Mazmur 32:1-11
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan ... dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. (Mazmur 32:5)
Di kampung kami, puluhan orang ditangkap ketika berjudi, lalu dipenjara beberapa bulan. Pada 2012, seorang bapak yang telah dibebaskan kembali berjudi. Tiba-tiba muncul polisi. Ia berlari secepat mungkin, terjatuh, dan meninggal di tempat, diduga karena serangan jantung. Ternyata polisi itu datang untuk urusan kriminal lain yang juga terjadi di daerah kami.
Sejak dosa berkuasa dalam kehidupan manusia, tak ada lagi yang dapat dilakukan untuk merdeka darinya. Dosa serupa lumpur isap yang menyedot kita. Semakin kita bergerak, semakin kita terjebak di dalamnya. Anak-anak Tuhan pun tak lepas dari dosa, seperti terlihat dengan jelas dalam pengalaman Raja Daud. Ketika ia membiarkan dirinya berzinah dengan Batsyeba, ia membuka lebar pintu bagi dosa. Ia lalu terseret melakukan dosa-dosa lain, termasuk merencanakan kematian Uria, suami Batsyeba, untuk menutupi dosanya.
Selama beberapa waktu Daud memendam dan menyembunyikan dosanya. Mazmur 32 dan 51, yang ditulisnya berkaitan dengan kasus Batsyeba, menunjukkan betapa ia sangat menderita. Ia kehilangan gairah hidup, tertekan (32:34), remuk, dan kehilangan sukacita (51:10, 14). Akhirnya, ia melakukan tindakan yang benar. Ia datang dan mengaku dosanya kepada Tuhan. Dan ia mendapatkan pengampunan.
Apakah Anda bergumul untuk lepas dari dosa dengan upaya sendiri? Apakah sukacita Anda terampas karena dosa yang tersembunyi? Datang dan akuilah kepada Allah, maka Dia akan menyucikan Anda (1 Yoh. 1:9).
PENGAMPUNAN DOSA YANG TERSEDIA OLEH ANUGERAH ALLAH
BUKANLAH ALASAN UNTUK HIDUP SECARA SEMBRONO
Berkah Dalem Gusti
Minggu, 17 Maret 2024
KELUARGA ISTIMEWA
Kejadian 7:1-24
Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. (Kejadian 7:1)
Ketika saya berjumpa dengan teman lama, hampir selalu ada pertanyaan mengenai keluarga. Pertanyaan yang biasanya diajukan, "Berapa anakmu? Umur berapa saja? Apakah mereka masih bersekolah atau sudah bekerja?" Bila kita memiliki keluarga yang baik, tentu kita akan dapat bercerita dengan bangga. Namun, pernahkah Anda membayangkan bahwa Allah bisa bangga terhadap Anda dan keluarga Anda? Andaikan hal itu terjadi, Anda dan keluarga Anda pastilah istimewa.
Hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan dari bencana air bah yang mahadahsyat. Kita mungkin bertanya, apakah istimewanya keluarga ini? Nuh menonjol dan berbeda dari orang sezamannya karena ia benar dan tidak bercela. Nuh juga bergaul dengan Allah (6:9; 7:1). Hal ini berbeda sekali dengan keadaan dunia saat itu yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan (6:5, 11). Saya membayangkan bagaimana Nuh dan keluarganya menghadapi tekanan yang berat dan cemoohan karena tidak turut serta dalam kejahatan orang-orang pada zaman itu. Mungkin saja ia harus menanggung cercaan dan pengucilan. Ia mampu menghadapinya karena Allah memberinya kasih karunia (6:8).
Dunia yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan mengingatkan saya akan perkataan Yesus tentang akhir zaman. Yesus menyamakannya dengan zaman Nuh, masa ketika banyak orang terlena dalam kejahatan (Matius 24:37-39). Kita diminta waspada dan menjaga kesalehan hidup kita. Kita dapat belajar dari kisah Nuh. Oleh kasih karunia-Nya, biarlah keluarga kita hidup secara berbeda, menjadi terang bagi keluarga lain.
KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA HIDUP SECARA BERBEDA,
TIDAK TERLENA OLEH ARUS KEJAHATAN DUNIA
Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. (Kejadian 7:1)
Ketika saya berjumpa dengan teman lama, hampir selalu ada pertanyaan mengenai keluarga. Pertanyaan yang biasanya diajukan, "Berapa anakmu? Umur berapa saja? Apakah mereka masih bersekolah atau sudah bekerja?" Bila kita memiliki keluarga yang baik, tentu kita akan dapat bercerita dengan bangga. Namun, pernahkah Anda membayangkan bahwa Allah bisa bangga terhadap Anda dan keluarga Anda? Andaikan hal itu terjadi, Anda dan keluarga Anda pastilah istimewa.
Hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan dari bencana air bah yang mahadahsyat. Kita mungkin bertanya, apakah istimewanya keluarga ini? Nuh menonjol dan berbeda dari orang sezamannya karena ia benar dan tidak bercela. Nuh juga bergaul dengan Allah (6:9; 7:1). Hal ini berbeda sekali dengan keadaan dunia saat itu yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan (6:5, 11). Saya membayangkan bagaimana Nuh dan keluarganya menghadapi tekanan yang berat dan cemoohan karena tidak turut serta dalam kejahatan orang-orang pada zaman itu. Mungkin saja ia harus menanggung cercaan dan pengucilan. Ia mampu menghadapinya karena Allah memberinya kasih karunia (6:8).
Dunia yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan mengingatkan saya akan perkataan Yesus tentang akhir zaman. Yesus menyamakannya dengan zaman Nuh, masa ketika banyak orang terlena dalam kejahatan (Matius 24:37-39). Kita diminta waspada dan menjaga kesalehan hidup kita. Kita dapat belajar dari kisah Nuh. Oleh kasih karunia-Nya, biarlah keluarga kita hidup secara berbeda, menjadi terang bagi keluarga lain.
KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA HIDUP SECARA BERBEDA,
TIDAK TERLENA OLEH ARUS KEJAHATAN DUNIA
Kamis, 14 Maret 2024
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Ratapan 3:1-26 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:...
-
Kis 18:1-17 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari oran...
-
Matius 5 : 13 - 16 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Matius 5:14) Ketika aliran lis...
-
MAZMUR 15 : 1 - 5 Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung- Mu yang kudus? Yaitu dia...
-
Yosua 1:1-9 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah dipe...