Berkah Dalem Gusti

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono,SS ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sabtu, 30 April 2022

Sepele

Seorang wanita muda tengah duduk santai di dalam bis yang melaju ke tengah kota.
Di satu pemberhentian bis, seorang wanita tua yang cerewet dan berisik naik ke dalam bis, dan duduk di samping wanita muda tadi. Tas-tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas-tas berat dan jendela bis.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu dengan kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu, "Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu..."

Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum :
"Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat. Saya juga akan turun di perhentian bis berikutnya di depan nanti"

Jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas :
"Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele. Perjalanan kita bersama amat singkat."

Kalau kita tahu bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat, 
maka kita tidak akan mau membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan... karena semua hanya membuang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu ?? 

Tetaplah tenang, perjalanan hidupmu terlalu singkat.

Apakah seseorang Sudah Mengkhianati kamu mengejek kamu, menipu atau bahkan menghina kamu ??

Tetaplah tenang, maafkan mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat

Apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, 
mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat.

Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir.

Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian bis yang berikutnya.

Perjalanan hidup kita bersama sangat singkat.

Mari kita saling memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan teman-teman kita.
Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain.
Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur, bahagia dan selalu berbuat baik untuk sesama.

Hidup adalah WAKTU,
hargai waktu yang tersisa,
jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan.

Selalulah berbuat baik,
Selalulah menolong sesamamu,

Jangan pernah bersikap paling benar, dan berhentilah membicarakan kejelekan orang lain dan mengomel.

Hidup lah dengan
Pikiran yang tenang
Hati yang damai
Jauh dari kepura puraan
Tulus ikhlas ketika berbicara
Memberi sapaan dengan hati yang tulus
Menerapkan hidup berbagi

Back to nature,
maka pikiran dan batin kita akan bersih dari segala energy negative. 

Dari hati yang damai, 
akan terpancar aura yang mampu menebarkan kesejukkan dan kedamaian, 
dimanapun kita berada.

Jangan simpan kebencian, dendam, kepahitan dan kejelekan orang lain.
Lihatlah Kebaikan...Lupakan Kesalahan..
Tetaplah menjadi orang baik sampai akhir hidup

Kalau saya pernah menyakiti hati saudaraku sahabatku meski tanpa kusengaja, saya mohon dimaafkan

Bila sahabat atau saudaraku pernah menyakiti hatiku, aku sudah maafkan semua......
karena PERJALANAN hidup KITA TERLALU SINGKAT.

Menjadi Pewarta Injil

Bacaan:
1Petrus 5:5b-14,
Markus 16:15-20
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Sabda Tuhan ini diambil dari bagian akhir dari Injil Markus. 

Isinya tentang Yesus yang mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil ke segala makhluk dan ke penjuru dunia. 

Setelah itu Tuhan terangkat ke sorga. 

Tanpa banyak pertimbangan, para murid segera pergi memberitakan Injil dan Tuhan turut bekerja atas para murid dengan tanda-tanda yang menyertainya. 

Dengan demikian Injil ditutup dengan giatnya para murid melakukan karya pewartaan dan Tuhan menyertai dengan berkah-Nya.

Perintah Tuhan unjuk melakukan karya perwartaan tidak hanya tertuju kepada para murid kala itu tetapi juga tertuju kepada kita di zaman ini. 

Berkat sakramen baptis, kita semua -tanpa kecuali,- memiliki tugas untuk mewartakan kabar kebaikan kepada sesama. 

Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita pergi ke seluruh dunia itu? 

Tak perlu secara fisik meninggalkan keluarga dan pergi ke luar daerah atau luar negeri seperti para misionaris. 

Melakukan tugas mewartakan Injil dapat kita lakukan di tempat kita masing-masing melalui panggilan dan tanggungjawabnya masing-masing. 

Ketika kita membangun hidup berkeluarga dengan baik sejatinya kita sedang bersaksi tentang indahnya hidup berkeluarga. 

Maka marilah kita bergerak mewartakan Injil atau eu-angelion yang berarti kabar baik itu seturut tugas dan panggilan hidup kita masing-masing. 

