyo
Tetapi, Kristus telah mati dan bangkit agar kita mendapatkan jaminan hidup kekal setelah kita meninggalkan dunia ini kelak.
Sutresno Budoyo, pertanyaan refleksi untuk kita
Hidup seperti apakah yang kita hidupi saat ini?
Sudahkah Kristus menjadi pusat hidup kita?
Sudahkah kita merindukan hidup bahagia dalam kekekalan bersama Kristus kelak?
Sutresno Budoyo
Sutresno Budoyo
OLEH KERINDUAN KITA AKAN TUHAN