Jangan menunda untuk berbuat baik dan menyebarkan kebaikan itu: beritakanlah ‘Injil’ 

Tetap semangat dan Berkah Dalem.

Menggetarkan hati alunan lagunya, menjadi kebanggaan seluruh indonesia.
Wartakan Injil kebaikan-Nya, hingga ke penjuru dunia.

Keselamatan akan salib

Bacaan:
Kis. 4:32-37,
Yohanes 3:7-15

Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Sabda ini merupakan akhir dari perjumpaan antara Yesus dan Nikodemus, seorang Farisi yang datang di waktu malam. Dialog antara Yesus dan Nikodemus ini mengingatkan kita pada peristiwa yang dialami oleh umat Israel di jalan yang menuju ke Teluk Akaba. Di tengah perjalanan itu mereka melawan Allah dan Musa. Mereka mengeluh dan menyalahkan Musa dan Yahwe karena lapar dan tak ada makanan. Karenanya Tuhan mendatangkan ular-ular tedung yang berbisa dan banyak orang Israel mati dipagut ular-ular itu. Kemudian mereka menemui Musa, mengakui kesalahannya telah melawan Allah dan mohon agar dijauhkan dari ular-ular ini. Setelah Musa mendoakan bangsa Israel, Tuhan memerintahkan Musa membuat seekor ular dari tembaga dan menaruhnya di atas sebuah tiang. Barangsiapa yang dipagut ular dan memandang tiang tembaga itu akan sembuh dan selamat.

Yesus juga ditinggikan di atas kayu salib, agar manusia memperoleh keselamatan. Itulah cara Tuhan menyelamatkan kita melalui salib suci-Nya. Karenanya di setiap panti imam atau altar Gereja selalu dipasang salib besar. 

Setiap kali berdoa di Gereja kita tengadahkan mata dan hati kita memandang salib Kristus. Dialah sumber keselamatan kita, Dialah Sang Penebus dan Penyelamat kita.

Indonesia sungguh mengagumkan, banyak produk kearifan lokal.
Anak Manusia harus ditinggikan, agar yang percaya beroleh hidup yang kekal.




Iman yg Taat

Bacaan:
Kisah Rasul 5:27-33,
Yohanes 3:31-36
Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

“BARANGSIAPA percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (ay.36), inilah ayat penutup atau pamungkas dari kesaksian Yohanes tentang Yesus. Ayat ini juga dapat dimaknai sebagai kesimpulan akhir dari pengajaran Yohanes tentang sikap yang harus dimiliki oleh murid-murid Kristus. Menjadi murid Yesus berarti harus percaya, taat, dan melihat hidup. Percaya dan taat itu bagaikan sekeping mata uang dengan dua sisi, saling mengandaikan dan ada bersama. Kedalaman kepercayaan seseorang dapat dinilai dari ketaatannya pada yang diyakini dan dipercayai. Semakin beriman berarti semakin taat

Dan hasil yang diperoleh dari orang yang percaya dan taat adalah akan melihat atau lebih tepatnya memiliki hidup. Bukan pertama-tama hidup jasmani atau manusiawi tetapi memiliki kepenuhan hidup, yakni hidup dalam damai-sejahtera, hidup dalam kasih, hidup dalam kebersamaan yang akan bermuara pada hidup kekal.

SABDA TUHAN ini mengajak kita untuk bertanya kepada diri masing-masing: sejauh mana ketaatan kita kepada Tuhan yang tidak henti melimpahkan kasih-Nya kepada kita? 


Setiap kali kita bangun tidur dan menghirup udara di pagi hari,
sejatinya kita sedang menghirup nafas kehidupan yang merupakan anugerah pemberian Tuhan. 

Itulah anugerah cuma-cuma atau pemberian dari Tuhan yang sungguh luar biasa, 
anugerah kehidupan. Sudah barangtentu dan sudah sewajibnya kita menanggapinya dengan ketaatan iman. 

Jika demikian kita dilayakkan untuk memperoleh hidup yang kekal. 


Sungguh indah hutan dan lautnya, Raja Ampat tak pernah dilupakan.
Yang percaya dan taat kepada-Nya, akan beroleh kehidupan.